Enak sayur karena garam
Kalau beracun jangan dimakan
Kalau rakyat aman dan tenteram
Mengapa monarki dimasalahkan
Di bawah pohon ada bedil
Tak ada musuh jangan diledakkan
Kalau pemerintahan stabil dan adil
Mengapa monarki disengketakan
Angin berhembus seperti bisikan
Daun menjuntai seperti dasi
Kalau monarki tidak merugikan
Mengapa tidak diakomodasi
Semut hidup dalam koloni
Mencari makan di rerantingan
Kalau monarki bisa mengayomi
Mengapa dijadikan alat kepentingan
Di arena hiburan banyak paparasi
Datang menggunakan mobil mercy
Kalau demokrasi bisa beradaptasi
Mengapa dibikin seperti demo-crazy
Makassar, 1 Desember 2010
Senin, 06 Desember 2010
Drama Busyro dan Bambang
Di atas daun banyak ulat
Dari kepmpong tumbuh berkembang
Di gedung Senayan politisi bergulat
Memilih Busyro atau Bambang
Kalau bertanding tarik-tambang
Janganlah tarik sambil bersuara
Memilih Busyro atau Bambang
Seperti sebuah pentas sandiwara
Kalau ingin memancing iklan
Janganla perahu dibikin bocor
Di luar masyarakat sudah pastikan
Siapa yang dipilih para legislator
Jalan berliku dan juga berbecek
Jangan gunakan kacamata riben
Buat apa bercapek-capek
Kalau akhirnya pilihan presiden
Tak tampak isinya kue peye
Jangan dipilih satu persatu
Kalau akhirnya pilihan Pak Beye
Mengapa membuang biaya dan waktu
Paket hadiah dalam bungkusan
Susu perasan dibungkus anyaman
Buysro terpilih sebelum keputusan
Ada yang aman, ada yang nyaman
Rayap dan tikus bermain di halaman
Pandai sembunyi di parit yang kotor
Ada yang aman, ada yang nyaman
KPK dikebiri mafia dan koruptor
Gunung berapi pasti erupsi
Kalau di perut tersimpan magma
Jangan coba-coba berbuat korupsi
Sekecil apapun terbalas karma
Makassar, 26 November 2010
Dari kepmpong tumbuh berkembang
Di gedung Senayan politisi bergulat
Memilih Busyro atau Bambang
Kalau bertanding tarik-tambang
Janganlah tarik sambil bersuara
Memilih Busyro atau Bambang
Seperti sebuah pentas sandiwara
Kalau ingin memancing iklan
Janganla perahu dibikin bocor
Di luar masyarakat sudah pastikan
Siapa yang dipilih para legislator
Jalan berliku dan juga berbecek
Jangan gunakan kacamata riben
Buat apa bercapek-capek
Kalau akhirnya pilihan presiden
Tak tampak isinya kue peye
Jangan dipilih satu persatu
Kalau akhirnya pilihan Pak Beye
Mengapa membuang biaya dan waktu
Paket hadiah dalam bungkusan
Susu perasan dibungkus anyaman
Buysro terpilih sebelum keputusan
Ada yang aman, ada yang nyaman
Rayap dan tikus bermain di halaman
Pandai sembunyi di parit yang kotor
Ada yang aman, ada yang nyaman
KPK dikebiri mafia dan koruptor
Gunung berapi pasti erupsi
Kalau di perut tersimpan magma
Jangan coba-coba berbuat korupsi
Sekecil apapun terbalas karma
Makassar, 26 November 2010
Balada Pahlawan Devisa
Sepat rasanya kulit manggis
Dimakan hewan tidak tersisa
Perempuan TKW bernasib tragis
Dibanggakan pemerintah pahlawan devisa
Lebah di pohon membuat sarang
Batang kering meranggas berdiri
Mencari nafkah ke negeri orang
Hidupi keluarga di negeri sendiri
Air keruh lambat mengalir
Jangan dikira obat mujarab
Dianiaya tragis bergilir-gilir
Hari ini di Malaysia, besok di Arab
Kalau memetik daun di ranting
Awas tubuh jatuh terbanting
Disirami air panas, bibir digunting
Menahan derita ada yang bunting
Memukul-mukul air di dulang
Paku di dulang sudah berkarat
Banyak kasus berulang-ulang
Pemerintah kita prihatin sesaat
Berduri-duri buah durian
Kalau enak dimakan lahap
Terbuka mata saat kejadian
Tertutup mata pada TKI gelap
Banyak hewan di peternakan
Kalau disuntik tak bisa merasa
TKW kita tak berpendidikan
Legislator belajar sambil tamasya
Di dalam kandang ular berbisa
Hewan lain dibuat mati
TKW menderita santuni devisa
Pajak 'digayus' sesuka hati
Dari Indonesia berlayar ke Malaysia
Jangan terapung dengan pelampung
Mari tegakkan martabat manusia
Nasib TKW jangan digantung
Makassar, 21 November 2010
Dimakan hewan tidak tersisa
Perempuan TKW bernasib tragis
Dibanggakan pemerintah pahlawan devisa
Lebah di pohon membuat sarang
Batang kering meranggas berdiri
Mencari nafkah ke negeri orang
Hidupi keluarga di negeri sendiri
Air keruh lambat mengalir
Jangan dikira obat mujarab
Dianiaya tragis bergilir-gilir
Hari ini di Malaysia, besok di Arab
Kalau memetik daun di ranting
Awas tubuh jatuh terbanting
Disirami air panas, bibir digunting
Menahan derita ada yang bunting
Memukul-mukul air di dulang
Paku di dulang sudah berkarat
Banyak kasus berulang-ulang
Pemerintah kita prihatin sesaat
Berduri-duri buah durian
Kalau enak dimakan lahap
Terbuka mata saat kejadian
Tertutup mata pada TKI gelap
Banyak hewan di peternakan
Kalau disuntik tak bisa merasa
TKW kita tak berpendidikan
Legislator belajar sambil tamasya
Di dalam kandang ular berbisa
Hewan lain dibuat mati
TKW menderita santuni devisa
Pajak 'digayus' sesuka hati
Dari Indonesia berlayar ke Malaysia
Jangan terapung dengan pelampung
Mari tegakkan martabat manusia
Nasib TKW jangan digantung
Makassar, 21 November 2010
Langganan:
Postingan (Atom)