Pantun-pantun dalam blog ini juga didedikasikan mendukung anti korupsi

Kamis, 29 April 2010

Berkorup-korup Dahulu

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Berkorup-korup dahulu
Penjara urusan kemudian

Lincah nian aksi matador
Salah langkah terperangkap
Nasib sial menimpa koruptor
Baru sedikit sudah ditangkap

Tikus sembunyi di berbagai tempat
Kucing di lantai mulai melirik
Sepandai-pandai kuruptor melompat
Ditangkap KPK tidak bisa berkutik

Jangan gunakan sapu yang kotor
Kalau lantai dibersihkan semuanya
Jaksa berkeringat menuntut koruptor
Karena terdakwa adalah koleganya

Buah durian tajam baunya
Bisa dibuat jadi gula-gula
Karena terdakwa adalah koleganya
Habis menutut ditangkap pula

Di toko banyak minuman berharga
Minum sebatas pelepas dahaga
Banyak uang kebanggan keluarga
Jadi koruptor memalukan keluarga

Di tepi jalan banyak jualan
Anjing di kandang mengintip keluar
Mobil KPK melintas di jalan
Koruptor kaget menabrak trotoar

Kolam dibuat berbilik-bilik
Ada arwana dan ikan predator
Koruptor terancam KPK dan publik
Bikin wadah paguyuban koruptor


Makassar, 29 April 2010

Rabu, 28 April 2010

Tawuran Mahasiswa

Anjing di hutan makin berani
Kalau melihat binatang buruan
Sungguh aktif mahasiswa kini
Sepi demo, ramai tawuran

Di tungku tempat menanak nasi
Nasinya hangus berlapis-lapis
Mahasiswa menjadi agen reformasi
Kalau demo suka anarkis

Mengukur pohon gunakan meter
Pohon tumbang tak bisa berdiri
Mahasiswa jauh dari almamater
Sering membakar kampus sendiri

Daun gugur di segala musim
Di jalan tak bisa melihat ke atas
Akademik alami perubahan iklim
Tradisi tawuran antarfakultas

Ayam aduan hinggap di pagar
Jatuh tersungkur ke dalam selokan
Tawuran mengganti minat belajar
Dari kampus sampai pondokan

Kucing bertengkar dalam garasi
Melihat ikan dalam rawa
Tawuran preman konsolidasi
Merasa tersaingi tawuran mahasiswa

Di padang luas banyak buruan
Hewan liar pandai berlari
Mahasiswa suka-suka tawuran
Dosen mengajar sesuai teori

Mengukir kayu gunakan ketam
Ketamnya patah menjadi dua
Mahasiswa gunakan kacamata hitam
Dosen gunakan kacamata kuda


Makassar, 28 April 2010

Selasa, 27 April 2010

Ujian Akhir Nasional

Pandai bermain lompat galah
Sambil lompat tangan digenggam
UAN dipaksakan di sekolah-sekolah
Soal seragam jawaban seragam

Banyak sampah di drainase
Sampah kotor bisa dijual
UAN diciptakan menjadi prestise
Sekolah berusaha bocorkan soal

Di tebing curam ada lelawa
Di tengah tebing ada gua
Soal UAN dibuat di Jawa
Dipaksa jawab siswa Papua

Pergi ke hutan membawa bungkusan
Jangan buka di kebun ketela
UAN penentu nasib kelulusan
Bisnis bocoran merajalela

Buang racun di lumpur kotor
Mati disantap lele dan gabus
UAN dipaksakan menjadi indikator
Siswa pandai banyak tak lulus

Di batu karang banyak ikan
Banyak racun tak bisa ditangkal
UAN untuk kualitas pendidikan
Singkir keragaman pengetahuan lokal

Pandai besi membakar logam
Habis ditempa langsung rendam
UAN dibuat kualitas seragam
Menanam bibit korupsi seragam

Kambing dilepas mencari makan
Tanaman pekarangan rusak parah
UAN menjadi proyek pendidikan
Ingin dihapus banyak yang marah

Kerbau mandi dalam kubangan
Menginjak-injak padi tegalan
UAN menjadi simbol kebanggan
Rayakan kelulusan pawai di jalan


Makassar, 27 April 2010

Senin, 26 April 2010

Sesama

Pohon damar dibuat dupa
Kalau berjanji janganlah lupa

Mawar berbunga indah merekah
Ingin bahagia jangan serakah

Semut merayap jalin-menjalin
Ada padamu juga milik yang lain

Kalau memetik buah delima
Banyak memberi banyak menerima

Ingin memandang pohon dipanjat
Sesama manusia sama derajat

Ombak di pantai berderap-derap
Kalau memberi, jangan mengharap

Indah nian kepulauan Indonesia
Jangan korbankan sesama manusia

Kapal berlayar menuju teluk
Jangan korbankan sesama makhluk

Rusa di hutan tertikam belati
Kalau menyakiti pasti disakiti

Angin bertiup takkan lama
Jangan memendam iri sesama

Tanam cempaka di dalam kuburan
Sumpah jabatan disaksikan Tuhan

Daun diracik menjadi jamu
Uang negara bukan milikmu


Makassar, 25 April 2010

Sabtu, 24 April 2010

Penegak Hukum Cari Selamat

Petir berbunyi seluruh jagad
Burung-burung bersuara lirih
Pemimpin negara selalu bertekad
Tegakkan hukum tanpa pamrih

Tikus di loteng pandai memilih
Mengendus gunakan hidung dan dahi
Tegakkan hukum tanpa pamrih
Penegak hukum yang berkelahi

Kalau ayam sedang birahi
Cakar menggaruk-garuk lahan
Penegak hukum yang berkelahi
Masing-masing cari kesalahan

Semut-semut merayap di dahan
Ada burung siap melumat
Masing-masing cari kesalahan
Saling siku mencari selamat

Dukun berziarah di tempat keramat
Sesaji berupa ayam belia
Saling siku mencari selamat
Keputusan hukum di tangan mafia

Tupai melompat di pohon akasia
Jatuh ke tanah memanjat menara
Keputusan hukum di tangan mafia
Karena uang habis perkara

Kancil hidup di belantara
Karena suka mengembara
Karena uang habis perkara
Mafia hukum mengatur negara

Masak pisang di api membara
Masak air lewat batu bara
Mafia hukum mengatur negara
Dari pengadilan sampai penjara


Makassar, 24 April 2010

Kamis, 22 April 2010

Bumi

Banyak bunga di musim semi
Kumbang-kumbang berkelana
Banyak usaha selamatkan bumi
Jangan banyak dalam wacana

Hujan menimpa pohon akasia
Air bergulir di daun talas
Bumi minta tanggungjawab manusia
Tanamlah pohon serius dan ikhlas

Di atas karang ada cumi-cumi
Membuang tinta di batu yang bulat
Mari menjaga satu bumi
Jadi tanggungjawab semua umat

Penunggang duduk di atas pelana
Kuda lapar minta jerami
Mengapa bencana di mana-mana
Karena manusia merusak bumi

Ada ulat dalam nenas
Semut-semut mengerumuni
Siang malam udara panas
Karena rusak selimut bumi

Buah disimpan dalam kardus
Sudah rusak baru diangkat
Mengapa tanah kering dan tandus
Karena hutan habis dibabat

Dalam museum tersimpan mumi
Tak ada keterangan huruf dan kata
Efek rumah kaca menimpa bumi
Karena manusia hidup di kaca

Kalau menggoreng pisang molen
Pisang masak secara alami
Penduduk bumi hidup modern
Bumi dipanggang minyak bumi


Makassar, 22 April 2010

Rabu, 21 April 2010

Kartini

Giat bekerja para petani
Kalau bersama kawan sebaya
Kalau merayakan Hari Kartini
Jangan dinilai sekadar kebaya

Anak muda menanak nasi
Kalau masak makan sendiri
Mengenang jasa emansipasi
Raden Kartini tidak sendiri

Di Papua ada Sentani
Tempat orang menjual kain
Mengenang jasa-jasa Kartini
Kenanglah juga kartini-kartini lain

Anak pelaut bermain-main
Sore hari pergi memancing
Kenanglah juga kartini-kartini lain
Memanggul senjata dan bambu runcing

Belomba-lomba mandi di bak
Saat mandi jangan sembrono
Mengenang usaha setarakan hak
Jangan Kartini jadi Kartono

Indah nian musik perkusi
Sampai terbuai dalam alunan
Kartini berjuang meraih kursi
Ada yang bekerja kuli bangunan

Daun cemara jatuh berderai
Cabangnya jatuh di atas kuburan
Ada kartini yang kawin-cerai
Ada teraniaya di negeri jiran

Simpan jarum dalam jerami
Tidak terkena sinar mentari
Kartini takluk di lutut suami
Ada suami yang takut istri


Makassar, 21 April 2010

Senin, 19 April 2010

Pendidikan Gratis

Di batas cakrawala seperti garis
Awan berarak seperti diolah
Berkat program pendidikan gratis
Anak tak mampu bisa sekolah

Rumput merambat di atas pagar
Akar tak sampai di tali jemuran
Pendidikan gratis tidak berbayar
Sekolah takut memungut bayaran

Di atas dinding semut berbaris
Merayap masuk dalam rantang
Pendidikan gratis semuanya gratis
Guru disogok lewat pintu belakang

Pandai bermain anak sebaya
Berebut makanan di atas pedati
Pendidikan gratis tanpa biaya
Guru mengajar setengah hati

Indah rupanya kembang melati
Tak bisa tumbuh di bebatuan
Guru mengajar setengah hati
Karena sulit proyek pungutan

Kalau belajar menunggang kuda
Jangan berjalan di atas sekam
Pendidikan graris disubsidi pemda
Metode belajar jadi seragam

Kalau ingin memotong kuku
Jangan gunakan parang sabit
Pendidikan gratis menyediakan buku
Sekolah berkolusi dengan penerbit

Ada ayam bertelur di sudut
Kadal sembunyi di pohon keladi
Pendidikan gratis dilarang memungut
Guru-guru terima upeti pribadi

Petani ladang menanam padi
Tak berbuah batangnya ramping
Guru-guru terima upeti pribadi
Murid bodoh bisa dapat rangking


Makassar, 19 April 2010

Sabtu, 17 April 2010

Negeriku

Nasi dimasak menjadi bubur
Sambil makan duduk di kursi
Negeri subur aman dan makmur
Berkembang pesat ladang korupsi

Di atas pohon monyet tertawa
Melihat-lihat hewan melata
Negeri indah jamrud khatulistiwa
Kekayaan alam tak dibagi rata

Di pinggir hutan ada pedati
Para pemburu memungut gading
Penduduk negeriku berbudi pekerti
Ada gayus dan nasi aking

Di dinding ada lukisan absurd
Bingkai dirajut dari untaian besi
Negeri elok untaian jamrud
Korupsi berjamaah jadi profesi

Bunglon berdiam di dahan-dahan
Kulitnya indah licin dan mulus
Penduduk negeriku berketuhanan
Ibadah dan korupsi berbanding lurus

Di kolam banyak ikan nila
Di muara banyak buaya
Negeriku berdasarkan pancasila
Rakyat melarat pejabatnya kaya

Tanam pisang di batu cadas
Gali lobang gunakan jarum
Negeriku sudah tinggal landas
Kandas di tangan mafia hukum

Pergi berburu tak pakai alat
Ada ular sembunyi di ranting
Negeriku merdeka dan berdaulat
Takluk di bawah kepentingan asing


Makassar, 17 April 2010

Jumat, 16 April 2010

Makassar Menuju Kota Dunia

Tanam pohon di Sukaria
Pohon tak tumbuh di tapal batas
Makassar menuju kota dunia
Besar gaung dari realitas

Ombak menghempas di Samalona
Air laut menggerus tanah
Makassar menuju kota dunia
Cagar budayanya hampir punah

Mobil melaju dari Biringkanaya
Menabrak batu rusak parah
Makassar menuju kota dunia
Dikepung ruko berbagai arah

Hiruk-pikuk di hari raya
Berlomba-lomba bangun gapura
Makassar menuju kota dunia
Bersih di saat penilaian adipura

Coto Makassar nikmat rasanya
Mangkok disimpan di atas paha
Makassar menuju kota dunia
Kota ditata kehendak pengusaha

Di sungai Tallo ada buaya
Musim hujan buaya mengapung
Makassar menuju kota dunia
Ruang hijau berganti gedung

Pandai berlari anak belia
Penjual obat pandai meramal
Makassar menuju kota dunia
Lapangan karebosi menjadi mal

Buah rambutan banyak rambutnya
Banyak durinya kulit durian
Makassar menuju kota dunia
Angkotnya padat tak beraturan

Angin bertiup dari Cambaiyya
Hujan jatuh tidak merata
Makassar menuju kota dunia
Gudang bertebaran dalam kota

Banyak acara hiburan mania
Penonton pun duduk menengadah
Makassar menuju kota dunia
Berita di teve berdarah-darah


Makassar, 16 April 2010

Kamis, 15 April 2010

Koja Berdarah

Panas terik terasa gerah
Dari siang hingga malam
Koja rusuh Koja berdarah
Luapan amarah yang terpendam

Pandai besi membakar logam
Di tepi tungku panas terasa
Luapan amarah yang terpendam
Puluhan kendaraan dibakar massa

Rumah berdinding kawat kasa
Gunakan cat berwarna merah
Puluhan kendaraan dibakar massa
Pamong praja dan warga berdarah-darah

Kalau badan terluka parah
Carilah kolam untuk berendam
Pamong Praja dan warga berdarah-darah
Rakyat kecil membalas dendam

Pahit rasanya serpihan garam
Jangan dimakan dengan ganja
Rakyat kecil membalas dendam
Sering digusur pamong praja

Kalau ingin pergi berbelanja
Jangan hanya membeli manisan
Sering digusur pamong praja
Yang kadang lupa kemanusiaan

Badai dan hujan di pegunungan
Bunyi petir berdentuman
Yang kadang lupa kemanusiaan
Andalkan pendekatan keamanan

Singa mangamuk dalam hutan
Melihat orang menebang rotan
Andalkan pendekatan keamanan
Turun lapangan bertindak arogan

Harimau lapar mencari kubangan
Sapi-sapi berjalan lambat
Turun lapangan bertindak arogan
Terkesan memihak pada yang kuat

Perahu kecil tak bisa memuat
Tak bisa pindah dalam gerobak
Terkesan memihak pada yang kuat
Keyakinan warga langsung ditabrak

Makassar, 15 April 2010

Rabu, 14 April 2010

Century Kemana?

Kalau makan buah terlarang
Jangan simpan dalam perut
Tembak teroris di Tangerang
Kasus Century mulai surut

Pahit rasanya minum teh
Kalau banyak yang dicelup 
Tembak teroris di Banda Aceh
Kasus Century mulai redup

Asap cerobong mengepul ke udara
Akan terhirup di gelap malam
Tembak teroris di Sumatra Utara
Kasus Century timbul tenggelam

Gajah di hutan menari-nari
Semut-semut merayap rapi
Jenderal Susno melawan Polri
Kasus Century makin sepi

Kalau memakai kapur barus
Jangan gunakan untuk atap
Jendral Susno menyingkap Gayus
Kasus Century telah tiarap

Jangan terlalu melompat tinggi
Kalau jatuh tersangkut di pagar
Gayus menyerat para petinggi
Kasus Century jarang terdengar

Deteksi tubuh dengan sinar X
Ada kanker yang menyelinap
Jederal Susno ungkap mister X
Kasus Century jadi lenyap

Tupai makan buah kenari
Jatuh di tanah jadi terpana
Mister X diseret ke Polri
Kasus Century entah ke mana


Makassar, 14 April 2010

Selasa, 13 April 2010

Jenderal Susno Ditangkap

Di pelabuhan kapal ditambat
Para perompak berpesta pora
Jenderal Susno pergi berobat
Ditangkap provos di bandara

Api di tungku sedang membara
Dalam baskom bara direndam
Ditangkap provos di Bandara
Penegakan disiplin atau dendam

Di atas menara lampu padam
Orang bemain lompat gala
Penegakan disiplin atau dendam
Penegakan hukum seperti main bola

Diintai-intai para penjala
Ikan-ikan tak mau berenang
Penegakan hukum seperti main bola
Penegak hukum saling menyerang

Kucing hitam pandai meradang
Kalau melihat kucing sebaya
Penegak hukum saling menyerang
Seperti buaya menerkam buaya

Ada gajah di hutan raya
Geram melihat kancil merah
Seperti buaya menerkam buaya
Cicak-cicak dibuat marah

Ikan hiu mencium darah
Darah bercampur air mani
Cicak-cicak dibuat marah
Banyak pengayom kehilangan nurani

Pohon beringin ditanam petani
Tak akan tumbuh pohon gandum
Banyak pengayom kehilangan nurani
Makelar kasus dan mafia hukum

Harimau pandai mengaum
Kalau ingin bekeliaran
Makelar kasus dan mafia hukum
Hukum diatur sesuai bayaran


Makassar, 13 April 2010

Minggu, 11 April 2010

Kalaulah Ingin

Kancil berlari di jembatan besi
Melompat cepat di pinggir lembah
Kalaulah ingin berprestasi
Janganlah diri menengok ke bawah

Ada pungguk memandang bulan
Melihat cakrawala tak ada batas
Kalaulah ingin kekayaan
Janganlah diri menengok ke atas

Perang saudara di Serbia
Perang gerilya di Srilangka
Kalaulah ingin berbahagia
Jangan bergumul dalam prasangka

Di atas tanah kaki berpijak
Saat mendaki di tanah landai
Kalaulah ingin menjadi bijak
Janganlah diri merasa terpandai

Jarum disimpan dalam peti
Patinya rusak tak bisa diangkat
Kalaulah ingin dihormati
Jangan gunakan gelar dan pangkat

Di tepi hutan rusa berjalan
Rumput kecil tak bisa berdiri
Kalaulah ingin keadilan
Jangan menghukum diri sendiri

Dalam kebun ada persemaian
Dikelilingi kawat berduri
Kalaulah ingin kedamaian
Perangilah napsu di dalam diri

Ombak menghempas ke tepi pantai
Desah berbunyi di bebatuan
Kalaulah ingin dicintai
Jangan berselimut kepalsuan

Dalam kolam ada teratai
Indah bunganya dikenang selalu
Kalaulah ingin mencintai
Belajarlah ikhlas lebih dahulu


Makassar, 11 April 2010

Sabtu, 10 April 2010

Makelar dan Mafia

Air tergenang sampai ke pusat
Di tengah jalan ada bundaran
Mafia kasus berkembang pesat
Makelar kasus banjir orderan

Kalau ingin memakai kemeja
Jangan sandar di dinding ruangan
Penegak hukum duduk di meja
Makelar kasus berkeliaran

Simpan ikan dalam bungusan
Nasi basi dalam kukusan
Makelar tanah satu jurusan
Makelar kasus semua juruan

Di kubangan ada buaya
Banyak sapi tak berdaya
Makelar kasus banyak untungnya
Makelar barang banyak buntungnya

Di pinggir danau banyak rumbia
Di sela-sela pohon tuba
Penegak hukum menjadi mafia
Tuntaskan kasus dengan hukum rimba

Tanam lombok di batu kapur
Habis buahnya dimakan hama
Pasal undang-undang diatur-atur
Mafia mengabaikan hukum karma

Perompak berlayar ke Malaysia
Menggasak ikan para nelayan
Sandiwara hukum pengadilan mafia
Ketuk palu sesuai pesanan

Pohon benalu tumbuh melilit
Tak mau tumbuh di atas batu
Tegakkan hukum hanya di kulit
Kalau mafia menjadi penentu

Di puncak menara bunyi lonceng
Jatuh terhempas ke jembatan
Mafia kasus pandai bertopeng
Nurani dibunuh dengan kejahatan

Angin menerpa pohon akasia
Banyak ulat bergantungan
Cerdik nian di republik mafia
Tuhan dibajak untuk keuntungan


Makassar, 10 April 2010

Jumat, 09 April 2010

Partai

Ada perkutut di Lebak Bulus
Suaranya merdu karena disayang
Kongres PDIP berjalan mulus
Ibu Mega seng ada lawan
1

Kalau banteng dibawa berlaga
Tali kendali diikat melilit
Tak ada saingan bagi Ibu Mega
Partai wong cilik atau wong elit

Roti mengambang karena ragi
Lahap dimakan dengan anggur
Partai-parti melambung tinggi
Kekuatan partai nyantol di figur

Tanam padi di tanah subur
Dibawa banjir jatuh ke lumpur
Kalau partai kehilangan figur
Ibarat nasi menjadi bubur

Di tengah lumbung padi terhambur
Dilihat ayam langsung melompat
Di kala partai banyak yang subur
Kader-kader jadi kutu loncat

Kuda ditambat di tepi jembatan
Tak bisa dilepas menarik kereta
Partai subur jadi rebutan
Partai gurem dilanda sengketa

Di pohon kelapa tupai mengintip
Mencari-cari tempat yang dingin
Banyak partai kehilangan prinsip
Ideologi tergantung arah angin

Makassar, 9 April 2010

1 Seng ada lawan artinya tidak ada lawan tanding, dialek Ambon, salah satu daerah basis PDIP.

Kamis, 08 April 2010

Korupsi

Makin berkurang air di sumur
Kalau tiba musim panas
Republik Indonesia tak akan makmur
Kalau korupsi tak diberantas

Musim kemarau terlalu lama
Di batang pohon tumbuh jamur
Penduduk Indonesia orang beragama
Kolusi korupsi berkembang subur

Rayap merayap berbaris-baris
Menggerogoti kayu sampai besi
Para koruptor adalah teroris
Merusak bangsa mutidimensi

Pohon beringin berakar di atas
Akar menjuntai tak tersabet
Kasus teroris tangkas dan tuntas
Kasus korupsi lamban dan mampet

Pedang disimpan dalam peti
Kalau pendekar sedang mabuk
Kalau koruptor dihukum mati
Negeri ini kehabisan penduduk

Ular berbisa beriring-iringan
Kalau melewati lantai yang kotor
Penduduk desa merasa kehilangan
Budaya gotong royong dibajak koruptor

Kalau ingin menjual ikan
Jangan duduk di atas kursi
Korupsi menggurita di dunia pendidikan
Tidak ada pendidikan antikorupsi


Duduk bersila dalam baruga 1
Bunyi gong bertalu-talu
Hasil korupsi makmurkan keluarga
Kalau ketahuan keluarga yang malu

Di batang pohon banyak benalu
Pohon induk tak berdaya
Keluarga koruptor tak akan malu
Kalau korupsi telah membudaya

Di sampah banyak makanan basi
Dimakan lalau tubuhnya kotor
Untuk melawan antikorupsi
Bentuk asosiasi keluarga koruptor


Makassar, 8 April 2010

1 Baruga sebuah ruangan atau bangunan menjadi tempat pertemuan atau musyawarah, di Sulawesi Selatan.

Rabu, 07 April 2010

Panca Salah

Anak petani ingin bergerilya
Tak ada senjata memakai cangkul
Tuhan anugrahkan bumi dan isinya
Kehutanan yang makin gundul

Kalau ingin bermain drama
Jangan perpanggung di tanah lembab
Tuhan anugrahkan nilai-nilai agama
Kemanusiaan yang tak adil dan biadab

Tupai merayap di atas dipan
Menari-nari di atas kursi
Tuhan anugrahkan amanah kepemimpinan
Persatuan kolusi dan korupsi

Ular berbisa di atas dahan
Harimau di padang terus mengaum
Tuhan anugrahkan keadilan dan kebanaran
Kejahatan yang dipimpin penagak hukum

Di puncak gunung turun hujan
Kalau banjir pepohonan rebah
Tuhan anugrahkan rezki dan kemakmuran
Keadilan sosial bagi yang serakah


Makassar, 7 April 2010

Selasa, 06 April 2010

Bedug Susno

Ulat hijau tidak kelihatan
Kalau sembunyi di dedaunan
Jenderal Susno kumandangkan nyanyian
Banyak terjatuh dari buaian

Kalau ingin menanam anggur
Jangan tanam di tanah berlumpur
Jenderal Susno berkata jujur
Bintang bayangkara ikut gugur

Rimbun merambat tumbuhan benalu
Sampai angin tak bisa berlalu
Bedug Susno bertalu-talu
Seperti sungai terbongkar di hulu

Ada embun di daun talas
Begulir-gulir tak berbekas
Ketika Susno berkata bebas
Bisa mengurangi setoran ke atas

Buah kelapa menghasilkan santan
Kalau pandai meramu perasan
Celoteh susno bukan gurauan
Dian-diam didukung pengusaha hiburan

Banyak kucing di dalam bilik
Mondar-mandir sambil melirik
Hati Susno merasa dicabik
Bisnis gelap pun merasa terusik

Ada mobil dalam garasi
Banyak yang mogok tak berbusi
Susno dan Gayus kolaborasi
Orang-orang besar kehilangan kulosi

Pedang dibuat pandai besi
Pedang diasah dua sisi
Susno rela melepaskan dasi
Ubah kurikulum sekolah polisi

Masak nasi di atas kompor
Nasi tak masak pancinya bocor
Jenderal Susno mencolek koruptor
Lantai dibersihkan dengan sapu kotor

Ular sembunyi di batu bata
Menangkap mangsa menutup mata
Mengapa Susno baru berkata
Ketika sindikat telah menggurita

Banyak buahnya pohon nangka
Buah durian makin langka
Mengapa Susno baru terbuka
Ketika dirinya merasa terluka


Makassar, 4 April 2010

Senin, 05 April 2010

Gema Pilkada

Bunglon merayap di ranting kayu
Daun putri malu terlihat layu
Musim pilkada sedang bersemi
Politisi bergerilya meraih simpati

Anjing menggongong di pagi hari
Melihat daging dalam lemari
Rebutan kesempatan dalam pilkada
Satu partai silang sengketa

Ular berbisa di tepi kali
Pandai mematok berkali-kali
Buru jabatan dalam pilkada
Teman seperjuangan disikat juga

Kancil melompat di punggung buaya
Ikan terlihat tidak berdaya
Rakyat bertekad pilkada bermutu
Partai berlomba melelang pintu

Di atas bukit elang mengintai
Di bawah pohon ayam bersantai
Bakal calon belum bertarung
Tim sukses sudah duluan bersabung

Anak ayam berjejer di kandang
Pagi hari enak dipandang
Pemilih pilkada bingung menampik
Semua baliho menyatakan terbaik

Di padang rumput ada keledai
Tak tahu melihat datangnya badai
Bakal calon sumpah-sumpahan
Demi Tuhan atau demi jabatan

Burung hantu di malam gulita
Bersuara sendu melihat pelita
Balon pilkada restu-restuan
Kunjungi dukun hingga kuburan

Burung merpati pandai terbang
Hinggap di pohon lupa kandang
Artis seksi pun berpilkada
Lupakan bule dan tutup dada

Tupai memanjat pohon bambu
Jatuh di atas punggung lembu
Bakal calon berprogram gratis
Pendidikan gratis hingga napas gratis


Makassar, 5 April 2010

Sabtu, 03 April 2010

Penegakan Hukum

Anjing makan di tengah lapangan
Dilempar batu tidak merasa
Makelar kasus gentayangan
Kantor pengadilan jadi lantai bursa

Ada kancil memburu rusa
Di ranting pohon ada kelelawar
Kantor pengadilan jadi lantai bursa
Pengacara dan jaksa tawar-menawar

Dalam pot tumbuh mawar
Jangan diikat tali-temali
Pengacara dan jaksa tawar-menawar
Ditangkap KPK di pinggir kali

Olahragawan memburu medali
Medali emas hingga perunggu
Ditangkap KPK di pinggir kali
Pintu penjara sudah menunggu

Di batas jalan ada tugu
Tugu terbuat dari batu kapur
Pintu penjara sudah menunggu
Dalam penjara bisa diatur

Koki memasak dalam dapur
Masakan enak banyak yang coba
Dalam penjara bisa diatur
Bisa jadi bandar narkoba

Tikus melompat mencari kecamba
Kucing melompat dalam garasi
Bisa jadi bandar narkoba
Ditangkap polisi dalam operasi

Banyak orang memakai dasi
Di atas meja bermain catur
Ditangkap polisi dalam operasi
Susunan BAP bisa lentur

Pandai berlari di atas lumpur
Karena takut duburu santet
Susunan BAP bisa lentur
Nasib tergantung isi dompet

Kalau mengunyah permen karet
Jangan sampai bercampur lem
Nasib tergantung isi dompet
Tahanan narkoba jadi mesin ate'em

Sopir pandai menginjak rem
Remnya putus karena berkarat
Tahanan narkoba jadi mesin ate'em
Maling jemuran dihukum sekarat

Ada pesawat mendarat darurat
Pesawat lain harus beralih
Maling jemuran dihukum berat
Koruptor diganjar tebang pilih


Makassar, 3 April 2010

Kamis, 01 April 2010

Rekening Gayus

Halaman belakang tak punya pilar
Air di kolam tak jadi bening
Rekening Gayus puluhan milyar
Guru terpencil tak punya rekening

Banyak kendaraan terparkir liar
Para pengendara melompat pagar
Rekening Gayus puluhan milyar
Buruh perusahaan menahan lapar

Lampu remamg di meja biliar
Stik pemain terangkat tinggi
Rekening Gayus puluhn milyar
Pegawai pajak bergaji tinggi

Tikus melompat di air tawar
Badannya basah penuh kuman
Rekening Gayus puluhan milyar
Tempat parkir pajak siluman

Bajak laut sedang berlayar
Melihat ikan dalam keramba
Rekening Gayus puluhan milyar
Penegak hukum berlomba-lomba

Ada makanan di atas tikar
Tikar terbuat dari daun kelapa
Rekening Gayus puluhan milyar
Uang siapa untuk siapa

Anjing berlari ke dalam pasar
Kenyang makan mulut berbusa
Rekening Gayus puluhan milyar
Rekening kami kadaluarsa

Tupai berlari sangat liar
Di tengah pepohonan ramai
Rekening Gayus puluhan milyar
Mengalir dari pajak pegawai

Anak nelayan pandai berlayar
Tiba di pantai menyimpan jejak
Rekening Gayus puluhan milyar
Orang bijak taat pajak

Pandai nian tuan berselancar
Di atas gelombang tuan menapak
Rekening Gayus puluhan milyar
Orang pajak tak tau bijak


Makassar, 1 April 2010