Tumbuh menjulang pohon meranti
Berjejer di pinggir jalan tanjakan
Masyarakat hangus silih-berganti
Konversi minyak tanah berbuah ledakan
Kalau ingin memetik kapas
Jangan potong gunakan badik
Pemerintah berambisi gunakan gas
Masyarakat dipaksa tanpa dididik
Berjejer-jejer penjual emas
Disimpang jalan dan perempatan
Setiap hari ada korban gas
Perusahaan asuransi cari kesempatan
Pedih rasanya disayat sembilu
Geli rasanya kalau digelitik
Konversi minyak tanah menjelang pemilu
Tabung dan selang saluran politik
Harum baunya kayu cendana
Pohon jati tumbuh berbaris
Ledakan gas di mana-mana
Bersaing dengan ledakan teroris
Mencari makan ternak unggas
Ada yang mati di bawah lumbung
Minyak tanah berganti gas
Rakyat tak mampu beli tabung
Dalam kuali menggoreng jagung
Jagung terpental di atas batu
Rakyat tak mampu beli tabung
Tambung gratis jadi bom waktu
Buah terong dan buah kubis
Buah labu dan buah sirsak
Kalau gas tiba-tiba habis
Rakyat miskin tak bisa masak
Banyak kambing hasilkan susu
Kambing hitam ikut terseret
Selang dan tabung dibikin palsu
Pemerintah salahkan cincin karet
Kalau membuat perahu gabus
Jangan gabus disusun bersambung
Setelah rakyat banyak yang hangus
Pemerintah sadar perbaiki tabung
Pemain drama beraksi di panggung
Penonton terasa ikut melambung
Pemerintah sadar perbaiki tabung
Perusahaan siapa yang monopoli tabung
Di atas laut arena pelayaran
Angin bertiup dari buritan
Konversi minyak tanah jadi pelajaran
Program pemerintah janganlah instan
Makassar, 2 Juli 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Komentari