Pantun-pantun dalam blog ini juga didedikasikan mendukung anti korupsi

Jumat, 30 Juli 2010

Jadilah Rahmat bagi Alam Semesta

Kalau berlayar perbaiki haluan
Di atas karang ada hempasan
Jelang puasa bulan ampunan
Mengapa di Kuningan ada kekerasan

Dalam laut membiaknya ikan
Kerusakan terumbu jangan diabaikan
Agama menjadi sumber kebaikan
Mengapa keyakinan dipaksa-paksakan

Kalau berlabuh di pelabuhan
Janganlah jangkar dibuang terbalik
Kebanaran mutlak milik Tuhan
Mengapa pemahaman jadi sumber konflik

Merpati terbang di rerantingan
Dari kejauhan diintai gagak
Tuhan penilai perbedaan keyakinan
Mengapa manusia memaksakan kehendak

Indahnya pohon berbanyak dahan
Kalau menghiasi berbagai halaman
Tuhan rahmatkan aneka perbedaan
Mengapa manusia menolak keragaman

Kembang di taman jatuh berserakan
Kalau tumbuh di wadah yang salah
Tuhan karuniakan pentunjuk kebaikan
Mengapa fatwa timbulkan masalah

Sungguh elok negeri Indonesia
Kalau kemakmuran bisa terpenuhi
Agama memandu keselamatan manusia
Mengapa umat saling memusuhi

Oase di gurun jadikan percikan
Bagikanlah semua adil merata
Tegakkan agama jadi sumber kebaikan
Jadikanlah rahmat bagi alam semesta

Makassar, 30 Juli 2010

Selasa, 27 Juli 2010

Antusias di Reses, Tidur di Rapat

Di batu karang ada gurita
Kalau menjepit sambil melompat
Alangkah hebat wakil-wakil kita
Antusias di reses, tidur di rapat

Bunyi lantang kaleng yang kosong
Kalau malam ditempati ular
Rapat paripurna kursi kosong
Anggota dewan lagi sibuk di luar

Banyak kepiting di pinggir pantai
Jatuh ke laut karena abrasi
Urusan bisnis dan konsolidasi partai
Di ruangan sidang bobok di kursi

Bersahut-sahut bunyi tembakan
Burung terbang tak bisa ditangkap
Rapat ''basah'' gontok-gontokan
Rapat ''kering'' ruangan senyap

Simpan batu di atas kapuk
Batu terhempas di atas pelana
Kursi DPR mulus dan empuk
Anggota dewan nyenyak terlena

Pakai kemeja dipadu dasi
Tukang kursi pandai memahat
Getol menuntut dana aspirasi
Ruang spirasi jadi tempat istirahat

Makassar, 27 Juli 2010

Jumat, 23 Juli 2010

Wahai Anakku Anak Indonesia

Benua Eropa dan Benua Asia
Bisa ditempati menuntut ilmu
Wahai anakku anak Indonesia
Jangan sedih melihat negerimu

Di dalam taman bersuka ria
Ada rusa dan burung angsa
Wahai anakku anak Indonesia
Tesenyumlah kau penentu bangsa

Burung di udara panjang usia
Terbang bebas tak sia-sia
Wahai anakku anak Indonesia
Bermimpi dan bertekadlah jadi manusia

Kalau melihat ular berbisa
Hendaklah diam seperti patung
Wahai anakku anak Indonesia
Janganlah dendam temanmu beruntung

Air di tempayan tidak tersisa
Dalam bak busa mengambang
Wahai anakku anak Indonesia
Kaulah generasi pembayar utang

Padi di sawah tidak tersisa
Tanamlah jagung di lahan tegalan
Wahai anakku anak Indonesia
Janganlah iri pada sekolah unggulan

Tunas di pohon bisa binasa
Kalau tak bisa tahan hempasan
Wahai anakku anak Indonesia
Tabahlah hadapi aneka kekerasan

Tikus makan tidak tersisa
Makanan enak sampai yang basi
Wahai anakku anak Indonesia
Doakan ayahmu berhenti korupsi

Kalau buah masih tersisa
Janganlah makan buah terong
Wahai anakku anak Indonesia
Nasihati ibumu agar tak serong

Ayam jantan tak bisa perkasa
Sembarang makan jadinya lumpuh
Wahai anakku anak Indonesia
Ajaklah ayahmu jangan selingkuh

Ada candu yang tidak terasa
Banyak makanan tidak bergizi
Wahai anakku anak Indonesia
Jangan terpengaruh sinteron di tivi

Banyak harta tidak tersisa
Kalau nurani tidak berfungsi
Wahai anakku anak Indonesia
Jangan lanjutkan warisan korupsi

Di hutan rimba ada rusa
Banyak harimau terus mengaum
Wahai anakku anak Indonesia
Jangan bercita-cita mafia hukum

Semut berbaris dengan perkasa
Kalau sawah sedang dipanen
Wahai anakku anak Indonesia
Hari ini pemulung, besok presiden


Makassar, 23 Juli 2010

Rabu, 21 Juli 2010

Bertengkar-tengkar Pendekar Hukum

Di padang berlomba kancil dan kambing
Di kubangan banyak buaya ditangkar
Keadilan hukum terombang-ambing
Pendekar hukum lagi bertengkar

Burung beo di dalam sangkar
Suaranya keras merambat-rambat
Pendekar hukum lagi bertengkar
Semua merasa benar dan hebat

Kereta berjalan tak bisa lambat
Bunyinya gaduh jadi irama
Semua merasa benar dan hebat
Kitab undang-undang jadi lakon drama

Buah durian menebar aroma
Ada angin jatuh terhempas
Kitab undang-undang jadi lakon drama
Masyarakat bingung saksikan pentas

Kalau ingin menulis di kertas
Jangan pena berganti jarum
Masyarakat bingung saksikan pentas
Pakar dan pengak bersilat hukum

Mekar bunga berkuntum-kuntum
Tak bisa menyebar harum mewangi
Pakar dan penegak bersilat hukum
Di atas panggung saling telanjangi

Di puncak gunung ada pelangi
Di pohon-pohon ada benalu
Di atas panggung saling telanjangi
Semunya telanjang tapi tak malu

Di atas meja patah palu
Kalau paku ingin diraup
Semuanya telanjang tapi tak malu
Tanda keadilan sudah terkorup


Makassar, 21 Juli 2010

Jumat, 16 Juli 2010

Harga Barang vs Harga Diri

Arus kuat dan arus balik
Jangan lengah menjaga haluan
Tarif listrik rencana naik
Harga barang melambung duluan

Buah yang jatuh terus bergulir
Ada batu langsung terpental
Listrik kita padam bergilir
Disamping itu bertambah mahal

Mobil jatuh di bawah jembatan
Kalau diangkat gunakan derek
Harga listrik bebas hambatan
Industri terancam napas pendek

Udara gerah terasa panas
Badan lesu terasa lemas
Harga cabe seperti emas
Kehidupan rakyat makin pedas

Tali-temali digunakan mengikat
Salah mengikat bisa berantakan
Harga sembako berlipat-lipat
Rakyat miskin tak bisa makan

Perahu di laut makin sarat
Kalau berlayar tak kan berani
Harga beras semakin berat
Harga pupuk lumpuhkan petani

Masak makanan janganlah salah
Tukang masak tak pandai mengolah
Harga buku tak mau kalah
Kenaikan harga di musim sekolah

Ada kambing digigit lintah
Di atas rumput itu tak lazim
Harga diri dijaga pemerintah
Harga barang dikaitkan musim

Kayu dibakar menjadi arang
Arang dikerumuni aneka serangga
Koruptor tak pikirkan harga barang
Kehilangan harga diri malah bangga

Binatang buas gunakan gigi
Memburu mangsa bisa tak adil
Harga barang bertambah tinggi
Harga diri bertambah kerdil

Makassar, 15 Juli 2010

Selasa, 13 Juli 2010

Koperasi

Kalau tanam buah kurma
Janganlah bibit disimpan di kamar
Kalau ingin makmur bersama
Bangunlah koperasi baik dan benar

Kalau ingin menyusun irama
Susunan notasi diubah nama
Jangan koperasi milik bersama
Dimiliki pengurus hancur bersama

Kalau ingin ciptakan rasa
Bumbu dicampur dalam busa
Janganlah koperasi unit desa
Wadah korupsi uang di desa

Kalau memberi makan ayam
Simpan makanan di atas anyaman
Janganlah koperasi simpan pinjam
Pengurus korupsi semua pinjaman

Kalau ingin menanam cendawan
Hindari percikan kapur barus
Janganlah koperasi karyawan
Uang karyawan ATM pengurus

Kalaulah ingin bersihkan lemari
Keluarkan semua di bawah kolong
Janganlah koperasi pegawai negeri
Gaji dipotong pejabatnya nyolong*

Kalau ingin mencari makanan
Anak ayam lewati pematang
Janganlah koperasi tani dan nelayan
Anggotanya miskin dililit utang

Kalau ingin membuat ledakan
Bunyi dibuat seperti erupsi
Jangalah koperasi-koperasi dadakan
Karena ada peluang korupsi

Kalau melihat matahari bersinar
Janganlah jari menutup mata
Bangunlah koperasi baik dan benar
Ingat wasiat Mohammad Hatta

Makassar, 12 Juli 2010

* nyolong = curi

Jumat, 09 Juli 2010

Meneror Tempo dan ICW

Di jalan raya banyak polusi
Udara dihirup terasa asin
Beritakan rekening perwira polisi
Majalah Tempo dibom bensin

Kalau ingin memanjat menara
Jangan pinggang diselip parang
Membongkar kasus rekening perwira
Aktivis ICW dibacok orang

Berburu rusa di dalam hutan
Jangan gunakan sepeda motor
Rakyat bingung dan ketakutan
Negara hukum andalkan teror

Gambar harimau di kertas lembaran
Gantungan diikat tali rafia
Teror mengintai tindak kebenaran
Itulah ciri republik mafia

Dalam kubuangan tempat yang kotor
Ada rebutan membuang jala
Kalau hukum dikendalikan koruptor
Intimidasi dan teror merajalela

Kalau mogok kendaraan bermotor
Jangan digosok minyak kemiri
Alangkah naifnya perbuatan teror
Tak sadar menggali kubur sendiri


Makassar, 9 Juli 2010

Kamis, 08 Juli 2010

Satpol PP Bersenjata

Berkicau-kicau burung kenari
Diam-diam sembunyi di pantai
Ada apa dengan Depdagri
Satpol PP dipersenjatai

Kalau ingin memakai rantai
Jangan diikat dengan celurit
Satpol PP dipersenjatai
Pegawai ketertiban atau prajurit

Banyak lintah dalam parit
Banyak megintai hewan melata
Pegawai ketertiban atau prajurit
Pentungan kayu berganti senjata

Kotak kaleng indah ditata
Banyak nyamuk jadikan sarang
Pentungan kayu berganti senjata
Gusur pedagang merasa berperang

Kalau ingin membuat kandang
Jangan pelihara hewan buruan
Gusur pedagang merasa berperang
Makin beringas di eksekusi bangunan

Lalat bertengger di atas ayunan
Di atas dinding cicak mengancam
Makin beringas di eksekusi bengunan
Warga sipil makin terancam

Di tepi pantai membuat garam
Garam dijemur dalam tambak
Warga sipil makin terancam
Satpol PP bisa salah tembak

Bongkar bangunan dengan merombak
Tak ada alat gunakan raga
Satpol PP bisa salah tembak
Keker ke udara, nyasar ke warga

Panas terik terasa dahaga
Kalau perut tidak terisi
Keker ke udara nyasar ke warga
Bangga bersaing dengan polisi

Kalau makan kue berisi
Jangan lidah menyapu rata
Bangga bersaing dengan polisi
Sama-sama punya senjata

Membaca buku dengan kacamata
Jangan duduk di atas pasir
Sama-sama punya senjata
Satu profesional, satu amatir


Makassar, 8 Juli 2010

Selasa, 06 Juli 2010

Sepak bola-bola liar

Nonton bareng bolamania
Ada yang gembira dan gerogi
Aksi kulit bundar hipnotis dunia
Masyarakat bumi berpesta judi

Daun jatuh di dalam parit
Tak kan elok dipandang mata
Fanatik bintang dan keseblasan favorit
Banyak petaruh kehilangan harta

Banyak anak bersuka ria
Ada yang sedih dan menepuk dada
Adu taktik di Piala Dunia
Adu kelihaian menangkan pilkada

Pandai menggambar lewat pola
Gambar terpampang di atas pilar
Pemain sepakbola mainkan bola
Politisi mainkan bola-pola liar

Buat menuman gunakan ragi
Kalau diminum rasa sensasi
Di lapangan hijau beradu strategi
Wakil-wakil rakyat berargumentasi

Burung gagak terbang di awan
Marah melihat elang yang ceria
Kesebelasan Piala Dunia mengalahkan lawan
Polri berusaha mengalahkan media

Banyak lumpur dalam kubangan
Bercampur dengan lumpur galian
Pelatih sepak bola memenangkan pertandingan
Koruptor berjuang memenangkan pengadilan

Pandai berlari kuda tunggangan
Kalau berada di lapangan khusus
Suporter meneror dari luar lapangan
Mafia dan markus merekayasa kasus

Duduklah raja di tirai jeruji
Mengharap prajurit yang gagah berani
Pemain bintang disanjung dan dipuji
Pejabat yang selebritis menuntut dilayani


Makassar, 6 Juli 2010

Sabtu, 03 Juli 2010

Ledakan-ledakan Tabung Gas

Tumbuh menjulang pohon meranti
Berjejer di pinggir jalan tanjakan
Masyarakat hangus silih-berganti
Konversi minyak tanah berbuah ledakan

Kalau ingin memetik kapas
Jangan potong gunakan badik
Pemerintah berambisi gunakan gas
Masyarakat dipaksa tanpa dididik

Berjejer-jejer penjual emas
Disimpang jalan dan perempatan
Setiap hari ada korban gas
Perusahaan asuransi cari kesempatan

Pedih rasanya disayat sembilu
Geli rasanya kalau digelitik
Konversi minyak tanah menjelang pemilu
Tabung dan selang saluran politik

Harum baunya kayu cendana
Pohon jati tumbuh berbaris
Ledakan gas di mana-mana
Bersaing dengan ledakan teroris

Mencari makan ternak unggas
Ada yang mati di bawah lumbung
Minyak tanah berganti gas
Rakyat tak mampu beli tabung

Dalam kuali menggoreng jagung
Jagung terpental di atas batu
Rakyat tak mampu beli tabung
Tambung gratis jadi bom waktu

Buah terong dan buah kubis
Buah labu dan buah sirsak
Kalau gas tiba-tiba habis
Rakyat miskin tak bisa masak

Banyak kambing hasilkan susu
Kambing hitam ikut terseret
Selang dan tabung dibikin palsu
Pemerintah salahkan cincin karet

Kalau membuat perahu gabus
Jangan gabus disusun bersambung
Setelah rakyat banyak yang hangus
Pemerintah sadar perbaiki tabung

Pemain drama beraksi di panggung
Penonton terasa ikut melambung
Pemerintah sadar perbaiki tabung
Perusahaan siapa yang monopoli tabung

Di atas laut arena pelayaran
Angin bertiup dari buritan
Konversi minyak tanah jadi pelajaran
Program pemerintah janganlah instan


Makassar, 2 Juli 2003

Kamis, 01 Juli 2010

Rekening ''Battala'' Perwira Polisi *

Di tengah kota banyak polusi
Kalau berjalan jangan berisik
Berita di Tempo mengeritik polisi
Mabes Polri merasa terusik

Dingin menusuk ke pori-pori
Jangan sembunyi dalam bilik
Kalau tulus memperbaiki Polri
Jangan geram menerima kritik

Air berlumpur mengalir ke muara
Air bening tidak kentara
Rekening gemuk para perwira
Rekening celengan para bintara

Burung pemangsa tak bersuara
Kalau terbang tak kenal batas
Rekening celengan para bintara
Beban tak resmi setoran ke atas

Pohon pisang buahnya ranum
Kalau panen jangan dibalik
Rekening gemuk rahasia umum
Sangat sedikit polisi yang baik

Kucing makan di suasana hening
Ayam makan berhimpitan
Perwira polisi bergelimang rekening
Polisi lapangan andalkan sempritan

Pinggir selokan banyak nyamuk
Kalau menggigit pedih rasanya
Publik mengutuk rekening gemuk
Polisi yang baik tersayat hatinya

Kalau menjahit kantong celana
Jangan simpan patahan jarum
Dari mana aliran dana
Dari markus dan mafia hukum

Simpan makanan di tempat jorok
Jangan sampai dimakan hama
Polri kita sedang bobrok
Mari benahi bersama-sama

Kalau ingin mengikat pasak
Jangan gunakan tali yang lusuh
Polri lindungi polisi yang rusak
Polisi yang baik dianggap musuh

Padi di sawah mulai berisi
Jangan sampai tikus menjarah
Bersama-sama membenahi polisi
Kalau dikritik janganlah marah


Makassar, 1 Juli 2010

* Battala bahasa Makassar artinya gemuk