Kopi Pantun: Teroris

Jumat, 14 Mei 2010

Teroris

Burung elang terbang berbaris
Mengintip bangkai di hutan jati
Densus kembali grebek teroris
Semua pelaku ditembak mati

Burung gagak dan burung merpati
Mencari mangsa dalam hutan
Semua pelaku ditembak mati
Kekerasan dilawan dengan kekerasan

Simpan sampah dalam bungkusan
Sampah dibuang ke dalam sungai
Kekerasan dilawan dengan kekerasan
Nilai manusia tidak ternilai

Daun cemara jatuh berderai
Langsung lenyap dalam lintasan
Nilai manusia tidak ternilai
Agama digunakan buat kekerasan

Kalau terbang di atas awan
Jangan ingin cepat mendarat
Agama diperalat buat kekerasan
Untuk melawan ketidakadilan barat

Banyak nian hewan di darat
Ada kancil berdiri di halte
Untuk melawan ketidakadilan barat
Juga mendayagunakan terorisme

Rimbun daunya jambut mete
Bunglon bersembunyi merasa aman
Barat mendayagunakan terorisme
Kezaliman dibungkus dengan keamanan

Kerangkeng dibagun dalam kawasan
Hewan-hewan tak bisa diakses
Kezaliman dibungkus dengan keamanan
Proyek terorisme lancar dan sukses

Enak makan ikan pepes
Bisa juga dicampur telur
Proyek terorisme lancar dan sukses
Pemberantasan korupsi bisa diatur

Makassar, 14 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Komentari

Tabe'

Pantun adalah aset kultural manusia Nusantara. Semua etnis di jazirah ini, punya tradisi pantun sebagai sarana komunikasi ekspresif. Bermula dari tradisi lisan, kemudian tulisan, pantun menopang keluhuran tatakrama berkomunkasi.
Pantun di blog ini, mungkin tidak lagi sepenuhnya patuh pada kaidah keindahan merangkai kata-kata membangun makna berselimut metafor, untuk melukiskan kesantunan dan pekerti berkomunikasi. Pantun dalam blog ini dilandasi semangat menjaga tradisi perekat kemanusiaan ini agar tidak punah tergerus zaman yang terus berubah.
Dahulu, pantaun disampaikan dalam ritual dan tatakrama kesantunan. Namun, pantun dalam blog ini adalah pantun blak-blakan, polos, risih, bahkan juga genit dan nakal. Pantun yang mungkin kadang melepaskan selimut kaidah kepantunannya, untuk berasimilasi di tengah-tengah kebudayaan yang menutut segala sesuatu harus dikatakan secara terus terang.
Pantun yang diupayakan ikut memperkaya pelipur lara di tengah-tengah tradisi berbagai sengketa bisa diselesaikan di warung kopi. Ungkapan-ungkapan dalam pantun ’metal’ di blog ini kadang pahit bagai kopi tanpa gula. Tetapi dengan kepahitan kata-kata sambil meneguk kopi nikmat, bisa menghibur dengan menertawai kita, dan mungkin inspirasi.
Bila ada pihak yang merasa terciderai ungkapan-ungkapan pantun lewat blog ini, mohon maaf. Bukan maksud melukai sesama, tetapi ikhlas saling mengingatkan, karena di setiap ruang dan waktu, kritik adalah kebutuhan.

Salam hangat,

Mustam Arif
mustamarif@gmail.com

Bentuk Pantun

PANTUN terdiri atas empat baris atau dua baris setiap bait. Ciri pantun adalah bersajak atau memiliki keteraturan (kesamaan) bunyi dua huruf atau satu huruf di akhir kalimat, setiap baris. Pantun umumnya bersajak a b a b, tetapi juga bisa a a b b, atau a a a a. Pantun terdiri atas sampiran dan isi. Sampiran merupakan ungkapan yang umumnya menggunakan benda-benda alam sebagai kiasan. Sedangkan isi adalah substansi atau maksud yang hendak disampaikan. Jika pantun hanya dua baris, maka kalimat baris pertama adalah sampiran dan baris kedua adalah isi. Jika pantun empat baris setiap bait, maka kalimat baris pertama dan kedua adalah sampiran, sementara kalimat baris ketiga dan keempat adalah isinya. Pantuan yang baik jika antara sampiran dan isi memiliki hubungan makna secara konotatif.