Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Berkorup-korup dahulu
Penjara urusan kemudian
Lincah nian aksi matador
Salah langkah terperangkap
Nasib sial menimpa koruptor
Baru sedikit sudah ditangkap
Tikus sembunyi di berbagai tempat
Kucing di lantai mulai melirik
Sepandai-pandai kuruptor melompat
Ditangkap KPK tidak bisa berkutik
Jangan gunakan sapu yang kotor
Kalau lantai dibersihkan semuanya
Jaksa berkeringat menuntut koruptor
Karena terdakwa adalah koleganya
Buah durian tajam baunya
Bisa dibuat jadi gula-gula
Karena terdakwa adalah koleganya
Habis menutut ditangkap pula
Di toko banyak minuman berharga
Minum sebatas pelepas dahaga
Banyak uang kebanggan keluarga
Jadi koruptor memalukan keluarga
Di tepi jalan banyak jualan
Anjing di kandang mengintip keluar
Mobil KPK melintas di jalan
Koruptor kaget menabrak trotoar
Kolam dibuat berbilik-bilik
Ada arwana dan ikan predator
Koruptor terancam KPK dan publik
Bikin wadah paguyuban koruptor
Makassar, 29 April 2010
Kamis, 29 April 2010
Rabu, 28 April 2010
Tawuran Mahasiswa
Anjing di hutan makin berani
Kalau melihat binatang buruan
Sungguh aktif mahasiswa kini
Sepi demo, ramai tawuran
Di tungku tempat menanak nasi
Nasinya hangus berlapis-lapis
Mahasiswa menjadi agen reformasi
Kalau demo suka anarkis
Mengukur pohon gunakan meter
Pohon tumbang tak bisa berdiri
Mahasiswa jauh dari almamater
Sering membakar kampus sendiri
Daun gugur di segala musim
Di jalan tak bisa melihat ke atas
Akademik alami perubahan iklim
Tradisi tawuran antarfakultas
Ayam aduan hinggap di pagar
Jatuh tersungkur ke dalam selokan
Tawuran mengganti minat belajar
Dari kampus sampai pondokan
Kucing bertengkar dalam garasi
Melihat ikan dalam rawa
Tawuran preman konsolidasi
Merasa tersaingi tawuran mahasiswa
Di padang luas banyak buruan
Hewan liar pandai berlari
Mahasiswa suka-suka tawuran
Dosen mengajar sesuai teori
Mengukir kayu gunakan ketam
Ketamnya patah menjadi dua
Mahasiswa gunakan kacamata hitam
Dosen gunakan kacamata kuda
Makassar, 28 April 2010
Kalau melihat binatang buruan
Sungguh aktif mahasiswa kini
Sepi demo, ramai tawuran
Di tungku tempat menanak nasi
Nasinya hangus berlapis-lapis
Mahasiswa menjadi agen reformasi
Kalau demo suka anarkis
Mengukur pohon gunakan meter
Pohon tumbang tak bisa berdiri
Mahasiswa jauh dari almamater
Sering membakar kampus sendiri
Daun gugur di segala musim
Di jalan tak bisa melihat ke atas
Akademik alami perubahan iklim
Tradisi tawuran antarfakultas
Ayam aduan hinggap di pagar
Jatuh tersungkur ke dalam selokan
Tawuran mengganti minat belajar
Dari kampus sampai pondokan
Kucing bertengkar dalam garasi
Melihat ikan dalam rawa
Tawuran preman konsolidasi
Merasa tersaingi tawuran mahasiswa
Di padang luas banyak buruan
Hewan liar pandai berlari
Mahasiswa suka-suka tawuran
Dosen mengajar sesuai teori
Mengukir kayu gunakan ketam
Ketamnya patah menjadi dua
Mahasiswa gunakan kacamata hitam
Dosen gunakan kacamata kuda
Makassar, 28 April 2010
Selasa, 27 April 2010
Ujian Akhir Nasional
Pandai bermain lompat galah
Sambil lompat tangan digenggam
UAN dipaksakan di sekolah-sekolah
Soal seragam jawaban seragam
Banyak sampah di drainase
Sampah kotor bisa dijual
UAN diciptakan menjadi prestise
Sekolah berusaha bocorkan soal
Di tebing curam ada lelawa
Di tengah tebing ada gua
Soal UAN dibuat di Jawa
Dipaksa jawab siswa Papua
Pergi ke hutan membawa bungkusan
Jangan buka di kebun ketela
UAN penentu nasib kelulusan
Bisnis bocoran merajalela
Buang racun di lumpur kotor
Mati disantap lele dan gabus
UAN dipaksakan menjadi indikator
Siswa pandai banyak tak lulus
Di batu karang banyak ikan
Banyak racun tak bisa ditangkal
UAN untuk kualitas pendidikan
Singkir keragaman pengetahuan lokal
Pandai besi membakar logam
Habis ditempa langsung rendam
UAN dibuat kualitas seragam
Menanam bibit korupsi seragam
Kambing dilepas mencari makan
Tanaman pekarangan rusak parah
UAN menjadi proyek pendidikan
Ingin dihapus banyak yang marah
Kerbau mandi dalam kubangan
Menginjak-injak padi tegalan
UAN menjadi simbol kebanggan
Rayakan kelulusan pawai di jalan
Makassar, 27 April 2010
Sambil lompat tangan digenggam
UAN dipaksakan di sekolah-sekolah
Soal seragam jawaban seragam
Banyak sampah di drainase
Sampah kotor bisa dijual
UAN diciptakan menjadi prestise
Sekolah berusaha bocorkan soal
Di tebing curam ada lelawa
Di tengah tebing ada gua
Soal UAN dibuat di Jawa
Dipaksa jawab siswa Papua
Pergi ke hutan membawa bungkusan
Jangan buka di kebun ketela
UAN penentu nasib kelulusan
Bisnis bocoran merajalela
Buang racun di lumpur kotor
Mati disantap lele dan gabus
UAN dipaksakan menjadi indikator
Siswa pandai banyak tak lulus
Di batu karang banyak ikan
Banyak racun tak bisa ditangkal
UAN untuk kualitas pendidikan
Singkir keragaman pengetahuan lokal
Pandai besi membakar logam
Habis ditempa langsung rendam
UAN dibuat kualitas seragam
Menanam bibit korupsi seragam
Kambing dilepas mencari makan
Tanaman pekarangan rusak parah
UAN menjadi proyek pendidikan
Ingin dihapus banyak yang marah
Kerbau mandi dalam kubangan
Menginjak-injak padi tegalan
UAN menjadi simbol kebanggan
Rayakan kelulusan pawai di jalan
Makassar, 27 April 2010
Senin, 26 April 2010
Sesama
Pohon damar dibuat dupa
Kalau berjanji janganlah lupa
Mawar berbunga indah merekah
Ingin bahagia jangan serakah
Semut merayap jalin-menjalin
Ada padamu juga milik yang lain
Kalau memetik buah delima
Banyak memberi banyak menerima
Ingin memandang pohon dipanjat
Sesama manusia sama derajat
Ombak di pantai berderap-derap
Kalau memberi, jangan mengharap
Indah nian kepulauan Indonesia
Jangan korbankan sesama manusia
Kapal berlayar menuju teluk
Jangan korbankan sesama makhluk
Rusa di hutan tertikam belati
Kalau menyakiti pasti disakiti
Angin bertiup takkan lama
Jangan memendam iri sesama
Tanam cempaka di dalam kuburan
Sumpah jabatan disaksikan Tuhan
Daun diracik menjadi jamu
Uang negara bukan milikmu
Makassar, 25 April 2010
Kalau berjanji janganlah lupa
Mawar berbunga indah merekah
Ingin bahagia jangan serakah
Semut merayap jalin-menjalin
Ada padamu juga milik yang lain
Kalau memetik buah delima
Banyak memberi banyak menerima
Ingin memandang pohon dipanjat
Sesama manusia sama derajat
Ombak di pantai berderap-derap
Kalau memberi, jangan mengharap
Indah nian kepulauan Indonesia
Jangan korbankan sesama manusia
Kapal berlayar menuju teluk
Jangan korbankan sesama makhluk
Rusa di hutan tertikam belati
Kalau menyakiti pasti disakiti
Angin bertiup takkan lama
Jangan memendam iri sesama
Tanam cempaka di dalam kuburan
Sumpah jabatan disaksikan Tuhan
Daun diracik menjadi jamu
Uang negara bukan milikmu
Makassar, 25 April 2010
Sabtu, 24 April 2010
Penegak Hukum Cari Selamat
Petir berbunyi seluruh jagad
Burung-burung bersuara lirih
Pemimpin negara selalu bertekad
Tegakkan hukum tanpa pamrih
Tikus di loteng pandai memilih
Mengendus gunakan hidung dan dahi
Tegakkan hukum tanpa pamrih
Penegak hukum yang berkelahi
Kalau ayam sedang birahi
Cakar menggaruk-garuk lahan
Penegak hukum yang berkelahi
Masing-masing cari kesalahan
Semut-semut merayap di dahan
Ada burung siap melumat
Masing-masing cari kesalahan
Saling siku mencari selamat
Dukun berziarah di tempat keramat
Sesaji berupa ayam belia
Saling siku mencari selamat
Keputusan hukum di tangan mafia
Tupai melompat di pohon akasia
Jatuh ke tanah memanjat menara
Keputusan hukum di tangan mafia
Karena uang habis perkara
Kancil hidup di belantara
Karena suka mengembara
Karena uang habis perkara
Mafia hukum mengatur negara
Masak pisang di api membara
Masak air lewat batu bara
Mafia hukum mengatur negara
Dari pengadilan sampai penjara
Makassar, 24 April 2010
Burung-burung bersuara lirih
Pemimpin negara selalu bertekad
Tegakkan hukum tanpa pamrih
Tikus di loteng pandai memilih
Mengendus gunakan hidung dan dahi
Tegakkan hukum tanpa pamrih
Penegak hukum yang berkelahi
Kalau ayam sedang birahi
Cakar menggaruk-garuk lahan
Penegak hukum yang berkelahi
Masing-masing cari kesalahan
Semut-semut merayap di dahan
Ada burung siap melumat
Masing-masing cari kesalahan
Saling siku mencari selamat
Dukun berziarah di tempat keramat
Sesaji berupa ayam belia
Saling siku mencari selamat
Keputusan hukum di tangan mafia
Tupai melompat di pohon akasia
Jatuh ke tanah memanjat menara
Keputusan hukum di tangan mafia
Karena uang habis perkara
Kancil hidup di belantara
Karena suka mengembara
Karena uang habis perkara
Mafia hukum mengatur negara
Masak pisang di api membara
Masak air lewat batu bara
Mafia hukum mengatur negara
Dari pengadilan sampai penjara
Makassar, 24 April 2010
Kamis, 22 April 2010
Bumi
Banyak bunga di musim semi
Kumbang-kumbang berkelana
Banyak usaha selamatkan bumi
Jangan banyak dalam wacana
Hujan menimpa pohon akasia
Air bergulir di daun talas
Bumi minta tanggungjawab manusia
Tanamlah pohon serius dan ikhlas
Di atas karang ada cumi-cumi
Membuang tinta di batu yang bulat
Mari menjaga satu bumi
Jadi tanggungjawab semua umat
Penunggang duduk di atas pelana
Kuda lapar minta jerami
Mengapa bencana di mana-mana
Karena manusia merusak bumi
Ada ulat dalam nenas
Semut-semut mengerumuni
Siang malam udara panas
Karena rusak selimut bumi
Buah disimpan dalam kardus
Sudah rusak baru diangkat
Mengapa tanah kering dan tandus
Karena hutan habis dibabat
Dalam museum tersimpan mumi
Tak ada keterangan huruf dan kata
Efek rumah kaca menimpa bumi
Karena manusia hidup di kaca
Kalau menggoreng pisang molen
Pisang masak secara alami
Penduduk bumi hidup modern
Bumi dipanggang minyak bumi
Makassar, 22 April 2010
Kumbang-kumbang berkelana
Banyak usaha selamatkan bumi
Jangan banyak dalam wacana
Hujan menimpa pohon akasia
Air bergulir di daun talas
Bumi minta tanggungjawab manusia
Tanamlah pohon serius dan ikhlas
Di atas karang ada cumi-cumi
Membuang tinta di batu yang bulat
Mari menjaga satu bumi
Jadi tanggungjawab semua umat
Penunggang duduk di atas pelana
Kuda lapar minta jerami
Mengapa bencana di mana-mana
Karena manusia merusak bumi
Ada ulat dalam nenas
Semut-semut mengerumuni
Siang malam udara panas
Karena rusak selimut bumi
Buah disimpan dalam kardus
Sudah rusak baru diangkat
Mengapa tanah kering dan tandus
Karena hutan habis dibabat
Dalam museum tersimpan mumi
Tak ada keterangan huruf dan kata
Efek rumah kaca menimpa bumi
Karena manusia hidup di kaca
Kalau menggoreng pisang molen
Pisang masak secara alami
Penduduk bumi hidup modern
Bumi dipanggang minyak bumi
Makassar, 22 April 2010
Rabu, 21 April 2010
Kartini
Giat bekerja para petani
Kalau bersama kawan sebaya
Kalau merayakan Hari Kartini
Jangan dinilai sekadar kebaya
Anak muda menanak nasi
Kalau masak makan sendiri
Mengenang jasa emansipasi
Raden Kartini tidak sendiri
Di Papua ada Sentani
Tempat orang menjual kain
Mengenang jasa-jasa Kartini
Kenanglah juga kartini-kartini lain
Anak pelaut bermain-main
Sore hari pergi memancing
Kenanglah juga kartini-kartini lain
Memanggul senjata dan bambu runcing
Belomba-lomba mandi di bak
Saat mandi jangan sembrono
Mengenang usaha setarakan hak
Jangan Kartini jadi Kartono
Indah nian musik perkusi
Sampai terbuai dalam alunan
Kartini berjuang meraih kursi
Ada yang bekerja kuli bangunan
Daun cemara jatuh berderai
Cabangnya jatuh di atas kuburan
Ada kartini yang kawin-cerai
Ada teraniaya di negeri jiran
Simpan jarum dalam jerami
Tidak terkena sinar mentari
Kartini takluk di lutut suami
Ada suami yang takut istri
Makassar, 21 April 2010
Kalau bersama kawan sebaya
Kalau merayakan Hari Kartini
Jangan dinilai sekadar kebaya
Anak muda menanak nasi
Kalau masak makan sendiri
Mengenang jasa emansipasi
Raden Kartini tidak sendiri
Di Papua ada Sentani
Tempat orang menjual kain
Mengenang jasa-jasa Kartini
Kenanglah juga kartini-kartini lain
Anak pelaut bermain-main
Sore hari pergi memancing
Kenanglah juga kartini-kartini lain
Memanggul senjata dan bambu runcing
Belomba-lomba mandi di bak
Saat mandi jangan sembrono
Mengenang usaha setarakan hak
Jangan Kartini jadi Kartono
Indah nian musik perkusi
Sampai terbuai dalam alunan
Kartini berjuang meraih kursi
Ada yang bekerja kuli bangunan
Daun cemara jatuh berderai
Cabangnya jatuh di atas kuburan
Ada kartini yang kawin-cerai
Ada teraniaya di negeri jiran
Simpan jarum dalam jerami
Tidak terkena sinar mentari
Kartini takluk di lutut suami
Ada suami yang takut istri
Makassar, 21 April 2010
Senin, 19 April 2010
Pendidikan Gratis
Di batas cakrawala seperti garis
Awan berarak seperti diolah
Berkat program pendidikan gratis
Anak tak mampu bisa sekolah
Rumput merambat di atas pagar
Akar tak sampai di tali jemuran
Pendidikan gratis tidak berbayar
Sekolah takut memungut bayaran
Di atas dinding semut berbaris
Merayap masuk dalam rantang
Pendidikan gratis semuanya gratis
Guru disogok lewat pintu belakang
Pandai bermain anak sebaya
Berebut makanan di atas pedati
Pendidikan gratis tanpa biaya
Guru mengajar setengah hati
Indah rupanya kembang melati
Tak bisa tumbuh di bebatuan
Guru mengajar setengah hati
Karena sulit proyek pungutan
Kalau belajar menunggang kuda
Jangan berjalan di atas sekam
Pendidikan graris disubsidi pemda
Metode belajar jadi seragam
Kalau ingin memotong kuku
Jangan gunakan parang sabit
Pendidikan gratis menyediakan buku
Sekolah berkolusi dengan penerbit
Ada ayam bertelur di sudut
Kadal sembunyi di pohon keladi
Pendidikan gratis dilarang memungut
Guru-guru terima upeti pribadi
Petani ladang menanam padi
Tak berbuah batangnya ramping
Guru-guru terima upeti pribadi
Murid bodoh bisa dapat rangking
Makassar, 19 April 2010
Awan berarak seperti diolah
Berkat program pendidikan gratis
Anak tak mampu bisa sekolah
Rumput merambat di atas pagar
Akar tak sampai di tali jemuran
Pendidikan gratis tidak berbayar
Sekolah takut memungut bayaran
Di atas dinding semut berbaris
Merayap masuk dalam rantang
Pendidikan gratis semuanya gratis
Guru disogok lewat pintu belakang
Pandai bermain anak sebaya
Berebut makanan di atas pedati
Pendidikan gratis tanpa biaya
Guru mengajar setengah hati
Indah rupanya kembang melati
Tak bisa tumbuh di bebatuan
Guru mengajar setengah hati
Karena sulit proyek pungutan
Kalau belajar menunggang kuda
Jangan berjalan di atas sekam
Pendidikan graris disubsidi pemda
Metode belajar jadi seragam
Kalau ingin memotong kuku
Jangan gunakan parang sabit
Pendidikan gratis menyediakan buku
Sekolah berkolusi dengan penerbit
Ada ayam bertelur di sudut
Kadal sembunyi di pohon keladi
Pendidikan gratis dilarang memungut
Guru-guru terima upeti pribadi
Petani ladang menanam padi
Tak berbuah batangnya ramping
Guru-guru terima upeti pribadi
Murid bodoh bisa dapat rangking
Makassar, 19 April 2010
Sabtu, 17 April 2010
Negeriku
Nasi dimasak menjadi bubur
Sambil makan duduk di kursi
Negeri subur aman dan makmur
Berkembang pesat ladang korupsi
Di atas pohon monyet tertawa
Melihat-lihat hewan melata
Negeri indah jamrud khatulistiwa
Kekayaan alam tak dibagi rata
Di pinggir hutan ada pedati
Para pemburu memungut gading
Penduduk negeriku berbudi pekerti
Ada gayus dan nasi aking
Di dinding ada lukisan absurd
Bingkai dirajut dari untaian besi
Negeri elok untaian jamrud
Korupsi berjamaah jadi profesi
Bunglon berdiam di dahan-dahan
Kulitnya indah licin dan mulus
Penduduk negeriku berketuhanan
Ibadah dan korupsi berbanding lurus
Di kolam banyak ikan nila
Di muara banyak buaya
Negeriku berdasarkan pancasila
Rakyat melarat pejabatnya kaya
Tanam pisang di batu cadas
Gali lobang gunakan jarum
Negeriku sudah tinggal landas
Kandas di tangan mafia hukum
Pergi berburu tak pakai alat
Ada ular sembunyi di ranting
Negeriku merdeka dan berdaulat
Takluk di bawah kepentingan asing
Makassar, 17 April 2010
Sambil makan duduk di kursi
Negeri subur aman dan makmur
Berkembang pesat ladang korupsi
Di atas pohon monyet tertawa
Melihat-lihat hewan melata
Negeri indah jamrud khatulistiwa
Kekayaan alam tak dibagi rata
Di pinggir hutan ada pedati
Para pemburu memungut gading
Penduduk negeriku berbudi pekerti
Ada gayus dan nasi aking
Di dinding ada lukisan absurd
Bingkai dirajut dari untaian besi
Negeri elok untaian jamrud
Korupsi berjamaah jadi profesi
Bunglon berdiam di dahan-dahan
Kulitnya indah licin dan mulus
Penduduk negeriku berketuhanan
Ibadah dan korupsi berbanding lurus
Di kolam banyak ikan nila
Di muara banyak buaya
Negeriku berdasarkan pancasila
Rakyat melarat pejabatnya kaya
Tanam pisang di batu cadas
Gali lobang gunakan jarum
Negeriku sudah tinggal landas
Kandas di tangan mafia hukum
Pergi berburu tak pakai alat
Ada ular sembunyi di ranting
Negeriku merdeka dan berdaulat
Takluk di bawah kepentingan asing
Makassar, 17 April 2010
Jumat, 16 April 2010
Makassar Menuju Kota Dunia
Tanam pohon di Sukaria
Pohon tak tumbuh di tapal batas
Makassar menuju kota dunia
Besar gaung dari realitas
Ombak menghempas di Samalona
Air laut menggerus tanah
Makassar menuju kota dunia
Cagar budayanya hampir punah
Mobil melaju dari Biringkanaya
Menabrak batu rusak parah
Makassar menuju kota dunia
Dikepung ruko berbagai arah
Hiruk-pikuk di hari raya
Berlomba-lomba bangun gapura
Makassar menuju kota dunia
Bersih di saat penilaian adipura
Coto Makassar nikmat rasanya
Mangkok disimpan di atas paha
Makassar menuju kota dunia
Kota ditata kehendak pengusaha
Di sungai Tallo ada buaya
Musim hujan buaya mengapung
Makassar menuju kota dunia
Ruang hijau berganti gedung
Pandai berlari anak belia
Penjual obat pandai meramal
Makassar menuju kota dunia
Lapangan karebosi menjadi mal
Buah rambutan banyak rambutnya
Banyak durinya kulit durian
Makassar menuju kota dunia
Angkotnya padat tak beraturan
Angin bertiup dari Cambaiyya
Hujan jatuh tidak merata
Makassar menuju kota dunia
Gudang bertebaran dalam kota
Banyak acara hiburan mania
Penonton pun duduk menengadah
Makassar menuju kota dunia
Berita di teve berdarah-darah
Makassar, 16 April 2010
Pohon tak tumbuh di tapal batas
Makassar menuju kota dunia
Besar gaung dari realitas
Ombak menghempas di Samalona
Air laut menggerus tanah
Makassar menuju kota dunia
Cagar budayanya hampir punah
Mobil melaju dari Biringkanaya
Menabrak batu rusak parah
Makassar menuju kota dunia
Dikepung ruko berbagai arah
Hiruk-pikuk di hari raya
Berlomba-lomba bangun gapura
Makassar menuju kota dunia
Bersih di saat penilaian adipura
Coto Makassar nikmat rasanya
Mangkok disimpan di atas paha
Makassar menuju kota dunia
Kota ditata kehendak pengusaha
Di sungai Tallo ada buaya
Musim hujan buaya mengapung
Makassar menuju kota dunia
Ruang hijau berganti gedung
Pandai berlari anak belia
Penjual obat pandai meramal
Makassar menuju kota dunia
Lapangan karebosi menjadi mal
Buah rambutan banyak rambutnya
Banyak durinya kulit durian
Makassar menuju kota dunia
Angkotnya padat tak beraturan
Angin bertiup dari Cambaiyya
Hujan jatuh tidak merata
Makassar menuju kota dunia
Gudang bertebaran dalam kota
Banyak acara hiburan mania
Penonton pun duduk menengadah
Makassar menuju kota dunia
Berita di teve berdarah-darah
Makassar, 16 April 2010
Kamis, 15 April 2010
Koja Berdarah
Panas terik terasa gerah
Dari siang hingga malam
Koja rusuh Koja berdarah
Luapan amarah yang terpendam
Pandai besi membakar logam
Di tepi tungku panas terasa
Luapan amarah yang terpendam
Puluhan kendaraan dibakar massa
Rumah berdinding kawat kasa
Gunakan cat berwarna merah
Puluhan kendaraan dibakar massa
Pamong praja dan warga berdarah-darah
Kalau badan terluka parah
Carilah kolam untuk berendam
Pamong Praja dan warga berdarah-darah
Rakyat kecil membalas dendam
Pahit rasanya serpihan garam
Jangan dimakan dengan ganja
Rakyat kecil membalas dendam
Sering digusur pamong praja
Kalau ingin pergi berbelanja
Jangan hanya membeli manisan
Sering digusur pamong praja
Yang kadang lupa kemanusiaan
Badai dan hujan di pegunungan
Bunyi petir berdentuman
Yang kadang lupa kemanusiaan
Andalkan pendekatan keamanan
Singa mangamuk dalam hutan
Melihat orang menebang rotan
Andalkan pendekatan keamanan
Turun lapangan bertindak arogan
Harimau lapar mencari kubangan
Sapi-sapi berjalan lambat
Turun lapangan bertindak arogan
Terkesan memihak pada yang kuat
Perahu kecil tak bisa memuat
Tak bisa pindah dalam gerobak
Terkesan memihak pada yang kuat
Keyakinan warga langsung ditabrak
Dari siang hingga malam
Koja rusuh Koja berdarah
Luapan amarah yang terpendam
Pandai besi membakar logam
Di tepi tungku panas terasa
Luapan amarah yang terpendam
Puluhan kendaraan dibakar massa
Rumah berdinding kawat kasa
Gunakan cat berwarna merah
Puluhan kendaraan dibakar massa
Pamong praja dan warga berdarah-darah
Kalau badan terluka parah
Carilah kolam untuk berendam
Pamong Praja dan warga berdarah-darah
Rakyat kecil membalas dendam
Pahit rasanya serpihan garam
Jangan dimakan dengan ganja
Rakyat kecil membalas dendam
Sering digusur pamong praja
Kalau ingin pergi berbelanja
Jangan hanya membeli manisan
Sering digusur pamong praja
Yang kadang lupa kemanusiaan
Badai dan hujan di pegunungan
Bunyi petir berdentuman
Yang kadang lupa kemanusiaan
Andalkan pendekatan keamanan
Singa mangamuk dalam hutan
Melihat orang menebang rotan
Andalkan pendekatan keamanan
Turun lapangan bertindak arogan
Harimau lapar mencari kubangan
Sapi-sapi berjalan lambat
Turun lapangan bertindak arogan
Terkesan memihak pada yang kuat
Perahu kecil tak bisa memuat
Tak bisa pindah dalam gerobak
Terkesan memihak pada yang kuat
Keyakinan warga langsung ditabrak
Makassar, 15 April 2010
Rabu, 14 April 2010
Century Kemana?
Kalau makan buah terlarang
Jangan simpan dalam perut
Tembak teroris di Tangerang
Kasus Century mulai surut
Pahit rasanya minum teh
Kalau banyak yang dicelup
Tembak teroris di Banda Aceh
Kasus Century mulai redup
Asap cerobong mengepul ke udara
Akan terhirup di gelap malam
Tembak teroris di Sumatra Utara
Kasus Century timbul tenggelam
Gajah di hutan menari-nari
Semut-semut merayap rapi
Jenderal Susno melawan Polri
Kasus Century makin sepi
Kalau memakai kapur barus
Jangan gunakan untuk atap
Jendral Susno menyingkap Gayus
Kasus Century telah tiarap
Jangan terlalu melompat tinggi
Kalau jatuh tersangkut di pagar
Gayus menyerat para petinggi
Kasus Century jarang terdengar
Deteksi tubuh dengan sinar X
Ada kanker yang menyelinap
Jederal Susno ungkap mister X
Kasus Century jadi lenyap
Tupai makan buah kenari
Jatuh di tanah jadi terpana
Mister X diseret ke Polri
Kasus Century entah ke mana
Makassar, 14 April 2010
Jangan simpan dalam perut
Tembak teroris di Tangerang
Kasus Century mulai surut
Pahit rasanya minum teh
Kalau banyak yang dicelup
Tembak teroris di Banda Aceh
Kasus Century mulai redup
Asap cerobong mengepul ke udara
Akan terhirup di gelap malam
Tembak teroris di Sumatra Utara
Kasus Century timbul tenggelam
Gajah di hutan menari-nari
Semut-semut merayap rapi
Jenderal Susno melawan Polri
Kasus Century makin sepi
Kalau memakai kapur barus
Jangan gunakan untuk atap
Jendral Susno menyingkap Gayus
Kasus Century telah tiarap
Jangan terlalu melompat tinggi
Kalau jatuh tersangkut di pagar
Gayus menyerat para petinggi
Kasus Century jarang terdengar
Deteksi tubuh dengan sinar X
Ada kanker yang menyelinap
Jederal Susno ungkap mister X
Kasus Century jadi lenyap
Tupai makan buah kenari
Jatuh di tanah jadi terpana
Mister X diseret ke Polri
Kasus Century entah ke mana
Makassar, 14 April 2010
Selasa, 13 April 2010
Jenderal Susno Ditangkap
Di pelabuhan kapal ditambat
Para perompak berpesta pora
Jenderal Susno pergi berobat
Ditangkap provos di bandara
Api di tungku sedang membara
Dalam baskom bara direndam
Ditangkap provos di Bandara
Penegakan disiplin atau dendam
Di atas menara lampu padam
Orang bemain lompat gala
Penegakan disiplin atau dendam
Penegakan hukum seperti main bola
Diintai-intai para penjala
Ikan-ikan tak mau berenang
Penegakan hukum seperti main bola
Penegak hukum saling menyerang
Kucing hitam pandai meradang
Kalau melihat kucing sebaya
Penegak hukum saling menyerang
Seperti buaya menerkam buaya
Ada gajah di hutan raya
Geram melihat kancil merah
Seperti buaya menerkam buaya
Cicak-cicak dibuat marah
Ikan hiu mencium darah
Darah bercampur air mani
Cicak-cicak dibuat marah
Banyak pengayom kehilangan nurani
Pohon beringin ditanam petani
Tak akan tumbuh pohon gandum
Banyak pengayom kehilangan nurani
Makelar kasus dan mafia hukum
Harimau pandai mengaum
Kalau ingin bekeliaran
Makelar kasus dan mafia hukum
Hukum diatur sesuai bayaran
Makassar, 13 April 2010
Para perompak berpesta pora
Jenderal Susno pergi berobat
Ditangkap provos di bandara
Api di tungku sedang membara
Dalam baskom bara direndam
Ditangkap provos di Bandara
Penegakan disiplin atau dendam
Di atas menara lampu padam
Orang bemain lompat gala
Penegakan disiplin atau dendam
Penegakan hukum seperti main bola
Diintai-intai para penjala
Ikan-ikan tak mau berenang
Penegakan hukum seperti main bola
Penegak hukum saling menyerang
Kucing hitam pandai meradang
Kalau melihat kucing sebaya
Penegak hukum saling menyerang
Seperti buaya menerkam buaya
Ada gajah di hutan raya
Geram melihat kancil merah
Seperti buaya menerkam buaya
Cicak-cicak dibuat marah
Ikan hiu mencium darah
Darah bercampur air mani
Cicak-cicak dibuat marah
Banyak pengayom kehilangan nurani
Pohon beringin ditanam petani
Tak akan tumbuh pohon gandum
Banyak pengayom kehilangan nurani
Makelar kasus dan mafia hukum
Harimau pandai mengaum
Kalau ingin bekeliaran
Makelar kasus dan mafia hukum
Hukum diatur sesuai bayaran
Makassar, 13 April 2010
Minggu, 11 April 2010
Kalaulah Ingin
Kancil berlari di jembatan besi
Melompat cepat di pinggir lembah
Kalaulah ingin berprestasi
Janganlah diri menengok ke bawah
Ada pungguk memandang bulan
Melihat cakrawala tak ada batas
Kalaulah ingin kekayaan
Janganlah diri menengok ke atas
Perang saudara di Serbia
Perang gerilya di Srilangka
Kalaulah ingin berbahagia
Jangan bergumul dalam prasangka
Di atas tanah kaki berpijak
Saat mendaki di tanah landai
Kalaulah ingin menjadi bijak
Janganlah diri merasa terpandai
Jarum disimpan dalam peti
Patinya rusak tak bisa diangkat
Kalaulah ingin dihormati
Jangan gunakan gelar dan pangkat
Di tepi hutan rusa berjalan
Rumput kecil tak bisa berdiri
Kalaulah ingin keadilan
Jangan menghukum diri sendiri
Dalam kebun ada persemaian
Dikelilingi kawat berduri
Kalaulah ingin kedamaian
Perangilah napsu di dalam diri
Ombak menghempas ke tepi pantai
Desah berbunyi di bebatuan
Kalaulah ingin dicintai
Jangan berselimut kepalsuan
Dalam kolam ada teratai
Indah bunganya dikenang selalu
Kalaulah ingin mencintai
Belajarlah ikhlas lebih dahulu
Makassar, 11 April 2010
Melompat cepat di pinggir lembah
Kalaulah ingin berprestasi
Janganlah diri menengok ke bawah
Ada pungguk memandang bulan
Melihat cakrawala tak ada batas
Kalaulah ingin kekayaan
Janganlah diri menengok ke atas
Perang saudara di Serbia
Perang gerilya di Srilangka
Kalaulah ingin berbahagia
Jangan bergumul dalam prasangka
Di atas tanah kaki berpijak
Saat mendaki di tanah landai
Kalaulah ingin menjadi bijak
Janganlah diri merasa terpandai
Jarum disimpan dalam peti
Patinya rusak tak bisa diangkat
Kalaulah ingin dihormati
Jangan gunakan gelar dan pangkat
Di tepi hutan rusa berjalan
Rumput kecil tak bisa berdiri
Kalaulah ingin keadilan
Jangan menghukum diri sendiri
Dalam kebun ada persemaian
Dikelilingi kawat berduri
Kalaulah ingin kedamaian
Perangilah napsu di dalam diri
Ombak menghempas ke tepi pantai
Desah berbunyi di bebatuan
Kalaulah ingin dicintai
Jangan berselimut kepalsuan
Dalam kolam ada teratai
Indah bunganya dikenang selalu
Kalaulah ingin mencintai
Belajarlah ikhlas lebih dahulu
Makassar, 11 April 2010
Sabtu, 10 April 2010
Makelar dan Mafia
Air tergenang sampai ke pusat
Di tengah jalan ada bundaran
Mafia kasus berkembang pesat
Makelar kasus banjir orderan
Kalau ingin memakai kemeja
Jangan sandar di dinding ruangan
Penegak hukum duduk di meja
Makelar kasus berkeliaran
Simpan ikan dalam bungusan
Nasi basi dalam kukusan
Makelar tanah satu jurusan
Makelar kasus semua juruan
Di kubangan ada buaya
Banyak sapi tak berdaya
Makelar kasus banyak untungnya
Makelar barang banyak buntungnya
Di pinggir danau banyak rumbia
Di sela-sela pohon tuba
Penegak hukum menjadi mafia
Tuntaskan kasus dengan hukum rimba
Tanam lombok di batu kapur
Habis buahnya dimakan hama
Pasal undang-undang diatur-atur
Mafia mengabaikan hukum karma
Perompak berlayar ke Malaysia
Menggasak ikan para nelayan
Sandiwara hukum pengadilan mafia
Ketuk palu sesuai pesanan
Pohon benalu tumbuh melilit
Tak mau tumbuh di atas batu
Tegakkan hukum hanya di kulit
Kalau mafia menjadi penentu
Di puncak menara bunyi lonceng
Jatuh terhempas ke jembatan
Mafia kasus pandai bertopeng
Nurani dibunuh dengan kejahatan
Angin menerpa pohon akasia
Banyak ulat bergantungan
Cerdik nian di republik mafia
Tuhan dibajak untuk keuntungan
Makassar, 10 April 2010
Di tengah jalan ada bundaran
Mafia kasus berkembang pesat
Makelar kasus banjir orderan
Kalau ingin memakai kemeja
Jangan sandar di dinding ruangan
Penegak hukum duduk di meja
Makelar kasus berkeliaran
Simpan ikan dalam bungusan
Nasi basi dalam kukusan
Makelar tanah satu jurusan
Makelar kasus semua juruan
Di kubangan ada buaya
Banyak sapi tak berdaya
Makelar kasus banyak untungnya
Makelar barang banyak buntungnya
Di pinggir danau banyak rumbia
Di sela-sela pohon tuba
Penegak hukum menjadi mafia
Tuntaskan kasus dengan hukum rimba
Tanam lombok di batu kapur
Habis buahnya dimakan hama
Pasal undang-undang diatur-atur
Mafia mengabaikan hukum karma
Perompak berlayar ke Malaysia
Menggasak ikan para nelayan
Sandiwara hukum pengadilan mafia
Ketuk palu sesuai pesanan
Pohon benalu tumbuh melilit
Tak mau tumbuh di atas batu
Tegakkan hukum hanya di kulit
Kalau mafia menjadi penentu
Di puncak menara bunyi lonceng
Jatuh terhempas ke jembatan
Mafia kasus pandai bertopeng
Nurani dibunuh dengan kejahatan
Angin menerpa pohon akasia
Banyak ulat bergantungan
Cerdik nian di republik mafia
Tuhan dibajak untuk keuntungan
Makassar, 10 April 2010
Jumat, 09 April 2010
Partai
Ada perkutut di Lebak Bulus
Suaranya merdu karena disayang
Kongres PDIP berjalan mulus
Ibu Mega seng ada lawan 1
Kalau banteng dibawa berlaga
Tali kendali diikat melilit
Tak ada saingan bagi Ibu Mega
Partai wong cilik atau wong elit
Roti mengambang karena ragi
Lahap dimakan dengan anggur
Partai-parti melambung tinggi
Kekuatan partai nyantol di figur
Tanam padi di tanah subur
Dibawa banjir jatuh ke lumpur
Kalau partai kehilangan figur
Ibarat nasi menjadi bubur
Di tengah lumbung padi terhambur
Dilihat ayam langsung melompat
Di kala partai banyak yang subur
Kader-kader jadi kutu loncat
Kuda ditambat di tepi jembatan
Tak bisa dilepas menarik kereta
Partai subur jadi rebutan
Partai gurem dilanda sengketa
Di pohon kelapa tupai mengintip
Mencari-cari tempat yang dingin
Banyak partai kehilangan prinsip
Ideologi tergantung arah angin
Suaranya merdu karena disayang
Kongres PDIP berjalan mulus
Ibu Mega seng ada lawan 1
Kalau banteng dibawa berlaga
Tali kendali diikat melilit
Tak ada saingan bagi Ibu Mega
Partai wong cilik atau wong elit
Roti mengambang karena ragi
Lahap dimakan dengan anggur
Partai-parti melambung tinggi
Kekuatan partai nyantol di figur
Tanam padi di tanah subur
Dibawa banjir jatuh ke lumpur
Kalau partai kehilangan figur
Ibarat nasi menjadi bubur
Di tengah lumbung padi terhambur
Dilihat ayam langsung melompat
Di kala partai banyak yang subur
Kader-kader jadi kutu loncat
Kuda ditambat di tepi jembatan
Tak bisa dilepas menarik kereta
Partai subur jadi rebutan
Partai gurem dilanda sengketa
Di pohon kelapa tupai mengintip
Mencari-cari tempat yang dingin
Banyak partai kehilangan prinsip
Ideologi tergantung arah angin
Makassar, 9 April 2010
Kamis, 08 April 2010
Korupsi
Makin berkurang air di sumur
Kalau tiba musim panas
Republik Indonesia tak akan makmur
Kalau korupsi tak diberantas
Musim kemarau terlalu lama
Di batang pohon tumbuh jamur
Penduduk Indonesia orang beragama
Kolusi korupsi berkembang subur
Rayap merayap berbaris-baris
Menggerogoti kayu sampai besi
Para koruptor adalah teroris
Merusak bangsa mutidimensi
Pohon beringin berakar di atas
Akar menjuntai tak tersabet
Kasus teroris tangkas dan tuntas
Kasus korupsi lamban dan mampet
Pedang disimpan dalam peti
Kalau pendekar sedang mabuk
Kalau koruptor dihukum mati
Negeri ini kehabisan penduduk
Ular berbisa beriring-iringan
Kalau melewati lantai yang kotor
Penduduk desa merasa kehilangan
Budaya gotong royong dibajak koruptor
Kalau ingin menjual ikan
Jangan duduk di atas kursi
Korupsi menggurita di dunia pendidikan
Tidak ada pendidikan antikorupsi
Duduk bersila dalam baruga 1
Bunyi gong bertalu-talu
Hasil korupsi makmurkan keluarga
Kalau ketahuan keluarga yang malu
Di batang pohon banyak benalu
Pohon induk tak berdaya
Keluarga koruptor tak akan malu
Kalau korupsi telah membudaya
Di sampah banyak makanan basi
Dimakan lalau tubuhnya kotor
Untuk melawan antikorupsi
Bentuk asosiasi keluarga koruptor
Makassar, 8 April 2010
1 Baruga sebuah ruangan atau bangunan menjadi tempat pertemuan atau musyawarah, di Sulawesi Selatan.
Kalau tiba musim panas
Republik Indonesia tak akan makmur
Kalau korupsi tak diberantas
Musim kemarau terlalu lama
Di batang pohon tumbuh jamur
Penduduk Indonesia orang beragama
Kolusi korupsi berkembang subur
Rayap merayap berbaris-baris
Menggerogoti kayu sampai besi
Para koruptor adalah teroris
Merusak bangsa mutidimensi
Pohon beringin berakar di atas
Akar menjuntai tak tersabet
Kasus teroris tangkas dan tuntas
Kasus korupsi lamban dan mampet
Pedang disimpan dalam peti
Kalau pendekar sedang mabuk
Kalau koruptor dihukum mati
Negeri ini kehabisan penduduk
Ular berbisa beriring-iringan
Kalau melewati lantai yang kotor
Penduduk desa merasa kehilangan
Budaya gotong royong dibajak koruptor
Kalau ingin menjual ikan
Jangan duduk di atas kursi
Korupsi menggurita di dunia pendidikan
Tidak ada pendidikan antikorupsi
Duduk bersila dalam baruga 1
Bunyi gong bertalu-talu
Hasil korupsi makmurkan keluarga
Kalau ketahuan keluarga yang malu
Di batang pohon banyak benalu
Pohon induk tak berdaya
Keluarga koruptor tak akan malu
Kalau korupsi telah membudaya
Di sampah banyak makanan basi
Dimakan lalau tubuhnya kotor
Untuk melawan antikorupsi
Bentuk asosiasi keluarga koruptor
Makassar, 8 April 2010
1 Baruga sebuah ruangan atau bangunan menjadi tempat pertemuan atau musyawarah, di Sulawesi Selatan.
Rabu, 07 April 2010
Panca Salah
Anak petani ingin bergerilya
Tak ada senjata memakai cangkul
Tuhan anugrahkan bumi dan isinya
Kehutanan yang makin gundul
Kalau ingin bermain drama
Jangan perpanggung di tanah lembab
Tuhan anugrahkan nilai-nilai agama
Kemanusiaan yang tak adil dan biadab
Tupai merayap di atas dipan
Menari-nari di atas kursi
Tuhan anugrahkan amanah kepemimpinan
Persatuan kolusi dan korupsi
Ular berbisa di atas dahan
Harimau di padang terus mengaum
Tuhan anugrahkan keadilan dan kebanaran
Kejahatan yang dipimpin penagak hukum
Di puncak gunung turun hujan
Kalau banjir pepohonan rebah
Tuhan anugrahkan rezki dan kemakmuran
Keadilan sosial bagi yang serakah
Makassar, 7 April 2010
Tak ada senjata memakai cangkul
Tuhan anugrahkan bumi dan isinya
Kehutanan yang makin gundul
Kalau ingin bermain drama
Jangan perpanggung di tanah lembab
Tuhan anugrahkan nilai-nilai agama
Kemanusiaan yang tak adil dan biadab
Tupai merayap di atas dipan
Menari-nari di atas kursi
Tuhan anugrahkan amanah kepemimpinan
Persatuan kolusi dan korupsi
Ular berbisa di atas dahan
Harimau di padang terus mengaum
Tuhan anugrahkan keadilan dan kebanaran
Kejahatan yang dipimpin penagak hukum
Di puncak gunung turun hujan
Kalau banjir pepohonan rebah
Tuhan anugrahkan rezki dan kemakmuran
Keadilan sosial bagi yang serakah
Makassar, 7 April 2010
Selasa, 06 April 2010
Bedug Susno
Ulat hijau tidak kelihatan
Kalau sembunyi di dedaunan
Jenderal Susno kumandangkan nyanyian
Banyak terjatuh dari buaian
Kalau ingin menanam anggur
Jangan tanam di tanah berlumpur
Jenderal Susno berkata jujur
Bintang bayangkara ikut gugur
Rimbun merambat tumbuhan benalu
Sampai angin tak bisa berlalu
Bedug Susno bertalu-talu
Seperti sungai terbongkar di hulu
Ada embun di daun talas
Begulir-gulir tak berbekas
Ketika Susno berkata bebas
Bisa mengurangi setoran ke atas
Buah kelapa menghasilkan santan
Kalau pandai meramu perasan
Celoteh susno bukan gurauan
Dian-diam didukung pengusaha hiburan
Banyak kucing di dalam bilik
Mondar-mandir sambil melirik
Hati Susno merasa dicabik
Bisnis gelap pun merasa terusik
Ada mobil dalam garasi
Banyak yang mogok tak berbusi
Susno dan Gayus kolaborasi
Orang-orang besar kehilangan kulosi
Pedang dibuat pandai besi
Pedang diasah dua sisi
Susno rela melepaskan dasi
Ubah kurikulum sekolah polisi
Masak nasi di atas kompor
Nasi tak masak pancinya bocor
Jenderal Susno mencolek koruptor
Lantai dibersihkan dengan sapu kotor
Ular sembunyi di batu bata
Menangkap mangsa menutup mata
Mengapa Susno baru berkata
Ketika sindikat telah menggurita
Banyak buahnya pohon nangka
Buah durian makin langka
Mengapa Susno baru terbuka
Ketika dirinya merasa terluka
Makassar, 4 April 2010
Kalau sembunyi di dedaunan
Jenderal Susno kumandangkan nyanyian
Banyak terjatuh dari buaian
Kalau ingin menanam anggur
Jangan tanam di tanah berlumpur
Jenderal Susno berkata jujur
Bintang bayangkara ikut gugur
Rimbun merambat tumbuhan benalu
Sampai angin tak bisa berlalu
Bedug Susno bertalu-talu
Seperti sungai terbongkar di hulu
Ada embun di daun talas
Begulir-gulir tak berbekas
Ketika Susno berkata bebas
Bisa mengurangi setoran ke atas
Buah kelapa menghasilkan santan
Kalau pandai meramu perasan
Celoteh susno bukan gurauan
Dian-diam didukung pengusaha hiburan
Banyak kucing di dalam bilik
Mondar-mandir sambil melirik
Hati Susno merasa dicabik
Bisnis gelap pun merasa terusik
Ada mobil dalam garasi
Banyak yang mogok tak berbusi
Susno dan Gayus kolaborasi
Orang-orang besar kehilangan kulosi
Pedang dibuat pandai besi
Pedang diasah dua sisi
Susno rela melepaskan dasi
Ubah kurikulum sekolah polisi
Masak nasi di atas kompor
Nasi tak masak pancinya bocor
Jenderal Susno mencolek koruptor
Lantai dibersihkan dengan sapu kotor
Ular sembunyi di batu bata
Menangkap mangsa menutup mata
Mengapa Susno baru berkata
Ketika sindikat telah menggurita
Banyak buahnya pohon nangka
Buah durian makin langka
Mengapa Susno baru terbuka
Ketika dirinya merasa terluka
Makassar, 4 April 2010
Senin, 05 April 2010
Gema Pilkada
Bunglon merayap di ranting kayu
Daun putri malu terlihat layu
Musim pilkada sedang bersemi
Politisi bergerilya meraih simpati
Anjing menggongong di pagi hari
Melihat daging dalam lemari
Rebutan kesempatan dalam pilkada
Satu partai silang sengketa
Ular berbisa di tepi kali
Pandai mematok berkali-kali
Buru jabatan dalam pilkada
Teman seperjuangan disikat juga
Kancil melompat di punggung buaya
Ikan terlihat tidak berdaya
Rakyat bertekad pilkada bermutu
Partai berlomba melelang pintu
Di atas bukit elang mengintai
Di bawah pohon ayam bersantai
Bakal calon belum bertarung
Tim sukses sudah duluan bersabung
Anak ayam berjejer di kandang
Pagi hari enak dipandang
Pemilih pilkada bingung menampik
Semua baliho menyatakan terbaik
Di padang rumput ada keledai
Tak tahu melihat datangnya badai
Bakal calon sumpah-sumpahan
Demi Tuhan atau demi jabatan
Burung hantu di malam gulita
Bersuara sendu melihat pelita
Balon pilkada restu-restuan
Kunjungi dukun hingga kuburan
Burung merpati pandai terbang
Hinggap di pohon lupa kandang
Artis seksi pun berpilkada
Lupakan bule dan tutup dada
Tupai memanjat pohon bambu
Jatuh di atas punggung lembu
Bakal calon berprogram gratis
Pendidikan gratis hingga napas gratis
Makassar, 5 April 2010
Daun putri malu terlihat layu
Musim pilkada sedang bersemi
Politisi bergerilya meraih simpati
Anjing menggongong di pagi hari
Melihat daging dalam lemari
Rebutan kesempatan dalam pilkada
Satu partai silang sengketa
Ular berbisa di tepi kali
Pandai mematok berkali-kali
Buru jabatan dalam pilkada
Teman seperjuangan disikat juga
Kancil melompat di punggung buaya
Ikan terlihat tidak berdaya
Rakyat bertekad pilkada bermutu
Partai berlomba melelang pintu
Di atas bukit elang mengintai
Di bawah pohon ayam bersantai
Bakal calon belum bertarung
Tim sukses sudah duluan bersabung
Anak ayam berjejer di kandang
Pagi hari enak dipandang
Pemilih pilkada bingung menampik
Semua baliho menyatakan terbaik
Di padang rumput ada keledai
Tak tahu melihat datangnya badai
Bakal calon sumpah-sumpahan
Demi Tuhan atau demi jabatan
Burung hantu di malam gulita
Bersuara sendu melihat pelita
Balon pilkada restu-restuan
Kunjungi dukun hingga kuburan
Burung merpati pandai terbang
Hinggap di pohon lupa kandang
Artis seksi pun berpilkada
Lupakan bule dan tutup dada
Tupai memanjat pohon bambu
Jatuh di atas punggung lembu
Bakal calon berprogram gratis
Pendidikan gratis hingga napas gratis
Makassar, 5 April 2010
Sabtu, 03 April 2010
Penegakan Hukum
Anjing makan di tengah lapangan
Dilempar batu tidak merasa
Makelar kasus gentayangan
Kantor pengadilan jadi lantai bursa
Ada kancil memburu rusa
Di ranting pohon ada kelelawar
Kantor pengadilan jadi lantai bursa
Pengacara dan jaksa tawar-menawar
Dalam pot tumbuh mawar
Jangan diikat tali-temali
Pengacara dan jaksa tawar-menawar
Ditangkap KPK di pinggir kali
Olahragawan memburu medali
Medali emas hingga perunggu
Ditangkap KPK di pinggir kali
Pintu penjara sudah menunggu
Di batas jalan ada tugu
Tugu terbuat dari batu kapur
Pintu penjara sudah menunggu
Dalam penjara bisa diatur
Koki memasak dalam dapur
Masakan enak banyak yang coba
Dalam penjara bisa diatur
Bisa jadi bandar narkoba
Tikus melompat mencari kecamba
Kucing melompat dalam garasi
Bisa jadi bandar narkoba
Ditangkap polisi dalam operasi
Banyak orang memakai dasi
Di atas meja bermain catur
Ditangkap polisi dalam operasi
Susunan BAP bisa lentur
Pandai berlari di atas lumpur
Karena takut duburu santet
Susunan BAP bisa lentur
Nasib tergantung isi dompet
Kalau mengunyah permen karet
Jangan sampai bercampur lem
Nasib tergantung isi dompet
Tahanan narkoba jadi mesin ate'em
Sopir pandai menginjak rem
Remnya putus karena berkarat
Tahanan narkoba jadi mesin ate'em
Maling jemuran dihukum sekarat
Ada pesawat mendarat darurat
Pesawat lain harus beralih
Maling jemuran dihukum berat
Koruptor diganjar tebang pilih
Makassar, 3 April 2010
Dilempar batu tidak merasa
Makelar kasus gentayangan
Kantor pengadilan jadi lantai bursa
Ada kancil memburu rusa
Di ranting pohon ada kelelawar
Kantor pengadilan jadi lantai bursa
Pengacara dan jaksa tawar-menawar
Dalam pot tumbuh mawar
Jangan diikat tali-temali
Pengacara dan jaksa tawar-menawar
Ditangkap KPK di pinggir kali
Olahragawan memburu medali
Medali emas hingga perunggu
Ditangkap KPK di pinggir kali
Pintu penjara sudah menunggu
Di batas jalan ada tugu
Tugu terbuat dari batu kapur
Pintu penjara sudah menunggu
Dalam penjara bisa diatur
Koki memasak dalam dapur
Masakan enak banyak yang coba
Dalam penjara bisa diatur
Bisa jadi bandar narkoba
Tikus melompat mencari kecamba
Kucing melompat dalam garasi
Bisa jadi bandar narkoba
Ditangkap polisi dalam operasi
Banyak orang memakai dasi
Di atas meja bermain catur
Ditangkap polisi dalam operasi
Susunan BAP bisa lentur
Pandai berlari di atas lumpur
Karena takut duburu santet
Susunan BAP bisa lentur
Nasib tergantung isi dompet
Kalau mengunyah permen karet
Jangan sampai bercampur lem
Nasib tergantung isi dompet
Tahanan narkoba jadi mesin ate'em
Sopir pandai menginjak rem
Remnya putus karena berkarat
Tahanan narkoba jadi mesin ate'em
Maling jemuran dihukum sekarat
Ada pesawat mendarat darurat
Pesawat lain harus beralih
Maling jemuran dihukum berat
Koruptor diganjar tebang pilih
Makassar, 3 April 2010
Kamis, 01 April 2010
Rekening Gayus
Halaman belakang tak punya pilar
Air di kolam tak jadi bening
Rekening Gayus puluhan milyar
Guru terpencil tak punya rekening
Banyak kendaraan terparkir liar
Para pengendara melompat pagar
Rekening Gayus puluhan milyar
Buruh perusahaan menahan lapar
Lampu remamg di meja biliar
Stik pemain terangkat tinggi
Rekening Gayus puluhn milyar
Pegawai pajak bergaji tinggi
Tikus melompat di air tawar
Badannya basah penuh kuman
Rekening Gayus puluhan milyar
Tempat parkir pajak siluman
Bajak laut sedang berlayar
Melihat ikan dalam keramba
Rekening Gayus puluhan milyar
Penegak hukum berlomba-lomba
Ada makanan di atas tikar
Tikar terbuat dari daun kelapa
Rekening Gayus puluhan milyar
Uang siapa untuk siapa
Anjing berlari ke dalam pasar
Kenyang makan mulut berbusa
Rekening Gayus puluhan milyar
Rekening kami kadaluarsa
Tupai berlari sangat liar
Di tengah pepohonan ramai
Rekening Gayus puluhan milyar
Mengalir dari pajak pegawai
Anak nelayan pandai berlayar
Tiba di pantai menyimpan jejak
Rekening Gayus puluhan milyar
Orang bijak taat pajak
Pandai nian tuan berselancar
Di atas gelombang tuan menapak
Rekening Gayus puluhan milyar
Orang pajak tak tau bijak
Makassar, 1 April 2010
Air di kolam tak jadi bening
Rekening Gayus puluhan milyar
Guru terpencil tak punya rekening
Banyak kendaraan terparkir liar
Para pengendara melompat pagar
Rekening Gayus puluhan milyar
Buruh perusahaan menahan lapar
Lampu remamg di meja biliar
Stik pemain terangkat tinggi
Rekening Gayus puluhn milyar
Pegawai pajak bergaji tinggi
Tikus melompat di air tawar
Badannya basah penuh kuman
Rekening Gayus puluhan milyar
Tempat parkir pajak siluman
Bajak laut sedang berlayar
Melihat ikan dalam keramba
Rekening Gayus puluhan milyar
Penegak hukum berlomba-lomba
Ada makanan di atas tikar
Tikar terbuat dari daun kelapa
Rekening Gayus puluhan milyar
Uang siapa untuk siapa
Anjing berlari ke dalam pasar
Kenyang makan mulut berbusa
Rekening Gayus puluhan milyar
Rekening kami kadaluarsa
Tupai berlari sangat liar
Di tengah pepohonan ramai
Rekening Gayus puluhan milyar
Mengalir dari pajak pegawai
Anak nelayan pandai berlayar
Tiba di pantai menyimpan jejak
Rekening Gayus puluhan milyar
Orang bijak taat pajak
Pandai nian tuan berselancar
Di atas gelombang tuan menapak
Rekening Gayus puluhan milyar
Orang pajak tak tau bijak
Makassar, 1 April 2010
Langganan:
Postingan (Atom)