Dalam gulita tak ada lampu
Tak bisa jalan di tanah rawa
Di Mantawai tsunami menyapu
Ratusan orang kehilangan nyawa
Banjir menghemas dasar pondasi
Menerjang halaman merusak pagar
Di Jawa Merapi sedang erupsi
Nyawa dan harta terkubur lahar
Ikan di laut banyak terdampar
Semunya ingin berenang di kolam
Di Jakarta genangan air terhampar
Mobil-mobil mewah macet terendam
Cicak-cicak merayap di dinding
Sibuk mencari hinggapnya lalat
Di luar negeri DPR studi banding
Belajar etika dengan uang rakyat
Makassar, 27 Oktober 2010
Banyak binatang kancil dan kadal
Banyak pula sapi dan kambing
DPR tidak kehabisan akal
Selalu punya alasan studi banding
Banyak bunglon di padi tegalan
Tak bisa diusir para petani
Agar bisa kesempatan jalan-jalan
Belajar etika di negeri Yunani
Pahit rasanya kopi arabika
Kalau diminum jangan seketika
Jalan-jalan sambil belajar etika
Mumpung DPR lagi krisis etika
Pakaian kusut harus disetrika
Kalau dicuci gunakan busa
Kalaulah sudah belajar etika
Belajarlah ilmu pandai merasa
Kalau ingin memburu rusa
Jangan sembunyi di balik benalu
Kalaulah sudah pandai merasa
Belajarlah ilmu merasa malu
Potong roti gunakan sembilu
Sambil makan minum susu
Kalaulah sudah punya rasa malu
Belajarlah ilmu menahan nafsu
Kuda berlari telinganya bisu
Melihat ke padang rumput tersaji
Kalaulah bisa menahan nafsu
Belajarlah juga menepati berjanji
Padi merunduk karena berbiji
Di tengah sawah ada melati
Kalaulah sudah menepati janji
Belajarlah juga rendah hati
Ingin sakit minumlah jamu
Agar tubuh tetaplah sehat
Kalaulah sudah cukup berilmu
Jangan royal dengan uang rakyat
Makassar, 23 Oktober 2010
Berkeliling kota naik sepeda
Jangan lupa singgah belanja
Memenuhi undangan Ratu Belanda
SBY berangkat menjelang senja
Burung berkicau di pohon cempaka
Terbang hinggap di bebatuan
Enam puluh lima tahun kita merdeka
Baru menerima surat pengakuan
Dalam ruangan mengalun lagu
Musik merdu kedengaran lantang
Dalam pesawat rombongan menunggu
SBY tampaknya belum juga datang
Perahu berlayar takkan kandas
Kalaulah layar bisa terangkat
Pesawat presiden tak lepas landas
Karena SBY tak mau berangkat
Banyak orang makan di kantin
Sambil makan bisa bercanda
SBY marah dan prihatin
RMS bikin sidang di Belanda
Menuntut ilmu di kota Leiden
Kalau perang belajar di Rusia
Katanya RMS menangkap presiden
Atas pelanggaran hak azasi manusia
Kalau keju dicampur selada
Enak rasanya tidak terasa
SBY batalkan lawatan ke Belanda
Antara ketakutan dan martabat bangsa
Ada garuda tergambar di dada
Ada gambar anak cicak
Karena membatalkan terbang ke Belanda
RMS dianggap berhasil menggertak
Elang terbang ke tengah lautan
Gugup memandang burung gelatik
Antara martabat bercampur ketakutan
SBY lupa kekebalan diplomatik
Makassar, 17 Oktober 2010
Di padang luas ternak berbaris
Gembala memandu sambil berdiri
Di Medan sibuk menembak teroris
Presiden menimbang calon Kapolri
Duduk di atas tikar terhampar
Sambil gunakan kacamata riben
Para pengamat sibuk komentar
Calon Kapolri di kantong presiden
Pohon besar tumbuhnya rindang
Ditiup angin menari-nari
Setelah menimbang, menimbang, menimbang
Presiden usulkan calon Kapolri
Ikan diolah menjadi sarden
Bisa dimakan cucak rowo
Siapa gerangan usulan presiden
Nanan Sukarna dan Imam Sujarwo
Batang bambu tumbuh beruas
Malam hari hinggap kelelawar
Nanan dan Imam dari bursa Cikeas
Penghuni Senayan tawar menawar
Hewan melata tak pakai kaki
Kalau dikejar bisa berlari
Politisi dan pengamat berteka-teki
Siapa gerangan menjadi Kapolri
Besar batangnya pohon sagu
Bisa tumbuh di tanah berlembab
Nanan dan Imam sama-sama menunggu
Teka-teki merebak belum terjawab
Kursi rotan telah dirajut
Dirombak kembali ketika dianyam
Nanan dan Imam sama-sama terkejut
Terpental diseruduk si kuda hitam
Cahaya bulan diduga pagi
Duduk menunggu di dalam pendopo
Setelah menimbang dan menimbang lagi
Presiden pilih Timur Pradopo
Pungguk duduk memandang langit
Seperti ingin bernasib mujur
Si kuda hitam langsung melejit
Bagai memetik bintang timur
Kalau memanen buah nenas
Jangan dikarbit dengan merajam
Untuk memenuhi kehendak Cikeas
Pangkat melambung hitungan jam
Ban bocor bisa ditambal
Kalau robek tidak meletup
Calon Kapolri si calon tunggal
Bertemu DPR di ruang tertutup
Kuda dipacu tak mau berlari
Kalau di arena banyak suara
Aneh rasanya calon kapolri
Ujian DPR seperti sandiwara
Minyak kayu putih dari Pulau Buru
Tumpah di botol takkan harum
Banyak yang sangsi Kapolri baru
Mampu menumpas mafia hukumPalu, 15 Oktober 2010