Pantun-pantun dalam blog ini juga didedikasikan mendukung anti korupsi

Sabtu, 28 Agustus 2010

Serumpun Sengketa

Rumah gadang tempat berhimpun
Di bawah kolong ada hewan melata
Bersama-sama bangsa serumpun
Satu jazirah subur sengketa

Daun di dahan hendaklah layu
Kalau benalu selalu membalut
Bersama-sama bumi Melayu
Amarah membara gampang tersulut

Anak belia menjalin karib
Untuk mencari banyak kerabat
Sesama jiran sesama nasib
Janganlah saling singgung martabat

Perahu tertambat di tepi dermaga
Penumpang jenuh berlama-lama
Kalau persaudaraan hendak dijaga
Pagar batas disepakati bersama

Kapal berlayar tujuan searah
Bersama-sama pandai berlomba
Negeri serumpun satu sejarah
Tangkallah laknat yang mengadu-domba

Nasi dimasak menjadi bubur
Uap di kuali menjadi embun
Di timur tengah hancur lebur
Karena peperangan bangsa serumpun

Di lahan banyak kembang jepun
Banyak jerami merambat di sulur
Mari merawat samagat serumpun
Bara perbatasan jangan diulur


Makassar, 26 Agustus 2010

Selasa, 17 Agustus 2010

Merdeka

Bangun rumah membuat kerangka
Rumah impian nan menawan
Hari ini hari merdeka
Terima kasih wahai pahlawan

Harum baunya buah nagka
Kalau masak jatuh mendera
Hari ini hari merdeka
Kami sibuk upacara bendera

Warna balon yang beraneka
Bergerak-gerak merangkai gaya
Hari ini hari merdeka
Kami nyanyikan Indonesia Raya

Patung di taman bagai boneka
Kalau dilihat seperti berbicara
Hari ini hari merdeka
Kami hafal dasar negara

Kalau ingin membuat koteka
Jangan gunakan buah yang langka
Hari ini hari merdeka
Rasa-rasanya belum merdeka

Alangka panas api neraka
Pedih rasanya tertusuk jarum
Hari ini hari merdeka
Kami terjajah mafia hukum

Kalau mencari malapetaka
Perahu berlayar jangan dibocor
Hari ini hari merdeka
Negeri kami dijajah koruptor

Tangkas nian para karateka
Pandai juga bermain gasing
Hari ini hari merdeka
Sumber daya alam dikuras asing

Kalau ingin menulis angka
Jangan tangan menyebar kuman
Hari ini hari merdeka
Keyakinan mengancam keberagaman

Pergi mencari buah semangka
Padih rasanya lapar di lambung
Hari ini hari merdeka
Harga sembako terus melambung

Ulat bukan binatang langka
Daun dan buah pun dihabisi
Hari ini belum merdeka
Mari berperang melawan korupsi


Makassar, 17 Agustus 2010

Jagalah Indra

Sabun colek banyak busa
Bisa dipakai usir serangga
Jagalah indra dalam puasa
Jangan bergunjing aib tetangga

Di pinggir hutan banyak rusa
Ada serigala meraung-raung
Jagalah indra dalam puasa
Jangan dengarkan kabar burung

Banyak kue aneka rasa
Banyak terbuat dari air santan
Jangalah indra dalam puasa
Harum gorengan usahlah bayangkan

Nyamuk dihalang kawat kasa
Semut merayap tanpa permisi
Jangalah indra dalam puasa
Kurangi tontonan sinetron di tivi

Ular di rawa banyak berbisa
Jangan sampai menggigit otot
Jagalah indra dalam puasa
Ada rok pendek jangan melotot


Palu, 15 Agustus 2010

Rabu, 11 Agustus 2010

Ramadhan

Dalam laut beraneka ikan
Berenang-renang sampai terbalik
Ramadhan hamparkan peluang kebaikan
Mari merangkai perbuatan yang baik

Pohon berdiri kokoh dan kuat
Daunnya rimbun bagai gumpalan
Ramadhan menguji keihklasan berbuat
Jangan beramal karena imbalan

Tupai di pohon makan sendiri
Dedaunan jatuh seperti tissu
Ramadhan menguji pengendalian diri
Puasa berperang melawan nafsu

Kerbau makan di dahan-dahan
Kalau mengunyah tak bisa merasa
Ramadhan limpahkan medan ampunan
Jangan bertobat sebatas puasa

Mutiara dirajut dalam untaian
Tersimpan rapi di dalam peti
Ramadhan limpahkan kemuliaan
Mari beramal dengan rendah hati

Tumbuh rimbun pohon cempaka
Kembang mekar berbalut satin
Ramadhan menguji rasa dan peka
Amal tak bedakan kaya dan miskin

Keluarnya lahar karena erupsi
Gunung meletus tak bisa ditahan
Ramadhan mengurangi perbuatan korupsi
Korupsi beramal pun dibenci Tuhan

Angin melesat bagai panahan
Kadang bunyinya terdengar indah
Ramadhan bukan sekadar menahan
Jagalah mata telinga dan lidah


Makassar, 11 Agustus 2010

Jumat, 06 Agustus 2010

Manajemen Aspirasi ala Senayan

Ayam di kandang sangat agresif
Kalau melihat hamburan nasi
Legislator Senayan sangat kreatif
Seluruh napas atas nama aspirasi

Mesin diesel gunakan busi
Selalu terparkir dalam garasi
Setelah menuntut dana aspirasi
DPR meminta rumah aspirasi

Di pasar malam banyak jualan
Dari pakaian sampai terasi
Agar penuhi hasrat jalan-jalan
DPR minta wisata aspirasi

Bola kelereng bisa dijalin
Kalau duduk di atas kursi
Agar terhindar debu dan angin
DPR minta mantel aspirasi

Tumbuh berjejer pohon serikaya
Dari tanah dan tembok pondasi
Agar lancar di jalan raya
DPR minta patroli aspirasi

Akses intenet dengarkan musik
Banyak warnet tak beroperasi
Agar istirahat nyaman dan asyik
DPR minta hotel aspirasi

Meja makan dibuat bundar
Suasana makan seperti ilusi
Agar sehat, segar, dan bugar
DPR minta fitnes aspirasi

Burung camar dan burung punai
Pandai terbang berimigrasi
Agar tak repot bawa uang tunai
DPR minta ATM aspirasi

Tanah negara dan tanah ulayat
Tanah di pantai tergerus abrasi
Agar tak terganggu pikirkan rakyat
DPR minta satpam aspirasi

Korek api gunakan pemantik
Terbuat dari kayu dan besi
Agar rapih, gagah dan cantik
DPR minta salon aspirasi

Dalam tulang ada sum-sum
Kalau tak masak akan basi
Agar stabil makan dan minum
DPR minta kuliner aspirasi

Ikan bandeng dan ikan teri
Kalau makan tertusuk gusi
Agar terhindar virus dan bakteri
DPR minta masker aspirasi

Anak muda pandai begadang
Kalau ada makanan bergizi
Agar tak ngantuk saat bersidang
DPR minta kopi aspirasi

Dalam semak banyak ular
Anak ayam pun dihabisi
Agar terhindar penyakit menular
DPR minta faksin aspirasi

Kain katun dibuat dasi
Agar bisa menyerap keringat
DPR perkuat serap aspirasi
Yang dirserap kok uang rakyat

Makassar, 4 Agustus 2010

Senin, 02 Agustus 2010

Wakil Rakyat yang Pandai

Ada lalat memakan coklat
Wakil rakyat tak pikirkan rakyat

Burung gagak dan burung perkutut
Wakil rakyat hanya menuntut

Tukang kayu pandai memahat
Wakil rakyat tidur di rapat

Burung berkicau di atas menara
Wakil rakyat pandai berbicara

Banyak keledai hendak binasa
Wakil rakyat tak pandai merasa

Ombak pecah di pinggir pantai
Wakil rakyat mengurus partai

Banyak semut mencari pemanis
Wakil rakyat mengurus bisnis

Berebutan mandi di air pancoran
Wakil rakyat menjadi calo angaran

Pandai berlomba di jalan tikungan
Waki rakyat bersuara karena kepentingan

Tanah warisan dan tanah ulayat
Wakil rakyat pandai atasnamakan rakyat


Makassar, 31 Juli 2010