Senin, 06 Desember 2010
Kemelut Demokrasi dan Monarki
Kalau beracun jangan dimakan
Kalau rakyat aman dan tenteram
Mengapa monarki dimasalahkan
Di bawah pohon ada bedil
Tak ada musuh jangan diledakkan
Kalau pemerintahan stabil dan adil
Mengapa monarki disengketakan
Angin berhembus seperti bisikan
Daun menjuntai seperti dasi
Kalau monarki tidak merugikan
Mengapa tidak diakomodasi
Semut hidup dalam koloni
Mencari makan di rerantingan
Kalau monarki bisa mengayomi
Mengapa dijadikan alat kepentingan
Di arena hiburan banyak paparasi
Datang menggunakan mobil mercy
Kalau demokrasi bisa beradaptasi
Mengapa dibikin seperti demo-crazy
Makassar, 1 Desember 2010
Drama Busyro dan Bambang
Dari kepmpong tumbuh berkembang
Di gedung Senayan politisi bergulat
Memilih Busyro atau Bambang
Kalau bertanding tarik-tambang
Janganlah tarik sambil bersuara
Memilih Busyro atau Bambang
Seperti sebuah pentas sandiwara
Kalau ingin memancing iklan
Janganla perahu dibikin bocor
Di luar masyarakat sudah pastikan
Siapa yang dipilih para legislator
Jalan berliku dan juga berbecek
Jangan gunakan kacamata riben
Buat apa bercapek-capek
Kalau akhirnya pilihan presiden
Tak tampak isinya kue peye
Jangan dipilih satu persatu
Kalau akhirnya pilihan Pak Beye
Mengapa membuang biaya dan waktu
Paket hadiah dalam bungkusan
Susu perasan dibungkus anyaman
Buysro terpilih sebelum keputusan
Ada yang aman, ada yang nyaman
Rayap dan tikus bermain di halaman
Pandai sembunyi di parit yang kotor
Ada yang aman, ada yang nyaman
KPK dikebiri mafia dan koruptor
Gunung berapi pasti erupsi
Kalau di perut tersimpan magma
Jangan coba-coba berbuat korupsi
Sekecil apapun terbalas karma
Makassar, 26 November 2010
Balada Pahlawan Devisa
Dimakan hewan tidak tersisa
Perempuan TKW bernasib tragis
Dibanggakan pemerintah pahlawan devisa
Lebah di pohon membuat sarang
Batang kering meranggas berdiri
Mencari nafkah ke negeri orang
Hidupi keluarga di negeri sendiri
Air keruh lambat mengalir
Jangan dikira obat mujarab
Dianiaya tragis bergilir-gilir
Hari ini di Malaysia, besok di Arab
Kalau memetik daun di ranting
Awas tubuh jatuh terbanting
Disirami air panas, bibir digunting
Menahan derita ada yang bunting
Memukul-mukul air di dulang
Paku di dulang sudah berkarat
Banyak kasus berulang-ulang
Pemerintah kita prihatin sesaat
Berduri-duri buah durian
Kalau enak dimakan lahap
Terbuka mata saat kejadian
Tertutup mata pada TKI gelap
Banyak hewan di peternakan
Kalau disuntik tak bisa merasa
TKW kita tak berpendidikan
Legislator belajar sambil tamasya
Di dalam kandang ular berbisa
Hewan lain dibuat mati
TKW menderita santuni devisa
Pajak 'digayus' sesuka hati
Dari Indonesia berlayar ke Malaysia
Jangan terapung dengan pelampung
Mari tegakkan martabat manusia
Nasib TKW jangan digantung
Makassar, 21 November 2010
Selasa, 16 November 2010
Berkorban dalam Kurban
Memberi salam sebelum berkata
Mari berkorban di Idul Kurban
Di tengah bencana dan air mata
Hadiah dibungkus gunakan pita
Kalau dibuka janganlah lama
Kurban membunuh kebintangan kita
Untuk berbagi kebaikan sesama
Di dalam karang banyak gurita
Ada gurita yang punya bisa
Kurban menyembelih keserakahan kita
Yang sering mengorbankan sesama manusia
Anak macan pandai menyusu
Anak singa pandai bermain
Kurban memotong gejolak nafsu
Yang sering merampas hak orang lain
Ada gunung di hamparan lahan
Ada pohon tak bisa bertahan
Kurban memutus hasrat berlebihan
Yang cinta harta dan lupa Tuhan
Kalau duduk di atas permadani
Jangan hanya pandai bicara
Kurban menyadarkan kerakusan hewani
Yang gemar mencuri uang negara
Angin berhembus di semua kawasan
Fatamorgana di tanah gundukan
Kurban ditentukan kadar keikhlasan
Jangan berkorban untuk kedudukan
Makassar, 16 November 2010
Gayus Jadi Pesulap
Kalau malam berkulit gelap
Gayus kembali membuat heboh
Di dalam tahanan bermain sulap
Kuda lapar makan lalap
Lalapan dikunyah bersama tali
Di dalam tahanan bermain sulap
Simsalabim ada di Bali
Tikus di tanah pandai menggali
Mencari-cari makanan manis
Simsalabim ada di Bali
Abakadabra nonton tenis
Dalam panci sayur ditumis
Sayur enak lidah dimanja
Abakadabra nonton tenis
Tertangkap kamera santai aja
Roti terhidang di atas meja
Tak mau makan nasi dan jagung
Tertangkap kamera santai aja
Rutan Brimob pura-pura bingung
Harta karun di atas gunung
Jadi rebutan sampai berdarah
Rutan Brimob pura-pura bingung
Kepala Polri katanya marah
Pandai menyedot si dukun gurah
Sambil gunakan air dan santan
Kepala Polri katanya marah
Langsung mencopot kepala rutan
Banyak emas di dalam hutan
Emas tersimpan di pohon pinus
Langsung mencopot kepala rutan
Katanya menikmati suapan Gayus
Di ranting pohon banyak bulus
Pandai mengunyah buah rambutan
Katanya menikmati suapan Gayus
Dari mesin ATM bernama rutan
Banyak hama babi hutan
Sudah ditembak tak mau lari
Dari mesin ATM bernama rutan
Buah reformasi di tubuh Polri?
Makassar, 14 November 2010
Obama Datang
Berita ditulis gunakan pena
Mister Obama kunjungi Jakarta
Jadi hiburan di tengah bencana
Banyak balon terapung-apung
Hanyut sampai di Samudera India
Anak Menteng katanya pulang kampung
Disambut orang-orang gila nostalgia
Kancil di rimba hidup nomaden
Tangkas berlari di muda usia
Anak Menteng jadi presiden
Seperti cita-cita anak Indonesia
Kalau bermain di Tanah Menteng
Jangan lupa membawa whisky
Obama suka bakso-nasi goreng
Kami memuja ayam kentucky
Ditiup angin pohon tak runtuh
Di bawah pohon acara pengantin
Pidato Obama tegas menyentuh
Piadato di sini curhat dan prihatin
Banyak ikan di Benua Asia
Bajak laut di Benua Afrika
Obama bagian dari Indonesia
Sudah lama milik Amerika
Kursi dirajut gunakan rotan
Rotan dibungkus dengan kain sutra
Obama menyihir kata dan perbuatan
Bukan beretorika menjaga citra
Makassar, 7 November 2010
Rabu, 27 Oktober 2010
Bencana
Dalam gulita tak ada lampu
Tak bisa jalan di tanah rawa
Di Mantawai tsunami menyapu
Ratusan orang kehilangan nyawa
Banjir menghemas dasar pondasi
Menerjang halaman merusak pagar
Di Jawa Merapi sedang erupsi
Nyawa dan harta terkubur lahar
Ikan di laut banyak terdampar
Semunya ingin berenang di kolam
Di Jakarta genangan air terhampar
Mobil-mobil mewah macet terendam
Cicak-cicak merayap di dinding
Sibuk mencari hinggapnya lalat
Di luar negeri DPR studi banding
Belajar etika dengan uang rakyat
Makassar, 27 Oktober 2010
DPR Belajar Etika
Banyak binatang kancil dan kadal
Banyak pula sapi dan kambing
DPR tidak kehabisan akal
Selalu punya alasan studi banding
Banyak bunglon di padi tegalan
Tak bisa diusir para petani
Agar bisa kesempatan jalan-jalan
Belajar etika di negeri Yunani
Pahit rasanya kopi arabika
Kalau diminum jangan seketika
Jalan-jalan sambil belajar etika
Mumpung DPR lagi krisis etika
Pakaian kusut harus disetrika
Kalau dicuci gunakan busa
Kalaulah sudah belajar etika
Belajarlah ilmu pandai merasa
Kalau ingin memburu rusa
Jangan sembunyi di balik benalu
Kalaulah sudah pandai merasa
Belajarlah ilmu merasa malu
Potong roti gunakan sembilu
Sambil makan minum susu
Kalaulah sudah punya rasa malu
Belajarlah ilmu menahan nafsu
Kuda berlari telinganya bisu
Melihat ke padang rumput tersaji
Kalaulah bisa menahan nafsu
Belajarlah juga menepati berjanji
Padi merunduk karena berbiji
Di tengah sawah ada melati
Kalaulah sudah menepati janji
Belajarlah juga rendah hati
Ingin sakit minumlah jamu
Agar tubuh tetaplah sehat
Kalaulah sudah cukup berilmu
Jangan royal dengan uang rakyat
Makassar, 23 Oktober 2010
Senin, 25 Oktober 2010
Kalah Gertak RMS
Jangan lupa singgah belanja
Memenuhi undangan Ratu Belanda
SBY berangkat menjelang senja
Burung berkicau di pohon cempaka
Terbang hinggap di bebatuan
Enam puluh lima tahun kita merdeka
Baru menerima surat pengakuan
Dalam ruangan mengalun lagu
Musik merdu kedengaran lantang
Dalam pesawat rombongan menunggu
SBY tampaknya belum juga datang
Perahu berlayar takkan kandas
Kalaulah layar bisa terangkat
Pesawat presiden tak lepas landas
Karena SBY tak mau berangkat
Banyak orang makan di kantin
Sambil makan bisa bercanda
SBY marah dan prihatin
RMS bikin sidang di Belanda
Menuntut ilmu di kota Leiden
Kalau perang belajar di Rusia
Katanya RMS menangkap presiden
Atas pelanggaran hak azasi manusia
Kalau keju dicampur selada
Enak rasanya tidak terasa
SBY batalkan lawatan ke Belanda
Antara ketakutan dan martabat bangsa
Ada garuda tergambar di dada
Ada gambar anak cicak
Karena membatalkan terbang ke Belanda
RMS dianggap berhasil menggertak
Elang terbang ke tengah lautan
Gugup memandang burung gelatik
Antara martabat bercampur ketakutan
SBY lupa kekebalan diplomatik
Makassar, 17 Oktober 2010
Teka-teki Calon Kapolri
Gembala memandu sambil berdiri
Di Medan sibuk menembak teroris
Presiden menimbang calon Kapolri
Duduk di atas tikar terhampar
Sambil gunakan kacamata riben
Para pengamat sibuk komentar
Calon Kapolri di kantong presiden
Pohon besar tumbuhnya rindang
Ditiup angin menari-nari
Setelah menimbang, menimbang, menimbang
Presiden usulkan calon Kapolri
Ikan diolah menjadi sarden
Bisa dimakan cucak rowo
Siapa gerangan usulan presiden
Nanan Sukarna dan Imam Sujarwo
Batang bambu tumbuh beruas
Malam hari hinggap kelelawar
Nanan dan Imam dari bursa Cikeas
Penghuni Senayan tawar menawar
Hewan melata tak pakai kaki
Kalau dikejar bisa berlari
Politisi dan pengamat berteka-teki
Siapa gerangan menjadi Kapolri
Besar batangnya pohon sagu
Bisa tumbuh di tanah berlembab
Nanan dan Imam sama-sama menunggu
Teka-teki merebak belum terjawab
Kursi rotan telah dirajut
Dirombak kembali ketika dianyam
Nanan dan Imam sama-sama terkejut
Terpental diseruduk si kuda hitam
Cahaya bulan diduga pagi
Duduk menunggu di dalam pendopo
Setelah menimbang dan menimbang lagi
Presiden pilih Timur Pradopo
Pungguk duduk memandang langit
Seperti ingin bernasib mujur
Si kuda hitam langsung melejit
Bagai memetik bintang timur
Kalau memanen buah nenas
Jangan dikarbit dengan merajam
Untuk memenuhi kehendak Cikeas
Pangkat melambung hitungan jam
Ban bocor bisa ditambal
Kalau robek tidak meletup
Calon Kapolri si calon tunggal
Bertemu DPR di ruang tertutup
Kuda dipacu tak mau berlari
Kalau di arena banyak suara
Aneh rasanya calon kapolri
Ujian DPR seperti sandiwara
Minyak kayu putih dari Pulau Buru
Tumpah di botol takkan harum
Banyak yang sangsi Kapolri baru
Mampu menumpas mafia hukum
Palu, 15 Oktober 2010
Senin, 27 September 2010
Membunuh Teroris, Teroris membunuh
Nyala api bagai jilatan
Kalau angin memberi hempasan
Terorisme terus mengancam keselamatan
Agama dibelokkan di jalan kekerasan
Di tengah gulita bunyi petasan
Ledakan di udara bagai kepakan
Berantas terorisme dengan kekerasan
Dendam dibalas dengan perampokan
Bom digunakan menangkap ikan
Terumbu karang hancur berantakan
Senjata digunakan melawan keyakinan
Jihad dijadikan semangat perlawanan
Kalau berbaris kaki dihentakkan
Tangan di pinggang ikut digoyangkan
Teror ledakan ke perampokan
Teroris dan perampok saling manfaatkan
Menangkap burung dengan jebakan
Perangkap dirusak hewan tangkapan
Tangkap teroris dengan tembakan
Polisi dibunuh dengan senapan
Kalau menunggang sapi karapan
Jangan berlari di luar pinggiran
Gagah perkasa densus delapan-delapan
Berantas terorisme jangan sendirian
Racun dikirim lewat bungkusan
Jangan dikira bingkisan makanan
Terosisme butuh pendekatan kemanusiaan
Jangan bertindak sesuai pesanan
Ayam terkurung dalam kurungan
Melihat burung terbang di awan
Berantas teroris dengan peperangan
Terorisme tumbuh bagaikan cendawan
Ular kobra membiak di hutan
Kalau malam merayap ke halaman
Terorisme musuh kemanusiaan
Harus dihadapi secara bersamaan
Makassar, 23 September 2010
Kamis, 23 September 2010
Tuhan Dibakar dan Ditusuk
Kalau di tanah racun merasuk
Di Amerika Qur'an dibakar
Di Bekasi pendeta ditusuk
Lipan sembunyi dalam jerami
Kalau menggigit tersengat bisanya
Amarah membara buta nurani
Ajaran Tuhan dibakar fisiknya
Lintah di semak mencari darah
Kalau menggigit besar tubuhnya
Keyakinan disekap dengan amarah
Gembala Tuhan ditusuk fisiknya
Jangan mengganggu ular berbisa
Kalau berada di tanah petakan
Agama memandu hidup manusia
Mengapa keyakinan disengketakan
Matahari sinari penjuru dunia
Jangan melihat sambil berbalik
Satu Tuhan untuk semua
Mengapa agama dijadikan konflik
Di hutan pohon tumbuh sendiri
Tempat hewan mencari makan
Surga dan neraka ditentukan sendiri
Mengapa keimanan dipaksakan
Lampu pelita nyalanya redup
Karena diisi minyak yang busuk
Kalau menghendaki keselamatan hidup
Janganlah Tuhan dibakar ditusuk
Sinjai, 13 September 2010
Legislator Hight Cost
Jangan membaca ayat-ayat
Saat caleg berkampanye
Berjanji memenuhi kesejahteraan rakyat
Buang kertas di tumpukan sampah
Dikerumuni semut dan lalat
Saat berkampanye berani bersumpah
Akan berjuang demi rakyat
Dalam parit terlihat kotor
Tiang besi kelihatan berkarat
Saat menjadi calon legislator
Seluruh napasnya atasnamakan rakyat
Di pinggir pantai banyak nelayan
Masih banyak hidup melarat
Ketika terpilih bertahta di Senayan
Mulai menguras uang rakyat
Emas tersimpan di batu cadas
Banyak menggali gunakan alat
Ketika menjadi wakil yang cerdas
Jago argumen tuk pakai uang rakyat
Kalau duduk di tempat keramat
Daging sesaji disayat-sayat
Saat menjadi lagislator terhormat
Bernapas pun dilayani dengan uang rakyat
Masak gulai dan sambal terasi
Semua makanan habis diembat
Demi kenyamanan berlegislasi
Bangun gedung mewah dengan uang rakyat
Banyak cangkang kepiting dan udang
Mencengkram mangsa langsung melumat
Agar maksimal bikin undang-undang
Peknik luar negeri dengan uang rakyat
Melihat hantu katanya ghost
Hantu-hantuan terus bergulat
Wakil-wakil kita, legislator hight cost
Bersenang di atas penderitaan rakyat
Makassar, 16 September 2010
Selasa, 07 September 2010
Idul Fitri, Jagalah Puasa
Di sungai membiak ikan patin
Setelah berpuasa sebulan penuh
Mohon maaf lahir dan batin
Kalau hendak makan di kantin
Jangan sembunyi dalam ruangan
Mohon maaf lahir dan batin
Jangan hanya jabat di tangan
Kembang tumbuh di pekarangan
Daunnya rimbun dan hijau
Jangan hanya jabat di tangan
Jangan hanya pakaian berkilau
Sawah dibajak pakai kerbau
Menanam padi dan tanam talas
Jangan hanya pakaian berkilau
Zakat dan sedekah tulus dan ikhlas
Air bening di dalam gelas
Jangan dicelup besi batangan
Zakat dan sedekah tulus dan ikhlas
Agar yang miskin juga nikmati kemenangan
Banyak lumpur dalam kubangan
Banyak lumut yang melapisi
Agar yang miskin juga nikmati kemenangan
Jangan bersedekah demi gengsi
Banyak ulat di daun trembesi
Akar tak bisa menahan abrasi
Jangan bersedekah demi gengsi
Bersihkan pemberian dari sumber korupsi
Minyak pelumas tumpah di garasi
Ada bensin yang tersisa
Bersihkan pemberian dari sumber korupsi
Agar berpuasa tidak sia-sia
Kapal berlayar ke andalusia
Ditimpa badai layar tersangkut
Agar puasa tidak sia-sia
Jagalah puasa sampai Ramadhan berikut
Makassar, 7 September 2010
Senin, 06 September 2010
Legislator di Awan
Tokoh antagonis anak perawan
DPR kita membangun gedung
Mewah menjulang di awa-awan
Di televisi cerita si Komo
Anak yang nonton minta jajanan
Untuk tidak terusik demo
Legislator berkantor di atas awan
Anak muda kenakan dasi
Di tepi laut mainkan kail
Kalau penat di rapat komisi
Legislator berenang sambil ngemil
Di atas meja santap nasi
Sedang makan jangan disapa
Kalau capek terima aspirasi
Legislator berendam di kolam spa
Buah ranum masak sempurna
Jatuh tersangkut di tiang menara
Kalau ngantuk di rapat peripurna
Ada kamar bebas kamera
Pohon lebat sembunyi bulus
Saat melompat tak ada bayangan
Kalau wajah sedikit tak mulus
Legislator dirawat di salon kayangan
Simpan buah dalam kulkas
Diikat rapi tali-temali
Agar pikiran tak terkuras
Legislator dilayani banyak staf ahli
Anak raja tampan rupawan
Mencari bayangan di lumpur rawa
Gedung mewah di atas awan
Para legislator bagaikan dewa
Banyak penduduk di tanah Jawa
Jago sulap dan bela diri
Para legislator bagaikan dewa
Yang dilayani para bidadari
Mawar berbunga batang berduri
Kalau dipetik jangan sendiri
Para legislator dilayani bidadari
Rakyat yang diwakili mati berdiri
Batu bergulir di tanah yang landai
Menimpa badan tidak terasa
Legislator kita merasa pandai
Tapi tidak pandai merasa
Tanam pohon di atas lahan
Pohon menimpa para petani
Legislator kita manusia pilihan
Tinggi kecerdasan minus nurani
Makassar, 4 September 2010
Banyak Perampok
Pandai merayap dalam selokan
Aparat hukum tidak bisa berkutik
Di mana-mana aksi perampokan
Hewan liar butuhkan pakan
Kalau ditangkap pakai perangkap
Di mana-mana aksi perampokan
Banyak pelaku tak bisa ditangkap
Tumpukan kertas berangkap-rangkap
Kalau berat tak bisa diangkat
Banyak pelaku tak bisa ditangkap
Perampok selalu gegerkan masyarakat
Banyak yang bangga kalau berpangkat
Seperti gagak kepakkan sayap
Perampok selalu gegerkan masyarakat
Aksi koruptor mulus dan senyap
Korba di padang pandai merayap
Mencari mangsa di batu tepian
Aksi koruptor mulus dan senyap
Penegak hukum dapat bagian
Kalau berjalan di semak dan hutan
Badan diincar berbagai lintah
Penegak hukum dapat bagian
Kalau ketahuan pandai membantah
Tupai makan kelapa mentah
Buah di pohon tidak tersisa
Kalau ketahuan pandai membantah
Proses hukum bisa direkayasa
Banyak tikus tak bisa merasa
Kalau banyak makanan harum
Proses hukum bisa direkayasa
Keadilan ditentukan mafia hukum
Bunga bangkai berkuntum-kuntum
Tangkai berdiri seperti patok
Keadilan ditentukan mafia hukum
Koruptor pandai dan nyaman merampok
Makassar, 1 September 2010
Sabtu, 28 Agustus 2010
Serumpun Sengketa
Di bawah kolong ada hewan melata
Bersama-sama bangsa serumpun
Satu jazirah subur sengketa
Daun di dahan hendaklah layu
Kalau benalu selalu membalut
Bersama-sama bumi Melayu
Amarah membara gampang tersulut
Anak belia menjalin karib
Untuk mencari banyak kerabat
Sesama jiran sesama nasib
Janganlah saling singgung martabat
Perahu tertambat di tepi dermaga
Penumpang jenuh berlama-lama
Kalau persaudaraan hendak dijaga
Pagar batas disepakati bersama
Kapal berlayar tujuan searah
Bersama-sama pandai berlomba
Negeri serumpun satu sejarah
Tangkallah laknat yang mengadu-domba
Nasi dimasak menjadi bubur
Uap di kuali menjadi embun
Di timur tengah hancur lebur
Karena peperangan bangsa serumpun
Di lahan banyak kembang jepun
Banyak jerami merambat di sulur
Mari merawat samagat serumpun
Bara perbatasan jangan diulur
Makassar, 26 Agustus 2010
Selasa, 17 Agustus 2010
Merdeka
Rumah impian nan menawan
Hari ini hari merdeka
Terima kasih wahai pahlawan
Harum baunya buah nagka
Kalau masak jatuh mendera
Hari ini hari merdeka
Kami sibuk upacara bendera
Warna balon yang beraneka
Bergerak-gerak merangkai gaya
Hari ini hari merdeka
Kami nyanyikan Indonesia Raya
Patung di taman bagai boneka
Kalau dilihat seperti berbicara
Hari ini hari merdeka
Kami hafal dasar negara
Kalau ingin membuat koteka
Jangan gunakan buah yang langka
Hari ini hari merdeka
Rasa-rasanya belum merdeka
Alangka panas api neraka
Pedih rasanya tertusuk jarum
Hari ini hari merdeka
Kami terjajah mafia hukum
Kalau mencari malapetaka
Perahu berlayar jangan dibocor
Hari ini hari merdeka
Negeri kami dijajah koruptor
Tangkas nian para karateka
Pandai juga bermain gasing
Hari ini hari merdeka
Sumber daya alam dikuras asing
Kalau ingin menulis angka
Jangan tangan menyebar kuman
Hari ini hari merdeka
Keyakinan mengancam keberagaman
Pergi mencari buah semangka
Padih rasanya lapar di lambung
Hari ini hari merdeka
Harga sembako terus melambung
Ulat bukan binatang langka
Daun dan buah pun dihabisi
Hari ini belum merdeka
Mari berperang melawan korupsi
Makassar, 17 Agustus 2010
Jagalah Indra
Bisa dipakai usir serangga
Jagalah indra dalam puasa
Jangan bergunjing aib tetangga
Di pinggir hutan banyak rusa
Ada serigala meraung-raung
Jagalah indra dalam puasa
Jangan dengarkan kabar burung
Banyak kue aneka rasa
Banyak terbuat dari air santan
Jangalah indra dalam puasa
Harum gorengan usahlah bayangkan
Nyamuk dihalang kawat kasa
Semut merayap tanpa permisi
Jangalah indra dalam puasa
Kurangi tontonan sinetron di tivi
Ular di rawa banyak berbisa
Jangan sampai menggigit otot
Jagalah indra dalam puasa
Ada rok pendek jangan melotot
Palu, 15 Agustus 2010
Rabu, 11 Agustus 2010
Ramadhan
Berenang-renang sampai terbalik
Ramadhan hamparkan peluang kebaikan
Mari merangkai perbuatan yang baik
Pohon berdiri kokoh dan kuat
Daunnya rimbun bagai gumpalan
Ramadhan menguji keihklasan berbuat
Jangan beramal karena imbalan
Tupai di pohon makan sendiri
Dedaunan jatuh seperti tissu
Ramadhan menguji pengendalian diri
Puasa berperang melawan nafsu
Kerbau makan di dahan-dahan
Kalau mengunyah tak bisa merasa
Ramadhan limpahkan medan ampunan
Jangan bertobat sebatas puasa
Mutiara dirajut dalam untaian
Tersimpan rapi di dalam peti
Ramadhan limpahkan kemuliaan
Mari beramal dengan rendah hati
Tumbuh rimbun pohon cempaka
Kembang mekar berbalut satin
Ramadhan menguji rasa dan peka
Amal tak bedakan kaya dan miskin
Keluarnya lahar karena erupsi
Gunung meletus tak bisa ditahan
Ramadhan mengurangi perbuatan korupsi
Korupsi beramal pun dibenci Tuhan
Angin melesat bagai panahan
Kadang bunyinya terdengar indah
Ramadhan bukan sekadar menahan
Jagalah mata telinga dan lidah
Makassar, 11 Agustus 2010
Jumat, 06 Agustus 2010
Manajemen Aspirasi ala Senayan
Kalau melihat hamburan nasi
Legislator Senayan sangat kreatif
Seluruh napas atas nama aspirasi
Mesin diesel gunakan busi
Selalu terparkir dalam garasi
Setelah menuntut dana aspirasi
DPR meminta rumah aspirasi
Di pasar malam banyak jualan
Dari pakaian sampai terasi
Agar penuhi hasrat jalan-jalan
DPR minta wisata aspirasi
Bola kelereng bisa dijalin
Kalau duduk di atas kursi
Agar terhindar debu dan angin
DPR minta mantel aspirasi
Tumbuh berjejer pohon serikaya
Dari tanah dan tembok pondasi
Agar lancar di jalan raya
DPR minta patroli aspirasi
Akses intenet dengarkan musik
Banyak warnet tak beroperasi
Agar istirahat nyaman dan asyik
DPR minta hotel aspirasi
Meja makan dibuat bundar
Suasana makan seperti ilusi
Agar sehat, segar, dan bugar
DPR minta fitnes aspirasi
Burung camar dan burung punai
Pandai terbang berimigrasi
Agar tak repot bawa uang tunai
DPR minta ATM aspirasi
Tanah negara dan tanah ulayat
Tanah di pantai tergerus abrasi
Agar tak terganggu pikirkan rakyat
DPR minta satpam aspirasi
Korek api gunakan pemantik
Terbuat dari kayu dan besi
Agar rapih, gagah dan cantik
DPR minta salon aspirasi
Dalam tulang ada sum-sum
Kalau tak masak akan basi
Agar stabil makan dan minum
DPR minta kuliner aspirasi
Ikan bandeng dan ikan teri
Kalau makan tertusuk gusi
Agar terhindar virus dan bakteri
DPR minta masker aspirasi
Anak muda pandai begadang
Kalau ada makanan bergizi
Agar tak ngantuk saat bersidang
DPR minta kopi aspirasi
Dalam semak banyak ular
Anak ayam pun dihabisi
Agar terhindar penyakit menular
DPR minta faksin aspirasi
Kain katun dibuat dasi
Agar bisa menyerap keringat
DPR perkuat serap aspirasi
Yang dirserap kok uang rakyat
Makassar, 4 Agustus 2010
Senin, 02 Agustus 2010
Wakil Rakyat yang Pandai
Wakil rakyat tak pikirkan rakyat
Burung gagak dan burung perkutut
Wakil rakyat hanya menuntut
Tukang kayu pandai memahat
Wakil rakyat tidur di rapat
Burung berkicau di atas menara
Wakil rakyat pandai berbicara
Banyak keledai hendak binasa
Wakil rakyat tak pandai merasa
Ombak pecah di pinggir pantai
Wakil rakyat mengurus partai
Banyak semut mencari pemanis
Wakil rakyat mengurus bisnis
Berebutan mandi di air pancoran
Wakil rakyat menjadi calo angaran
Pandai berlomba di jalan tikungan
Waki rakyat bersuara karena kepentingan
Tanah warisan dan tanah ulayat
Wakil rakyat pandai atasnamakan rakyat
Makassar, 31 Juli 2010
Jumat, 30 Juli 2010
Jadilah Rahmat bagi Alam Semesta
Di atas karang ada hempasan
Jelang puasa bulan ampunan
Mengapa di Kuningan ada kekerasan
Dalam laut membiaknya ikan
Kerusakan terumbu jangan diabaikan
Agama menjadi sumber kebaikan
Mengapa keyakinan dipaksa-paksakan
Kalau berlabuh di pelabuhan
Janganlah jangkar dibuang terbalik
Kebanaran mutlak milik Tuhan
Mengapa pemahaman jadi sumber konflik
Merpati terbang di rerantingan
Dari kejauhan diintai gagak
Tuhan penilai perbedaan keyakinan
Mengapa manusia memaksakan kehendak
Indahnya pohon berbanyak dahan
Kalau menghiasi berbagai halaman
Tuhan rahmatkan aneka perbedaan
Mengapa manusia menolak keragaman
Kembang di taman jatuh berserakan
Kalau tumbuh di wadah yang salah
Tuhan karuniakan pentunjuk kebaikan
Mengapa fatwa timbulkan masalah
Sungguh elok negeri Indonesia
Kalau kemakmuran bisa terpenuhi
Agama memandu keselamatan manusia
Mengapa umat saling memusuhi
Oase di gurun jadikan percikan
Bagikanlah semua adil merata
Tegakkan agama jadi sumber kebaikan
Jadikanlah rahmat bagi alam semesta
Makassar, 30 Juli 2010
Selasa, 27 Juli 2010
Antusias di Reses, Tidur di Rapat
Jumat, 23 Juli 2010
Wahai Anakku Anak Indonesia
Bisa ditempati menuntut ilmu
Wahai anakku anak Indonesia
Jangan sedih melihat negerimu
Di dalam taman bersuka ria
Ada rusa dan burung angsa
Wahai anakku anak Indonesia
Tesenyumlah kau penentu bangsa
Burung di udara panjang usia
Terbang bebas tak sia-sia
Wahai anakku anak Indonesia
Bermimpi dan bertekadlah jadi manusia
Kalau melihat ular berbisa
Hendaklah diam seperti patung
Wahai anakku anak Indonesia
Janganlah dendam temanmu beruntung
Air di tempayan tidak tersisa
Dalam bak busa mengambang
Wahai anakku anak Indonesia
Kaulah generasi pembayar utang
Padi di sawah tidak tersisa
Tanamlah jagung di lahan tegalan
Wahai anakku anak Indonesia
Janganlah iri pada sekolah unggulan
Tunas di pohon bisa binasa
Kalau tak bisa tahan hempasan
Wahai anakku anak Indonesia
Tabahlah hadapi aneka kekerasan
Tikus makan tidak tersisa
Makanan enak sampai yang basi
Wahai anakku anak Indonesia
Doakan ayahmu berhenti korupsi
Kalau buah masih tersisa
Janganlah makan buah terong
Wahai anakku anak Indonesia
Nasihati ibumu agar tak serong
Ayam jantan tak bisa perkasa
Sembarang makan jadinya lumpuh
Wahai anakku anak Indonesia
Ajaklah ayahmu jangan selingkuh
Ada candu yang tidak terasa
Banyak makanan tidak bergizi
Wahai anakku anak Indonesia
Jangan terpengaruh sinteron di tivi
Banyak harta tidak tersisa
Kalau nurani tidak berfungsi
Wahai anakku anak Indonesia
Jangan lanjutkan warisan korupsi
Di hutan rimba ada rusa
Banyak harimau terus mengaum
Wahai anakku anak Indonesia
Jangan bercita-cita mafia hukum
Semut berbaris dengan perkasa
Kalau sawah sedang dipanen
Wahai anakku anak Indonesia
Hari ini pemulung, besok presiden
Makassar, 23 Juli 2010
Rabu, 21 Juli 2010
Bertengkar-tengkar Pendekar Hukum
Di kubangan banyak buaya ditangkar
Keadilan hukum terombang-ambing
Pendekar hukum lagi bertengkar
Burung beo di dalam sangkar
Suaranya keras merambat-rambat
Pendekar hukum lagi bertengkar
Semua merasa benar dan hebat
Kereta berjalan tak bisa lambat
Bunyinya gaduh jadi irama
Semua merasa benar dan hebat
Kitab undang-undang jadi lakon drama
Buah durian menebar aroma
Ada angin jatuh terhempas
Kitab undang-undang jadi lakon drama
Masyarakat bingung saksikan pentas
Kalau ingin menulis di kertas
Jangan pena berganti jarum
Masyarakat bingung saksikan pentas
Pakar dan pengak bersilat hukum
Mekar bunga berkuntum-kuntum
Tak bisa menyebar harum mewangi
Pakar dan penegak bersilat hukum
Di atas panggung saling telanjangi
Di puncak gunung ada pelangi
Di pohon-pohon ada benalu
Di atas panggung saling telanjangi
Semunya telanjang tapi tak malu
Di atas meja patah palu
Kalau paku ingin diraup
Semuanya telanjang tapi tak malu
Tanda keadilan sudah terkorup
Makassar, 21 Juli 2010
Jumat, 16 Juli 2010
Harga Barang vs Harga Diri
Selasa, 13 Juli 2010
Koperasi
Kalau tanam buah kurma
Janganlah bibit disimpan di kamar
Kalau ingin makmur bersama
Bangunlah koperasi baik dan benar
Kalau ingin menyusun irama
Susunan notasi diubah nama
Jangan koperasi milik bersama
Dimiliki pengurus hancur bersama
Kalau ingin ciptakan rasa
Bumbu dicampur dalam busa
Janganlah koperasi unit desa
Wadah korupsi uang di desa
Kalau memberi makan ayam
Simpan makanan di atas anyaman
Janganlah koperasi simpan pinjam
Pengurus korupsi semua pinjaman
Kalau ingin menanam cendawan
Hindari percikan kapur barus
Janganlah koperasi karyawan
Uang karyawan ATM pengurus
Kalaulah ingin bersihkan lemari
Keluarkan semua di bawah kolong
Janganlah koperasi pegawai negeri
Gaji dipotong pejabatnya nyolong*
Kalau ingin mencari makanan
Anak ayam lewati pematang
Janganlah koperasi tani dan nelayan
Anggotanya miskin dililit utang
Kalau ingin membuat ledakan
Bunyi dibuat seperti erupsi
Jangalah koperasi-koperasi dadakan
Karena ada peluang korupsi
Kalau melihat matahari bersinar
Janganlah jari menutup mata
Bangunlah koperasi baik dan benar
Ingat wasiat Mohammad Hatta
Makassar, 12 Juli 2010
* nyolong = curi
Jumat, 09 Juli 2010
Meneror Tempo dan ICW
Udara dihirup terasa asin
Beritakan rekening perwira polisi
Majalah Tempo dibom bensin
Kalau ingin memanjat menara
Jangan pinggang diselip parang
Membongkar kasus rekening perwira
Aktivis ICW dibacok orang
Berburu rusa di dalam hutan
Jangan gunakan sepeda motor
Rakyat bingung dan ketakutan
Negara hukum andalkan teror
Gambar harimau di kertas lembaran
Gantungan diikat tali rafia
Teror mengintai tindak kebenaran
Itulah ciri republik mafia
Dalam kubuangan tempat yang kotor
Ada rebutan membuang jala
Kalau hukum dikendalikan koruptor
Intimidasi dan teror merajalela
Kalau mogok kendaraan bermotor
Jangan digosok minyak kemiri
Alangkah naifnya perbuatan teror
Tak sadar menggali kubur sendiri
Makassar, 9 Juli 2010
Kamis, 08 Juli 2010
Satpol PP Bersenjata
Diam-diam sembunyi di pantai
Ada apa dengan Depdagri
Satpol PP dipersenjatai
Kalau ingin memakai rantai
Jangan diikat dengan celurit
Satpol PP dipersenjatai
Pegawai ketertiban atau prajurit
Banyak lintah dalam parit
Banyak megintai hewan melata
Pegawai ketertiban atau prajurit
Pentungan kayu berganti senjata
Kotak kaleng indah ditata
Banyak nyamuk jadikan sarang
Pentungan kayu berganti senjata
Gusur pedagang merasa berperang
Kalau ingin membuat kandang
Jangan pelihara hewan buruan
Gusur pedagang merasa berperang
Makin beringas di eksekusi bangunan
Lalat bertengger di atas ayunan
Di atas dinding cicak mengancam
Makin beringas di eksekusi bengunan
Warga sipil makin terancam
Di tepi pantai membuat garam
Garam dijemur dalam tambak
Warga sipil makin terancam
Satpol PP bisa salah tembak
Bongkar bangunan dengan merombak
Tak ada alat gunakan raga
Satpol PP bisa salah tembak
Keker ke udara, nyasar ke warga
Panas terik terasa dahaga
Kalau perut tidak terisi
Keker ke udara nyasar ke warga
Bangga bersaing dengan polisi
Kalau makan kue berisi
Jangan lidah menyapu rata
Bangga bersaing dengan polisi
Sama-sama punya senjata
Membaca buku dengan kacamata
Jangan duduk di atas pasir
Sama-sama punya senjata
Satu profesional, satu amatir
Makassar, 8 Juli 2010
Selasa, 06 Juli 2010
Sepak bola-bola liar
Ada yang gembira dan gerogi
Aksi kulit bundar hipnotis dunia
Masyarakat bumi berpesta judi
Daun jatuh di dalam parit
Tak kan elok dipandang mata
Fanatik bintang dan keseblasan favorit
Banyak petaruh kehilangan harta
Banyak anak bersuka ria
Ada yang sedih dan menepuk dada
Adu taktik di Piala Dunia
Adu kelihaian menangkan pilkada
Pandai menggambar lewat pola
Gambar terpampang di atas pilar
Pemain sepakbola mainkan bola
Politisi mainkan bola-pola liar
Buat menuman gunakan ragi
Kalau diminum rasa sensasi
Di lapangan hijau beradu strategi
Wakil-wakil rakyat berargumentasi
Burung gagak terbang di awan
Marah melihat elang yang ceria
Kesebelasan Piala Dunia mengalahkan lawan
Polri berusaha mengalahkan media
Banyak lumpur dalam kubangan
Bercampur dengan lumpur galian
Pelatih sepak bola memenangkan pertandingan
Koruptor berjuang memenangkan pengadilan
Pandai berlari kuda tunggangan
Kalau berada di lapangan khusus
Suporter meneror dari luar lapangan
Mafia dan markus merekayasa kasus
Duduklah raja di tirai jeruji
Mengharap prajurit yang gagah berani
Pemain bintang disanjung dan dipuji
Pejabat yang selebritis menuntut dilayani
Makassar, 6 Juli 2010
Sabtu, 03 Juli 2010
Ledakan-ledakan Tabung Gas
Berjejer di pinggir jalan tanjakan
Masyarakat hangus silih-berganti
Konversi minyak tanah berbuah ledakan
Kalau ingin memetik kapas
Jangan potong gunakan badik
Pemerintah berambisi gunakan gas
Masyarakat dipaksa tanpa dididik
Berjejer-jejer penjual emas
Disimpang jalan dan perempatan
Setiap hari ada korban gas
Perusahaan asuransi cari kesempatan
Pedih rasanya disayat sembilu
Geli rasanya kalau digelitik
Konversi minyak tanah menjelang pemilu
Tabung dan selang saluran politik
Harum baunya kayu cendana
Pohon jati tumbuh berbaris
Ledakan gas di mana-mana
Bersaing dengan ledakan teroris
Mencari makan ternak unggas
Ada yang mati di bawah lumbung
Minyak tanah berganti gas
Rakyat tak mampu beli tabung
Dalam kuali menggoreng jagung
Jagung terpental di atas batu
Rakyat tak mampu beli tabung
Tambung gratis jadi bom waktu
Buah terong dan buah kubis
Buah labu dan buah sirsak
Kalau gas tiba-tiba habis
Rakyat miskin tak bisa masak
Banyak kambing hasilkan susu
Kambing hitam ikut terseret
Selang dan tabung dibikin palsu
Pemerintah salahkan cincin karet
Kalau membuat perahu gabus
Jangan gabus disusun bersambung
Setelah rakyat banyak yang hangus
Pemerintah sadar perbaiki tabung
Pemain drama beraksi di panggung
Penonton terasa ikut melambung
Pemerintah sadar perbaiki tabung
Perusahaan siapa yang monopoli tabung
Di atas laut arena pelayaran
Angin bertiup dari buritan
Konversi minyak tanah jadi pelajaran
Program pemerintah janganlah instan
Makassar, 2 Juli 2003
Kamis, 01 Juli 2010
Rekening ''Battala'' Perwira Polisi *
Kalau berjalan jangan berisik
Berita di Tempo mengeritik polisi
Mabes Polri merasa terusik
Dingin menusuk ke pori-pori
Jangan sembunyi dalam bilik
Kalau tulus memperbaiki Polri
Jangan geram menerima kritik
Air berlumpur mengalir ke muara
Air bening tidak kentara
Rekening gemuk para perwira
Rekening celengan para bintara
Burung pemangsa tak bersuara
Kalau terbang tak kenal batas
Rekening celengan para bintara
Beban tak resmi setoran ke atas
Pohon pisang buahnya ranum
Kalau panen jangan dibalik
Rekening gemuk rahasia umum
Sangat sedikit polisi yang baik
Kucing makan di suasana hening
Ayam makan berhimpitan
Perwira polisi bergelimang rekening
Polisi lapangan andalkan sempritan
Pinggir selokan banyak nyamuk
Kalau menggigit pedih rasanya
Publik mengutuk rekening gemuk
Polisi yang baik tersayat hatinya
Kalau menjahit kantong celana
Jangan simpan patahan jarum
Dari mana aliran dana
Dari markus dan mafia hukum
Simpan makanan di tempat jorok
Jangan sampai dimakan hama
Polri kita sedang bobrok
Mari benahi bersama-sama
Kalau ingin mengikat pasak
Jangan gunakan tali yang lusuh
Polri lindungi polisi yang rusak
Polisi yang baik dianggap musuh
Padi di sawah mulai berisi
Jangan sampai tikus menjarah
Bersama-sama membenahi polisi
Kalau dikritik janganlah marah
Makassar, 1 Juli 2010
* Battala bahasa Makassar artinya gemuk
Rabu, 30 Juni 2010
DPR Mau Jadi Pengelola Uang Negara
Mencari mangsa berbagai cara
Alangkah agresifnya DPR kita
Mau mengelola uang negara
Pandai terbang serangga lalat
Kalau di meja terhidang nasi
DPR mengelola uang rakyat
Lewat terobosan dana aspirasi
Duduk enak di atas kursi
Kalau melompat kursinya patah
Meraup dana berbungkus aspirasi
DPR merebut fungsi pemerintah
Di tanah rawa banyak lintah
Menggigit rumput dan juga besi
Kalau DPR 'menjadi' pemerintah
Siapa perencana, siapa yang mengawasi?
Kalau ingin makan terasi
Jangan iris dengan sembilu
Untuk apa dana aspirasi?
Untuk rakyat atau pemilu
Tumbuh subur pohon trembesi
Biar ditebang tak kan mati
Dana aspirasi tidak diawasi
Gunakan uang rakyat sesuka hati
Makan daging disayat-sayat
Kalau dibakar di api membara
DPR menjadi wakil rakyat
Tak puas dilimpahi fasilitas negara
Makassar, 30 Juni 2010
Senin, 28 Juni 2010
Pejabat
Mau jadi bupati janganlah curang
Pohon subur tumbuh di lahan
Pemimpin sejati menerima kekalahan
Tak ingin berjalan seperti mayat
Jangan hianati aspirasi rakyat
Kalau makan sambil meludah
Jangan berpolitik di ujung lidah
Di ruang makan bermain raga
Jabatan bukan untuk keluarga
Tiang yang kokoh tegak berdiri
Pejabat yang baik tidak perkaya diri
Jangan sembunyi di bawah kolong
Pejabat yang baik tidak berbohong
Menyimpan bau bisa terasa
Pejabat yang korup akan binasa
Subur dan nyaman di hutan ulayat
Pejabat yang baik dicintai rakyat
Bunglon sembunyi di dahan-dahan
Tindakan pejabat disaksikan Tuhan
Makassar, 28 Juni 2010
Sabtu, 26 Juni 2010
Rusuh Pilkada
Jatuh menerpa padang luas
Habis pilkada perhitungan suara
Banyak pemilih merasa tak puas
Di hutan banyak binatang buas
Ada yang melompat sampai jatuh
Banyak pemilih merasa tak puas
Para kandidat saling menuduh
Kapal berlayar hendak berlabuh
Nakoda mabuk menabrak galangan
Para kandidat saling menuduh
Katanya pilkada penuh kecurangan
Kancil mandi dalam kubangan
Bersandar sejenak di pohon pakis
Katanya pilkada penuh kecurangan
Para tim sukses bertindak anarkis
Menggali tanah gunakan linggis
Bisa digunakan menunggu musuh
Para tim sukses bertindak anarkis
Protes diwujudkan perbuatan rusuh
Daun tumbuhan kelihatan lusuh
Seperti hewan yang tak pernah minum
Protes diwujudkan perbuatan rusuh
Membakar kantor dan fasilitas umum
Kalau ingin menusuk jarum
Jangan gunakan kain berlapis
Membakar kantor dan fasilitas umum
Proses demokrasi tidak demokratis
Pahit rasanya kue lapis
Berwarna-warni seperti bendera
Proses demokrasi tidak demokratis
Ada yang halalkan semua cara
Makassar, 26 Juni 2010
Rabu, 23 Juni 2010
Pemilukada
Mobil tua harus diganti
Hari ini pemilukada Sulsel
Sepuluh daerah memilih bupati
Banyak bunglon di hutan jati
Berlomba-lomba merayap naik
Sepuluh daerah memilih bupati
Semua calon mengaku terbaik
Daun talas tumbuh terbalik
Jatuh menyentuh di atas onggokan
Semua calon mengaku terbaik
Rakyat memilih sesuai sogokan
Buang sampah dalam selokan
Sampah bercampur dengan biji
Rakyat memilih sesuai sogokan
Sebagian memilih karena janji
Tepung sagu dibuat kanji
Untuk menjadi alat peraga
Sebagian memilih karena janji
Ada yang memilih karena keluarga
Kalau bermain sepak raga
Harus siap turun berlaga
Ada yang memilih karena keluarga
Ada bersengketa dengan keluarga
Jalan berkelok di Kecamatan Camba
Jalanan sempit kendaraan padat
Ada bersengketa dengan keluarga
Demi menangkan para kandidat
Batu cadas benda padat
Dipukul dengan besi berkarat
Demi menangkan para kandidat
Kandidat yang kalah memukul jidat
Di atas lantai banyak lalat
Ada yang diam dan berterbangan
Kandidat yang kalah memukul jidat
Kandidat menang menghitung kerugian
Semut berlomba dalam barisan
Berebutan makanan di atas busa
Kandidat menang menghitung kerugian
Rencanakan laba saat berkuasa
Makassar, 23 Juni 2010
Sabtu, 19 Juni 2010
Kata Orang
Abrasi di pantai karena arus
Kalau menghindari perbuatan korupsi
Kata orang, itu tak gayuuus
Buah terong ditusuk jarum
Patah terlempar di atas kerikil
Kalau tak mengoleksi perbuatan mesum
Kata orang, itu tak ariiil
Lagu rock diiringi piano
Notasi lagu tak ada di buku
Kalau tak eksploitasi berita porno
Kata orang, itu tak laku
Kantong plastik berbunyi kresek
Tak bisa disimpan di pinggir jalan
Kalau tak nonton video esek-esek
Kata orang, itu ketinggalan
Orang gila duduk di bilik
Malihat orang dengan tertawa
Kalau tak persulit layanan publik
Kata orang, itu tak berwibawa
Sakit kepala karena saraf
Jangan lakukan goyang pinggul
Kalau pejabat tak main golf
Kata orang, itu tak gaul
Kucing jantan jadi lumpuh
Karena dipatuk ayam betina
Kalau tak punya pasangan selingkuh
Kata orang, itu tak sempurna
Bakar ikan di api membara
Tikus mengintai di atas dahan
Kalau tak doyan fasilitas negara
Kata orang, itu tak dewan
Tasbih diuntai dari manik-manik
Talinya putus jangan dibuang
Kalau ingin jadi orang baik
Jangan tergantung pada kata orang
Makassar, 19 Juni 2010
Kamis, 17 Juni 2010
Masyarakat Mabuk Video Porno
Kalau menyelam jangan sembrono
Masyarakat Indonesia sopan dan santun
Penggemar terbesar video porno
Kunyah makanan gunakan gigi
Makanan jatuh di kertas plano
Masyarakat manfaatkan teknologi
Untuk abadikan pengalaman porno
Banyak orang belajar melukis
Melukis diri yang sedang berlari
Alangkah hebatnya selebritis
Video-pornokan popularitas diri
Kalau ingin makan nasi
Ingin juga ikan tenggiri
Anggota legislatif beraspirasi
Film pornokan diri sendiri
Pandai menangkap ikan kakap
Kalau sedang ada mangsanya
Pejabat dan pengusaha merasa tak lengkap
Kalau tak ada video mesumnya
Kancil di hutan pandai mengawal
Duduk terlena di bawah cemara
Guru pun kreatif di luar jadwal
Praktik esek-esek di depan kamera
Badai datang di segala penjuru
Para pembalap tak capai etape
Murid saingi artis dan guru
Bangga bermesum di kamera hape
Makassar, 17 Juni 2010
Rabu, 16 Juni 2010
Sepak Bola Piala Dunia
Di tepi batu duduk bersandar
Pesta bola menyihir dunia
Solidaritas bergulir di kulit bundar
Tanam ganja di sisi pandan
Tumbuh melingkar bagai bundaran
Bola melebur batas perbedaan
Manusia menyatu di pusaran hiburan
Di padang Afrika banyak ranjau
Ranjau ditata bagai sembahan
Emosi teraduk di lapangan hijau
Ekonomi dunia di pasar taruhan
Fatamorgana di tengah lahan
Indah menggoda dipandang mata
Manusia bergumul dalam taruhan
Dari Las Vegas sampai gubuk derita
Duduk terlena di tepi waduk
Nelayan lupa membuang jala
Pegawai kantoran terkantuk-kantuk
Setia begadang nonton bola
Kalau ingin tidak lelah
Jangan konsumsi minuman santan
Jadwal rutin berubah-ubah
Sesuaikan waktu di Afrika Selatan
Duduk bersila di dalam tenda
Sambil nikmati minuman kaleng
Ada kegiatan harus ditunda
Untuk hajatan nonton bareng
Tomat berbuah seperti kelereng
Ada terong di dalam piring
Sambil berpesta nonton bareng
Artis heboh berpesta baring
Ada tupai melompat di ranting
Mengintip di daun sambil meraba
Nonton bareng dan nonton baring
Koruptor dan mafia sejenak lega
Makassar, 15 Juni 2010
Selasa, 15 Juni 2010
Ariel, Luna dan Tari
Jangan dicampur daun pepaya
Piala Dunia di Afrika Selatan
Ariel Tari Luna di dunia maya
Di atas ranjang banyak mainan
Ada boneka dan ada senjata
Video asyik menjadi tontonan
Gugup mesra di dunia nyata
Makan bersama rasanya puas
Makan sembunyi ingin yang mentah
Video panas beredar luas
Ariel dan Luna kompak membantah
Makan terong banyak berguna
Terong liar harus diolah
Heboh video Ariel dan Luna
Tak mau kalah dengan anak sekolah
Makan pizza di atas menara
Sambil ikuti sidang paripurna
DPR pun ikut angkat bicara
Merasa disaingi Ariel dan Luna
Bangun tidur kuminum susu
Agar kuat kuberorasi
Viedo Luna alihkan isu
Dari kutukan dana aspirasi
Makan gorengan tahu isi
Tahu dicampur tepung rumbia
Ariel dan Luna ke kantor polisi
Makanan enak industri media
Malam hari lakukan razia
Petugas razia makan gratis
Luna dan Ariel di Indonesia
Inilah korupsi ala artis
Makassar, 12 Juni 2010
Selasa, 08 Juni 2010
Lingkungan Rusak
Jangan digali berbagai arah
Bumi gersang bencana rutin
Karena pohon habis dijarah
Cabe merah rasanya pedas
Kalau makan jangan dikunyah
Hutan rusak berganti cadas
Air kering hewan pun punah
Air kotor dalam kubangan
Diminum hewan yang merana
Manusia tega merusak lingkungan
Sebagai makhluk yang sempurna
Ikan di kolam berebut umpan
Umpan beracun ikan merona
Manusia serakah membabat hutan
Napsu ditukar dengan bencana
Api membara karena dikipas
Panas menyegat hewan melata
Tambang dicari hutan dilibas
Hasilnya dibagi tidak merata
Kalau ingin melanglang buana
Jangan memandang fatamorgana
Lingkungan rusak di mana-mana
Kesadaran manusia hanya wacana
Kapal berlayar tanpa muatan
Diringi musik orkes simponi
Bumi merana kehabisan hutan
Tanam pohon hanya seremoni
Pasang tenda memakai pasak
Tenda dibangun untuk pajangan
Pemerintah sadari lingkungan rusak
Tanam pohon buru penghargaan
Makassar, 5 Juni 2010
Rabu, 02 Juni 2010
Israel
Onta setia menarik pedati
Israel serang kapal kemanusiaan
Membunuh relawan sesuka hati
Di padang pasir tersimpan peti
Harta karun yang terkutuk
Membunuh relawan sesuka hati
Negara-negara hanya mengutuk
Tentara di gurun menarik pelatuk
Ingin mendengar bunyi tembakan
Negara-negara hanya mengutuk
Negara adidaya hanya menyesalkan
Buah kurma berserakan
Karena dtimpa pohon khuldi
Negara adidaya hanya menyesalkan
Karena bersekutu dengan yahudi
Ular gurun di tanah Kurdi
Mencari mangsa di tumpukan batu
Karena bersekutu dengan yahudi
Bangsa Arab tak bisa bersatu
Cleopatra sejarah ratu
Lihai dan pandai mengadu pesona
Bangsa Arab tak bisa bersatu
Israel kecil yang semena-mena
Meliuk-liuk fatamorgana
Seperti air bercampur asam
Israel kecil yang semena-mena
Bisa taklukkan si Paman Sam
Banyak domba berbulu kusam
Badanya ambruk tertembak bedil
Bisa taklukkan si Paman Sam
Dunia ditata yang tidak adil
Ilmu aljabar gunakan dalil
Bisa meinkan penjumlahan
Dunia ditata yang tidak adil
Demi kelanjutan proyek keamanan
Makassar, 2 Juni 2010
Selasa, 01 Juni 2010
Panca Sila
Banyak pohon tumbuh di desa
Banyak yang hilang terkena erosi
Ketuhanan yang maha esa
Tuhan dibawa-bawa untuk korupsi
2
Banyak jualan obat mujarab
Penjual mahir gunakan dasi
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Adil dan beradab dalam korupsi
3
Semut merayap di pohon rumbia
Di atas tanah singa mengaum
Persatuan Indonesia
Bersatunya koruptor dan mafia hukum
4
Kursi dirajut dari rotan
Joknya empuk enak dijamah
Kerakyatan dan permusyawaratan
Permufakatan koprupsi berjamaah
5
Di atas lantai banyak lalat
Berebut makanan di kain kumal
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Korupsi membunuh keadilan sosial
Makassar, 1 Juni 2010
Baca juga pantuan terkait Panca Salah
Senin, 31 Mei 2010
Subsidi Bensin Mau Dicabut Lagi
Lampu menyala seperti kompor
Subsidi bensin mau dicabut
Untuk kendaraan sepeda motor
Kalau ingin membakar sabut
Jangan disulut memakai minyak
Subsidi bensin mau dicabut
Untuk kendaraan rakyat banyak
Tanam padi di lahan gambut
Padi menguning tak bisa jatuh
Subsidi bensin mau dicabut
Kendaraan mewah tak tersentuh
Pohon kelapa berakar serabut
Tumbuh di atas puncak gunung
Subsidi bensin mau dicabut
Harga barang akan melambung
Di tanah gamping tumbuh rumput
Pohon meranggas seperti menara
Subsidi bensin mau dicabut
Rakyat kecil makin singsara
Kalau ingin menggunting rambut
Jangan sampai membuka kutang
Subsidi bensin mau dicabut
Dilema negeri yang gemar berutang
Makassar, 31 Agustus 2010
Minggu, 30 Mei 2010
Saya Mau Jadi Ketua KPK
Dalam gelap tanpa cahaya
Untuk halangi pemberantasan korupsi
Ketua KPK tujuan saya
Makan asinan dicampur cuka
Di lidah terasa aneka rasa
Pintu kesempatan telah dibuka
Saya harus tampil luar biasa
Minum kopi di atas pelana
Di punggung kuda tak beralas
Saya harus tampil sempurna
Agar terkesan berani dan ikhlas
Enak makan buah srikaya
Duduk di atas batu cadas
Untuk mencapai tujuan saya
Aturan mengganjal saya libas
Jalan berliku bisa dilalui
Sambil minum dalam gerabah
Saya pandai mengelebaui
Dengan jurus bersilat lidah
Banyak pisau sudah berkarat
Jangan gunakan memotong ikan
Saya hadapi lawan-lawan berat
Dari sesama calon titipan
Makan malam tak bisa berdaya
Kalau lapar bisa ditahan
Hanya satu mengancam saya
Kalau calon titipan Tuhan
Makan sendiri di dalam bilik
Duduk di atas lantai kotor
Saya mulai terdeteksi publik
Saya memang titipan koruptor
Makassar, 30 Mei 2010
Rabu, 26 Mei 2010
Kurikulum Tawuran Mahasiswa
Tumbuh merangas seperti kaktus
Semester pertama pengantar tawuran
Menjadi orientasi pengenalan kampus
Kalau ingin berkendaraan
Jangan hanya yang bermotor
Semester kedua teknik tawuran
Untuk interaksi kakak-kakak senior
Angin bertiup seperti pusaran
Dari gunung turun ke rawa
Semester ketiga strategi tawuran
Dari sentuhan lembaga mahasiswa
Kursi rotan gunakan sandaran
Kalau duduk jangan dibalik
Semester empat psikologi tawuran
Bekal berdemo di area publik
Air mengalir lewat pancoran
Jatuh di tanah menari-nari
Semester lima ideologi tawuran
Dosen mengajar sesuai teori
Kucing garong di atas hamparan
Takut mati kelihatan berani
Semester enam tukang tawuran
Almamater hanya mencetak alumni
Makassar, 26 Mei 2010
Selasa, 25 Mei 2010
Demokrat dan Mallarangeng
Nakodanya angkuh tak mau bersua
Partai Demokrat berpesta kongres
Anas Urbaningrum menjadi ketua
Perahu berlayar mencari benua
Gelombang lautan tak bisa ditolak
Anas Urbaningrum menjadi ketua
Andi Mallarangeng yang kalah telak
Perahu berlayar memuat perak
Lambungnya bocor air merembes
Andi Mallarangeng yang kalah telak
Setelah beriklan seperti capres
Perahu mengapung layarnya kempes
Nakoda pandai membuang jala
Setelah beriklan seperti capres
Putra SBY dirangkul pula
Perahu memuat kembang gula
Kalau berlayar di musim dingin
Putra SBY dirangkul pula
Merasa berada di atas angin
Perahu berlayar memuat pengantin
Nakoda mabuk terdampar di benteng
Merasa berada di atas angin
Semua lawan dianggap enteng
Perahu berlayar memuat genteng
Haluan menuju pulau keramat
Semua lawan dianggap enteng
Teori politik menjadi jimat
Perahu berlayar ingin selamat
Gelombang lautan harus dilalui
Teori politik menjadi jimat
Siri' dan Passe' jangan dilalai
Makassar , 24 Mei 2010
Jumat, 21 Mei 2010
Reformasi
Menangkap mangsa sambil melilit
Dua belas tahun reformasi
Seperti Orde Baru berganti kulit
Di atas kapal banyak kelasi
Ingin belajar gunakan dasi
Dua belas tahun reformasi
Tawuran mahasiswa jadi tradisi
Tukang tenun banyak kreasi
Pandai menusuk gunakan jarum
Dua belas tahun reformasi
Markus dan mafia kendalikan hukum
Kalau ingin menanak nasi
Jangan gunakan air yang kotor
Dua belas tahun reformasi
KKN merata semua sektor
Burung makan sambal terasi
Terbang ceria ke puncak menara
Dua belas tahun reformasi
Anggota dewan pandai bicara
Makassar, 21 Mei 2010
Kamis, 20 Mei 2010
Nasionalisme
Jangan gunakan membungkus tempe
Kalaulah bangsa ingin berlanjut
Mari merawat nasionalisme
Kalau ingin menanam kacang
Jangan abaikan tikus yang jahil
Nasionalisme tergoncang-goncang
Sumber daya alam dibagi tak adil
Indah dipandang air mancur
Jauh dipandang bagai menara
Nasionalisme tipis dan luntur
Tergerus korupsi uang negara
Mencari tikus gunakan senter
Tikus sembunyi di tumpukan jarum
Nasionalisme bocor tercecer
Ditimpa bencana mafia hukum
Bawang merah tanam berbilik
Bawang putih tak bisa tumbuh
Nasionalisme tercabik-cabik
Beda keyakinan dianggap musuh
Dalam rawa banyak buaya
Ikan kecil banyak dipancing
Nasionalisme tak bisa berdaya
Takluk di bawah kepentingan asing
Makassar, 20 Mei 2010
Selasa, 18 Mei 2010
Kumpulan Arisan Partai
Kalau melihat burung gagak
Negeri ini sarat masalah
Pemimpin kita ragu bertindak
Pandai terbang burung jalak
Kalau melintas di pinggir pantai
Pemimpin kita ragu bertindak
Bikin kumpulan arisan partai
Burung-burung jangan dirantai
Kalau terbang ke pedalaman
Bikin kumpulan arisan partai
Bagi-bagi peran tuk cari aman
Burung-burung tidak akan aman
Kalau melompat di rerantingan
Bagi-bagi peran tuk cari aman
Partai berlomba dalam kepentingan
Burung berada dalam kurungan
Terbang keluar lewati dapur
Partai belomba dalam kepentingan
Pemberantasan korupsi bisa diatur
Burung gelatik pandai meluncur
Kalau melihat minuman susu
Pemberantaan korupsi bisa diatur
Lewat ramuan pengalihan isu
Makassar, 17 Mei 2010
Sabtu, 15 Mei 2010
Jangan Menikah dengan Koruptor
Jangan coba-coba korupsi
Sambal jengkol sambal terasi
Jangan tergoda untuk korupsi
Cari kancil bisa kesasar
Korupsi kecil akan jadi besar
Buah jambu dan buah keladi
Korupsi sumber derita abadi
Mobil mogok karena busi
Amal terhapus karena korupsi
Pohon-pohon meranggas berdiri
Korupsi membakar harga diri
Banyak ulat di pohon akasia
Korupsi membinatangkan manusia
Lumpur hitam lumpur yang kotor
Jangan menikah dengan koruptor
Di laut menangkap ikan teri
Cinta koruptor cinta materi
Makassar, 15 Mei 2010
Jumat, 14 Mei 2010
Teroris
Burung elang terbang berbaris
Mengintip bangkai di hutan jati
Densus kembali grebek teroris
Semua pelaku ditembak mati
Burung gagak dan burung merpati
Mencari mangsa dalam hutan
Semua pelaku ditembak mati
Kekerasan dilawan dengan kekerasan
Simpan sampah dalam bungkusan
Sampah dibuang ke dalam sungai
Kekerasan dilawan dengan kekerasan
Nilai manusia tidak ternilai
Daun cemara jatuh berderai
Langsung lenyap dalam lintasan
Nilai manusia tidak ternilai
Agama digunakan buat kekerasan
Kalau terbang di atas awan
Jangan ingin cepat mendarat
Agama diperalat buat kekerasan
Untuk melawan ketidakadilan barat
Banyak nian hewan di darat
Ada kancil berdiri di halte
Untuk melawan ketidakadilan barat
Juga mendayagunakan terorisme
Rimbun daunya jambut mete
Bunglon bersembunyi merasa aman
Barat mendayagunakan terorisme
Kezaliman dibungkus dengan keamanan
Kerangkeng dibagun dalam kawasan
Hewan-hewan tak bisa diakses
Kezaliman dibungkus dengan keamanan
Proyek terorisme lancar dan sukses
Enak makan ikan pepes
Bisa juga dicampur telur
Proyek terorisme lancar dan sukses
Pemberantasan korupsi bisa diatur
Makassar, 14 Mei 2010
Rabu, 12 Mei 2010
Susno, Betapa Lucunya Penegak Hukum
Jahit pakaian gunakan jarum
Jarumnya bengkok dalam lipatan
Betapa lucunya penegak hukum
Susno berkata, Susno ditahan
Ulat merayap di dahan-dahan
Daun-daun layu tergores
Susno berkata, Susno ditahan
Jenderal yang terlibat belum diproses
Singa di hutan pandai mengaum
Kalau berada di dalam kandang
Betapa lucunya penegak hukum
Susno bernyanyi, Polri meradang
Potong buah gunakan parang
Makan buah sambil berendam
Susno benyanyi Polri meradang
Tegakkan hukum atau balas dendam
Arak berbusa lahap diminum
Keringat mengalir di pori-pori
Betapa lucunya penagak hukum
Perang bintang di Mabes Polri
Kancil di padang pandai berlari
Menangkap mangsa tak sembrono
Perang bintang di Mabes Polri
Para jenderal amankan Susno
Pohon mangga buahnya ranum
Kelelawar dan tikus pesta pora
Betapa lucunya penegak hukum
Reformasi Polri bagai sandiwara
Pergi berburu di belantara
Para pemburu bersuka ria
Reformasi Polri bagai sandiwara
Seperti sirkus di republik mafia
Makassar, 12 Mei 2010
Sabtu, 08 Mei 2010
Pengumuman Ujian
Ikan-ikan berenang lurus
Pengumuan hasil ujian akhir
Murid bodoh tak terduga lulus
Tali ijuk dirajut halus
Benang kusut kelihatan mulus
Murid bodoh tak terduga lulus
Murid pandai banyak tak lulus
Di ladang petani banyak tikus
Buah padi jatuh di kanal
Murid pandai banyak tak lulus
Nasib terganjal Ujian nasional
Di dalam semak banyak kadal
Mengintip-intip anak ayam
Nasib terganjal ujian nasional
Prestasi belajar diukur seragam
Nyala pelita di waktu malam
Bisa dibawa naik sepeda
Prestasi belajar diukur seragam
Sekolah dan fasilitas jauh berbeda
Ikan louhan di dalam telaga
Ikan gabus di dalam parit
Sekolah dan fasilitas jauh berbeda
Murid kaya di sekolah favorit
Di puncak gunung matahari terbit
Sinarnya temaram bergaris-garis
Murid kaya di sekolah favorit
Murid tak mampu di sekolah gratis
Pohon teratai ditanam berbaris
Daunnya habis dimakan serangga
Murid tak mampu di sekolah gratis
Kurikulum belajar yang penting ada
Makassar, 8 Mei 2010
Kamis, 06 Mei 2010
Sri Mulyani
Bisa diisap semua serangga
Sri Mulyani ke Washington
Bangsa Indonesia patut berbangga
Kembang melati dibuat kalungan
Dirajut benang warna tembaga
Mulyani mundur dari menteri keuangan
Ada yang sedih, ada yang lega
Pandai merayap ular belia
Di dalam sawah tak bisa ditangkap
Sri Mulyani pejabat Bank Dunia
Tinggalkan Century yang megap-megap
Bola dilempar bisa terpental
Bola karet harus dirajut
Sri Mulyani pejabat global
Politisi Senayan terkejut-kejut
Di kota banyak kendaraan bermotor
Ada lalulintas berjalur khusus
Sri Mulyani berganti kantor
Hendak ke mana pemeriksaan kasus
Kalau menanam buah paprika
Janganlah tanam dalam kubangan
Sri Mulyani ke Amerika
Ke mana nasib reformasi keuangan
Kalau membawa kendaraan tank
Janganlah kalah di medan perang
Sri Mulyani ada di World Bank
Jangan menyokong peternakan utang
Tumbuh subur pohon rumbia
Tak kan bisa menanam nenas
Sri Mulyani penentu Bank Dunia
Negara berkembang janganlah diperas
Gajah di hutan bergembira ria
Hewan kecil mati tenggelam
Sri Mulyani di Bank Dunia
Jangan monopoli sumber daya alam
Makassar, 6 Mei 2010
Rabu, 05 Mei 2010
Padam Terus
Kaki penonton terinjak-injak
Listrik di Sulsel mati menyala
Katanya lagi kehabisan minyak
Hujan di hulu banjir di hilir
Tak bisa panen petani tembakau
Listrik di Sulsel padam bergilir
Kalau tiba musim kemarau
Dalam kubangan kerbau berendam
Gelap gulita tidak kelihatan
Listrik di Sulsel masih padam
Meskipun sudah di musim hujan
Ikan berenang di dalam kolam
Sirip melambai seperti kelambu
Listrik di Sulsel terus juga padam
Ada apa denganmu
Simpan batu di dalam liang
Kalu jatuh diikat tali
Manager PLN bersumpah siang
Malam lisrik padam kembali
Uang disimpan dalam brangkas
Berangkas hilang dibawa pergi
Listrik rusak radio dan kulkas
PLN tidak mengganti rugi
Tempe dibuat gunakan ragi
Saat membuat banyak larangan
PLN tidak mengganti rugi
Pelanggan diganjar putus jaringan
Di atas jalan pedati ditarik
Jatuh terhempas dalam telaga
PLN monopoli tenaga listrik
Untung besar kehabisan tenaga
Lintah di rawa pandai berlaga
Mengisap darah kerbau cemara
PLN kini kehabisan tenaga
Nasib peruasahaan milik negara
Makassar, 5 April 2010
Selasa, 04 Mei 2010
Bemain-main Tanah
Ikan-ikan tidak berdaya
Pejabat Makassar bermain-main tanah
Dari Tanjung Bunga sampai Beringkanaya
Rumah dibangun gunakan denah
Tanah diukur gunakan meter
Pejabat Makassar bermain-main tanah
Bangun Celebes Convention Center
Benyak lintah mengisap darah
Melompat-lompat binatang peliharaan
Pejabat Makassar bermain-main tanah
Di areal pembangunan sekolah pelayaran
Kalau hendak pergi berkemah
Jangan panjat di puncak menara
Pejabat Makassar bermain-main tanah
Terperosok masuk dalam penjara
Bunglon sembunyi di balik pelepah
Pandai berubah-ubah tampilan
Pejabat Makassar bermain-main tanah
Bikin laskar tim sembilan
Batu gunung bergulir ke lembah
Pohon-pohon tidak tersisa
Pejabat Makassar bermain-main tanah
Ingatlah juga asal manusia
Ikan-ikan pandai menadah
Semut jatuh bersama embun
Pejabat Makassar bermain-main tanah
Uang negara janganlah ditimbun
Makassar, 4 Mei 2010
Kamis, 29 April 2010
Berkorup-korup Dahulu
Berenang-renang ke tepian
Berkorup-korup dahulu
Penjara urusan kemudian
Lincah nian aksi matador
Salah langkah terperangkap
Nasib sial menimpa koruptor
Baru sedikit sudah ditangkap
Tikus sembunyi di berbagai tempat
Kucing di lantai mulai melirik
Sepandai-pandai kuruptor melompat
Ditangkap KPK tidak bisa berkutik
Jangan gunakan sapu yang kotor
Kalau lantai dibersihkan semuanya
Jaksa berkeringat menuntut koruptor
Karena terdakwa adalah koleganya
Buah durian tajam baunya
Bisa dibuat jadi gula-gula
Karena terdakwa adalah koleganya
Habis menutut ditangkap pula
Di toko banyak minuman berharga
Minum sebatas pelepas dahaga
Banyak uang kebanggan keluarga
Jadi koruptor memalukan keluarga
Di tepi jalan banyak jualan
Anjing di kandang mengintip keluar
Mobil KPK melintas di jalan
Koruptor kaget menabrak trotoar
Kolam dibuat berbilik-bilik
Ada arwana dan ikan predator
Koruptor terancam KPK dan publik
Bikin wadah paguyuban koruptor
Makassar, 29 April 2010
Rabu, 28 April 2010
Tawuran Mahasiswa
Kalau melihat binatang buruan
Sungguh aktif mahasiswa kini
Sepi demo, ramai tawuran
Di tungku tempat menanak nasi
Nasinya hangus berlapis-lapis
Mahasiswa menjadi agen reformasi
Kalau demo suka anarkis
Mengukur pohon gunakan meter
Pohon tumbang tak bisa berdiri
Mahasiswa jauh dari almamater
Sering membakar kampus sendiri
Daun gugur di segala musim
Di jalan tak bisa melihat ke atas
Akademik alami perubahan iklim
Tradisi tawuran antarfakultas
Ayam aduan hinggap di pagar
Jatuh tersungkur ke dalam selokan
Tawuran mengganti minat belajar
Dari kampus sampai pondokan
Kucing bertengkar dalam garasi
Melihat ikan dalam rawa
Tawuran preman konsolidasi
Merasa tersaingi tawuran mahasiswa
Di padang luas banyak buruan
Hewan liar pandai berlari
Mahasiswa suka-suka tawuran
Dosen mengajar sesuai teori
Mengukir kayu gunakan ketam
Ketamnya patah menjadi dua
Mahasiswa gunakan kacamata hitam
Dosen gunakan kacamata kuda
Makassar, 28 April 2010
Selasa, 27 April 2010
Ujian Akhir Nasional
Sambil lompat tangan digenggam
UAN dipaksakan di sekolah-sekolah
Soal seragam jawaban seragam
Banyak sampah di drainase
Sampah kotor bisa dijual
UAN diciptakan menjadi prestise
Sekolah berusaha bocorkan soal
Di tebing curam ada lelawa
Di tengah tebing ada gua
Soal UAN dibuat di Jawa
Dipaksa jawab siswa Papua
Pergi ke hutan membawa bungkusan
Jangan buka di kebun ketela
UAN penentu nasib kelulusan
Bisnis bocoran merajalela
Buang racun di lumpur kotor
Mati disantap lele dan gabus
UAN dipaksakan menjadi indikator
Siswa pandai banyak tak lulus
Di batu karang banyak ikan
Banyak racun tak bisa ditangkal
UAN untuk kualitas pendidikan
Singkir keragaman pengetahuan lokal
Pandai besi membakar logam
Habis ditempa langsung rendam
UAN dibuat kualitas seragam
Menanam bibit korupsi seragam
Kambing dilepas mencari makan
Tanaman pekarangan rusak parah
UAN menjadi proyek pendidikan
Ingin dihapus banyak yang marah
Kerbau mandi dalam kubangan
Menginjak-injak padi tegalan
UAN menjadi simbol kebanggan
Rayakan kelulusan pawai di jalan
Makassar, 27 April 2010
Senin, 26 April 2010
Sesama
Kalau berjanji janganlah lupa
Mawar berbunga indah merekah
Ingin bahagia jangan serakah
Semut merayap jalin-menjalin
Ada padamu juga milik yang lain
Kalau memetik buah delima
Banyak memberi banyak menerima
Ingin memandang pohon dipanjat
Sesama manusia sama derajat
Ombak di pantai berderap-derap
Kalau memberi, jangan mengharap
Indah nian kepulauan Indonesia
Jangan korbankan sesama manusia
Kapal berlayar menuju teluk
Jangan korbankan sesama makhluk
Rusa di hutan tertikam belati
Kalau menyakiti pasti disakiti
Angin bertiup takkan lama
Jangan memendam iri sesama
Tanam cempaka di dalam kuburan
Sumpah jabatan disaksikan Tuhan
Daun diracik menjadi jamu
Uang negara bukan milikmu
Makassar, 25 April 2010
Sabtu, 24 April 2010
Penegak Hukum Cari Selamat
Burung-burung bersuara lirih
Pemimpin negara selalu bertekad
Tegakkan hukum tanpa pamrih
Tikus di loteng pandai memilih
Mengendus gunakan hidung dan dahi
Tegakkan hukum tanpa pamrih
Penegak hukum yang berkelahi
Kalau ayam sedang birahi
Cakar menggaruk-garuk lahan
Penegak hukum yang berkelahi
Masing-masing cari kesalahan
Semut-semut merayap di dahan
Ada burung siap melumat
Masing-masing cari kesalahan
Saling siku mencari selamat
Dukun berziarah di tempat keramat
Sesaji berupa ayam belia
Saling siku mencari selamat
Keputusan hukum di tangan mafia
Tupai melompat di pohon akasia
Jatuh ke tanah memanjat menara
Keputusan hukum di tangan mafia
Karena uang habis perkara
Kancil hidup di belantara
Karena suka mengembara
Karena uang habis perkara
Mafia hukum mengatur negara
Masak pisang di api membara
Masak air lewat batu bara
Mafia hukum mengatur negara
Dari pengadilan sampai penjara
Makassar, 24 April 2010
Kamis, 22 April 2010
Bumi
Kumbang-kumbang berkelana
Banyak usaha selamatkan bumi
Jangan banyak dalam wacana
Hujan menimpa pohon akasia
Air bergulir di daun talas
Bumi minta tanggungjawab manusia
Tanamlah pohon serius dan ikhlas
Di atas karang ada cumi-cumi
Membuang tinta di batu yang bulat
Mari menjaga satu bumi
Jadi tanggungjawab semua umat
Penunggang duduk di atas pelana
Kuda lapar minta jerami
Mengapa bencana di mana-mana
Karena manusia merusak bumi
Ada ulat dalam nenas
Semut-semut mengerumuni
Siang malam udara panas
Karena rusak selimut bumi
Buah disimpan dalam kardus
Sudah rusak baru diangkat
Mengapa tanah kering dan tandus
Karena hutan habis dibabat
Dalam museum tersimpan mumi
Tak ada keterangan huruf dan kata
Efek rumah kaca menimpa bumi
Karena manusia hidup di kaca
Kalau menggoreng pisang molen
Pisang masak secara alami
Penduduk bumi hidup modern
Bumi dipanggang minyak bumi
Makassar, 22 April 2010
Rabu, 21 April 2010
Kartini
Kalau bersama kawan sebaya
Kalau merayakan Hari Kartini
Jangan dinilai sekadar kebaya
Anak muda menanak nasi
Kalau masak makan sendiri
Mengenang jasa emansipasi
Raden Kartini tidak sendiri
Di Papua ada Sentani
Tempat orang menjual kain
Mengenang jasa-jasa Kartini
Kenanglah juga kartini-kartini lain
Anak pelaut bermain-main
Sore hari pergi memancing
Kenanglah juga kartini-kartini lain
Memanggul senjata dan bambu runcing
Belomba-lomba mandi di bak
Saat mandi jangan sembrono
Mengenang usaha setarakan hak
Jangan Kartini jadi Kartono
Indah nian musik perkusi
Sampai terbuai dalam alunan
Kartini berjuang meraih kursi
Ada yang bekerja kuli bangunan
Daun cemara jatuh berderai
Cabangnya jatuh di atas kuburan
Ada kartini yang kawin-cerai
Ada teraniaya di negeri jiran
Simpan jarum dalam jerami
Tidak terkena sinar mentari
Kartini takluk di lutut suami
Ada suami yang takut istri
Makassar, 21 April 2010
Senin, 19 April 2010
Pendidikan Gratis
Awan berarak seperti diolah
Berkat program pendidikan gratis
Anak tak mampu bisa sekolah
Rumput merambat di atas pagar
Akar tak sampai di tali jemuran
Pendidikan gratis tidak berbayar
Sekolah takut memungut bayaran
Di atas dinding semut berbaris
Merayap masuk dalam rantang
Pendidikan gratis semuanya gratis
Guru disogok lewat pintu belakang
Pandai bermain anak sebaya
Berebut makanan di atas pedati
Pendidikan gratis tanpa biaya
Guru mengajar setengah hati
Indah rupanya kembang melati
Tak bisa tumbuh di bebatuan
Guru mengajar setengah hati
Karena sulit proyek pungutan
Kalau belajar menunggang kuda
Jangan berjalan di atas sekam
Pendidikan graris disubsidi pemda
Metode belajar jadi seragam
Kalau ingin memotong kuku
Jangan gunakan parang sabit
Pendidikan gratis menyediakan buku
Sekolah berkolusi dengan penerbit
Ada ayam bertelur di sudut
Kadal sembunyi di pohon keladi
Pendidikan gratis dilarang memungut
Guru-guru terima upeti pribadi
Petani ladang menanam padi
Tak berbuah batangnya ramping
Guru-guru terima upeti pribadi
Murid bodoh bisa dapat rangking
Makassar, 19 April 2010
Sabtu, 17 April 2010
Negeriku
Sambil makan duduk di kursi
Negeri subur aman dan makmur
Berkembang pesat ladang korupsi
Di atas pohon monyet tertawa
Melihat-lihat hewan melata
Negeri indah jamrud khatulistiwa
Kekayaan alam tak dibagi rata
Di pinggir hutan ada pedati
Para pemburu memungut gading
Penduduk negeriku berbudi pekerti
Ada gayus dan nasi aking
Di dinding ada lukisan absurd
Bingkai dirajut dari untaian besi
Negeri elok untaian jamrud
Korupsi berjamaah jadi profesi
Bunglon berdiam di dahan-dahan
Kulitnya indah licin dan mulus
Penduduk negeriku berketuhanan
Ibadah dan korupsi berbanding lurus
Di kolam banyak ikan nila
Di muara banyak buaya
Negeriku berdasarkan pancasila
Rakyat melarat pejabatnya kaya
Tanam pisang di batu cadas
Gali lobang gunakan jarum
Negeriku sudah tinggal landas
Kandas di tangan mafia hukum
Pergi berburu tak pakai alat
Ada ular sembunyi di ranting
Negeriku merdeka dan berdaulat
Takluk di bawah kepentingan asing
Makassar, 17 April 2010
Jumat, 16 April 2010
Makassar Menuju Kota Dunia
Pohon tak tumbuh di tapal batas
Makassar menuju kota dunia
Besar gaung dari realitas
Ombak menghempas di Samalona
Air laut menggerus tanah
Makassar menuju kota dunia
Cagar budayanya hampir punah
Mobil melaju dari Biringkanaya
Menabrak batu rusak parah
Makassar menuju kota dunia
Dikepung ruko berbagai arah
Hiruk-pikuk di hari raya
Berlomba-lomba bangun gapura
Makassar menuju kota dunia
Bersih di saat penilaian adipura
Coto Makassar nikmat rasanya
Mangkok disimpan di atas paha
Makassar menuju kota dunia
Kota ditata kehendak pengusaha
Di sungai Tallo ada buaya
Musim hujan buaya mengapung
Makassar menuju kota dunia
Ruang hijau berganti gedung
Pandai berlari anak belia
Penjual obat pandai meramal
Makassar menuju kota dunia
Lapangan karebosi menjadi mal
Buah rambutan banyak rambutnya
Banyak durinya kulit durian
Makassar menuju kota dunia
Angkotnya padat tak beraturan
Angin bertiup dari Cambaiyya
Hujan jatuh tidak merata
Makassar menuju kota dunia
Gudang bertebaran dalam kota
Banyak acara hiburan mania
Penonton pun duduk menengadah
Makassar menuju kota dunia
Berita di teve berdarah-darah
Makassar, 16 April 2010
Kamis, 15 April 2010
Koja Berdarah
Dari siang hingga malam
Koja rusuh Koja berdarah
Luapan amarah yang terpendam
Pandai besi membakar logam
Di tepi tungku panas terasa
Luapan amarah yang terpendam
Puluhan kendaraan dibakar massa
Rumah berdinding kawat kasa
Gunakan cat berwarna merah
Puluhan kendaraan dibakar massa
Pamong praja dan warga berdarah-darah
Kalau badan terluka parah
Carilah kolam untuk berendam
Pamong Praja dan warga berdarah-darah
Rakyat kecil membalas dendam
Pahit rasanya serpihan garam
Jangan dimakan dengan ganja
Rakyat kecil membalas dendam
Sering digusur pamong praja
Kalau ingin pergi berbelanja
Jangan hanya membeli manisan
Sering digusur pamong praja
Yang kadang lupa kemanusiaan
Badai dan hujan di pegunungan
Bunyi petir berdentuman
Yang kadang lupa kemanusiaan
Andalkan pendekatan keamanan
Singa mangamuk dalam hutan
Melihat orang menebang rotan
Andalkan pendekatan keamanan
Turun lapangan bertindak arogan
Harimau lapar mencari kubangan
Sapi-sapi berjalan lambat
Turun lapangan bertindak arogan
Terkesan memihak pada yang kuat
Perahu kecil tak bisa memuat
Tak bisa pindah dalam gerobak
Terkesan memihak pada yang kuat
Keyakinan warga langsung ditabrak
Makassar, 15 April 2010
Rabu, 14 April 2010
Century Kemana?
Jangan simpan dalam perut
Tembak teroris di Tangerang
Kasus Century mulai surut
Pahit rasanya minum teh
Kalau banyak yang dicelup
Tembak teroris di Banda Aceh
Kasus Century mulai redup
Asap cerobong mengepul ke udara
Akan terhirup di gelap malam
Tembak teroris di Sumatra Utara
Kasus Century timbul tenggelam
Gajah di hutan menari-nari
Semut-semut merayap rapi
Jenderal Susno melawan Polri
Kasus Century makin sepi
Kalau memakai kapur barus
Jangan gunakan untuk atap
Jendral Susno menyingkap Gayus
Kasus Century telah tiarap
Jangan terlalu melompat tinggi
Kalau jatuh tersangkut di pagar
Gayus menyerat para petinggi
Kasus Century jarang terdengar
Deteksi tubuh dengan sinar X
Ada kanker yang menyelinap
Jederal Susno ungkap mister X
Kasus Century jadi lenyap
Tupai makan buah kenari
Jatuh di tanah jadi terpana
Mister X diseret ke Polri
Kasus Century entah ke mana
Makassar, 14 April 2010
Selasa, 13 April 2010
Jenderal Susno Ditangkap
Para perompak berpesta pora
Jenderal Susno pergi berobat
Ditangkap provos di bandara
Api di tungku sedang membara
Dalam baskom bara direndam
Ditangkap provos di Bandara
Penegakan disiplin atau dendam
Di atas menara lampu padam
Orang bemain lompat gala
Penegakan disiplin atau dendam
Penegakan hukum seperti main bola
Diintai-intai para penjala
Ikan-ikan tak mau berenang
Penegakan hukum seperti main bola
Penegak hukum saling menyerang
Kucing hitam pandai meradang
Kalau melihat kucing sebaya
Penegak hukum saling menyerang
Seperti buaya menerkam buaya
Ada gajah di hutan raya
Geram melihat kancil merah
Seperti buaya menerkam buaya
Cicak-cicak dibuat marah
Ikan hiu mencium darah
Darah bercampur air mani
Cicak-cicak dibuat marah
Banyak pengayom kehilangan nurani
Pohon beringin ditanam petani
Tak akan tumbuh pohon gandum
Banyak pengayom kehilangan nurani
Makelar kasus dan mafia hukum
Harimau pandai mengaum
Kalau ingin bekeliaran
Makelar kasus dan mafia hukum
Hukum diatur sesuai bayaran
Makassar, 13 April 2010
Minggu, 11 April 2010
Kalaulah Ingin
Melompat cepat di pinggir lembah
Kalaulah ingin berprestasi
Janganlah diri menengok ke bawah
Ada pungguk memandang bulan
Melihat cakrawala tak ada batas
Kalaulah ingin kekayaan
Janganlah diri menengok ke atas
Perang saudara di Serbia
Perang gerilya di Srilangka
Kalaulah ingin berbahagia
Jangan bergumul dalam prasangka
Di atas tanah kaki berpijak
Saat mendaki di tanah landai
Kalaulah ingin menjadi bijak
Janganlah diri merasa terpandai
Jarum disimpan dalam peti
Patinya rusak tak bisa diangkat
Kalaulah ingin dihormati
Jangan gunakan gelar dan pangkat
Di tepi hutan rusa berjalan
Rumput kecil tak bisa berdiri
Kalaulah ingin keadilan
Jangan menghukum diri sendiri
Dalam kebun ada persemaian
Dikelilingi kawat berduri
Kalaulah ingin kedamaian
Perangilah napsu di dalam diri
Ombak menghempas ke tepi pantai
Desah berbunyi di bebatuan
Kalaulah ingin dicintai
Jangan berselimut kepalsuan
Dalam kolam ada teratai
Indah bunganya dikenang selalu
Kalaulah ingin mencintai
Belajarlah ikhlas lebih dahulu
Makassar, 11 April 2010